“Anaknya gendut banget, Mbak, susunya apa?” tanya tetangga saat saya mengajak Ghifa jalan-jalan sore.
“Hanya minum saya (baca: ASI).”
“Loh, masak sih?” tanyanya heran.
Anda pernah juga mendapat pertanyaan serupa? Pernah juga mendapati sesama ibu yang heran kalau ada bayi tampak sehat, lincah, dan gendut gara-gara minum ASI, bukan sufor (susu formula)? Tak heran, masyarakat luas masih banyak yang menganggap kalau sufor adalah susu yang terbaik untuk bayi. Menurut mereka, sufor adalah susu yang bisa membuat bayi sehat dan gendut. Padahal, jelas sekali kalau ASI-lah yang terbaik bagi bayi. Di luar sana juga banyak ibu yang ingin memberikan ASI-nya tapi karena satu dan dua hal tak dapat memberikannya. Mereka hanya pasrah melihat bayinya menenggak sufor. Makanya, saya patut bersyukur, meskipun bekerja saya bisa tetap memberikan ASI eksklusif untuk Kak Ghifa. Apa rahasianya?
“Kalau jenengan sekolah, bagaimana?” tetangga saya masih penasaran.
“Ya, tetap minum ASI. Saya sudah nyetok ASI di kulkas untuk persediaan Kak Ghifa. Jadi, kalau pas kerja saya tidak perlu khawatir. Nanti Mbah Uti tinggal ngangetin saja.”
Semenjak masih hamil, atas saran bidan, saya memang diminta untuk mencari informasi tentang pentingnya ASI. Makanya, saya semangat berburu informasi tentang ASI sebanyak-banyaknya. Misalnya, membaca habis buku KIA, aktif bertanya kepada ahli nutrisi lewat twitter, baca-baca artikel berkaitan dengan laktasi, tanya-tanya teman yang sudah memiliki bayi atau dengan cara yang paling mudah, yaitu mengetik keyword bayi dan menyusui di mesin pencari, bermunculan-lah ribuan artikel yang bisa saya baca. Mulai dari cara pilih alat memompa, menyimpan, menghangatkan, dan memberikan ASI ke Kak Ghifa, semua ada di internet.
Saya men-share apa yang saya ketahui kepada suami dan orang tua. Hal itu saya lakukan, karena proses menyusui itu tak mudah. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa kegagalan menyusui itu penyumbang utamanya adalah sang ibu kembali bekerja. Saya tak ingin gagal. Saya membutuhkan dukungan mereka demi pemenuhan ASI untuk tumbuh kembang Kak Ghifa yang maksimal.
Saya men-share apa yang saya ketahui kepada suami dan orang tua. Hal itu saya lakukan, karena proses menyusui itu tak mudah. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa kegagalan menyusui itu penyumbang utamanya adalah sang ibu kembali bekerja. Saya tak ingin gagal. Saya membutuhkan dukungan mereka demi pemenuhan ASI untuk tumbuh kembang Kak Ghifa yang maksimal.
Apa penting ASI untuk bayi?
ASI (Ais Susu Ibu) adalah suatu cairan biologis yang dinamis dan kompleks, terdiri dari lebih dari 200 zat aktif termasuk imunoprotektor, enzim, hormon, vitamin, faktor pertumbuhan dan faktor lainnya yang sama baiknya dengan nutrisi/zat esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tak salah kalau WHO pun merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan pada bayi. Pemberian ASI selama 6 bulan digadang-gadang mampu menghindarkan bayi dari alergi makanan dan kurang gizi. Secara rinci manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai berikut.
- IQ lebih tinggi, kolostrum dan berbagai lemak pada ASI mendukung pertumbuhan pada jaringan syaraf di otak.
- Resiko infeksi telinga rendah. Hal ini karena posisi saat menyusui adalah vertikal sehingga ASI langsung masuk ke saluran mulut.
- Resiko terkena amandel rendah. Hal ini dikarenakan bayi yang minum ASI memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan minum sufor.
- Terhindar dari penyakit diabetes, peradangan sendi dan otot, infeksi saluran kemih, hipertensi dan kencing manis saat dewasa.
- Kinerja ginjal bagus. ASI adalah makanan yang pas untuk bayi. Pas takaran pas juga kandungannya yang mudah dicerna oleh ginjal sehingga tidak membebani kinerja ginjal.
- Jarang mengalami infeksi saluran nafas, radang paru, dan influenza. Karena ASI kaya akan zat antibodi yang bekerja bagaikan vaksinasi secara alami.
- Pertumbuhan gigi yang normal.
- Aktivitas visual bayi ASI cenderung lebih tinggi dibandingkan bayi sufor.
- Dan masih banyak lagi.
Bagi saya, ASI adalah obat paling mujarab bagi bayi. Saya sendiri sudah mengalaminya. Saat Kak Ghifa kena batuk, pilek, dan demam, ASI-lah obat yang top markotop. ASI adalah hak bagi setiap anak yang lahir di dunia ini. Selain itu, karena ASI-lah emosional seorang ibu kepada anaknya atau sebaliknya bisa tercipta. Kalau sudah begini yakin mau tetap kasih sufor ke bayi?
“Minumnya pakai apa, Mbak? Pakai dot itu? Lucu dotnya.”
“Iya, ini botol Natural Wide Neck Philips AVENT.” terang saya.
Ngasih ASIP pakai dot? Nggak takut bingung puting?
Kak Ghifa pernah kok bingung puting pas usia sekitar dua bulanan. Kok bisa? Mulanya, ASIP Kak Ghifa diberikan dengan gelas dan sendok. Hampir seminggu uji coba saya dan ibu tak pernah berhasil. ASIP disembur-semburkannya. Kena baju, kotor semua, saat ganti baju, Kak Ghifa malah rewel. Begitu terus.
“Ibu sampai capek gonta-ganti baju terus. Ghifa juga nggak mau bobok.” Keluh ibu saat saya pulang sekolah.
Saya memutar otak. Saya tak mau ibu kecapekan. Mau sampai kapan ngrepotin ibu terus? Suka sedih tiap kali ada yang tanya. “Ibumu, kamu bayar berapa buat jaga anakmu selama kamu sekolah?” *nangis di pojokan* Makanya, saya minta tolong suami untuk membelikan botol susu di apotek. Eh, pas dicoba Kak Ghifa langsung mau. Akhirnya keterusan deh, Kak Ghifa minum ASIP dengan dot.
Entah hari apa saat itu. Sebut saja hari sial kali ya. Seperti biasa, saat saya pulang sekolah, setelah memompa ASI, giliran Kak Ghifa saya susui secara langsung. Eh, hari itu saat saya dekatkan ke puting saya dia langsung berontak, nangis sekencang-kencangnya.
Setelah itu, apakah Kak Ghifa minum dot terus? Sepanjang hari, iya. Kecuali saat malam hari. Bisa jadi itu karena dia sudah terlalu ngantuk dan tidak sadar kalau nyusu saya. Ibu mana coba yang nggak sedih mendapati kenyataan kalau anaknya lebih suka ngedot dibandingkan nyusu secara langsung?
Orang sering menyebut keadaan Kak Ghifa itu adalah bingung puting (nipple confusion). Yaitu, kondisi bayi yang menolak untuk menyusu langsung dari payudara ibu. Apa penyebabnya? Bisa jadi karena bayi terlalu dini mengenal dot dan proses menyusu dan menge-dot itu berbeda. Apa bedanya?
Saya googling, tanya-tanya teman yang mengalami hal serupa, tapi hasilnya kurang maksmal. Karena saya setiap pagi harus bekerja, mau tak mau Kak Ghifa harus tetap minum ASIP pakai dot. Sedih, sedih banget rasanya. Saya seelalu teringat kalimat yang pernah saya baca di sebuah artikel bahwa batin ibu dan seorang anak itu bisa kuat apabila disusui secara langsung. Nah, Kak Ghifa dengan saya?
Saya tak mau menyerah dengan keadaan, setiap kali pulang sekolah saya langsung pegang Kak Ghifa. Ada juga beberapa hal yang saya lakukan. Diantaranya:
- Mengurangi intensitas minum ASIP dengan dot kecuali kalau saya sekolah.
- Membiarkan Kak Ghifa sampai lapar betul baru saya susui secara langsung.
- Saat sedang menyusui saya peluk erat dengan setulus hati dan saya bisikkan kalimat berikut berkali-kali, “Kak, kalau ummi kerja kakak minum susu pakai dot. Tapi kalau ummi di rumah kakak minum susu langsung sama ummi, ya. Ummi sedih banget kalau Kakak nggak nenen ummi.”
- Menata hati untuk selalu hepi. Tidak stress, karena kalau saya stress (ibu menyusui lainnya juga) anak akan tahu perasaan kita dan tidak mau nyusu.
Hal di atas saya lakukan setiap hari. Hampir seminggu berlangsung belum ada hasilnya. Sampai akhirnya, saat saya merapikan beberapa kado kelahiran untuk Kak Ghifa, saya menemukan seperangkat botol Natural Wide Neck Philips AVENT di sana. Saya masih ingat, kado tersebut saya dapatkan saat saya hamil usia 7 bulanan karena ikut testimoni di akun facebook milik Philips AVENT. Saat dapat kiriman kado tersebut, saya hanya lihat secara sekilas. “Ih, bentuknya aneh. Besar gini, mana cocok buat bayi saya nanti.” Nah, saat saya temukan lagi, kok ternyata ada yang unik. Bentuk dot botol susu ini seperti puting.
Saya utarakan maksud saya ke ibu untuk mencoba botol susu AVENT ini pada Kak Ghifa. Melihat bentuknya yang menyerupai puting, saya berharap Kak Ghifa bisa tetap nyaman nge-dot dan nyusu langsung ke saya. Biar mak-nya nggak baper mulu. Hiks.
Setelah mendapat persetujuan, #botolsusugenerasibaru ini pun saya gunakan sebagai media pemberian ASIP ke Kak Ghifa. Tak lupa saya selalu bisikan kalimat seperti di atas. Baik itu saat memberikan ASIP dengan botol susu atau pun secara langsung. Tak tahu tepatnya kapan, tapi seiring dengan berjalannya waktu Kak Ghifa kembali mau menyusu saya secara langsung. Tanpa ada drama harus nangis dahulu ataupun menunggu waktu saat dia lapar banget.
Semenjak saat itulah saya jatuh cinta sama botol Natural Wide Neck Philips AVENT. Betul memang kalau ada pakar yang mengatakan bahwa kita, seorang ibu, harus bijak dalam memilih produk untuk bayi kita. Baik produk untuk peralatan bayi saat minum ASIP ataupun perlengkapan bayi lainnya.
Apa yang buat saya jatuh cinta dengan botol Natural Wide Neck Philips AVENT?
Setelah mendapat persetujuan, #botolsusugenerasibaru ini pun saya gunakan sebagai media pemberian ASIP ke Kak Ghifa. Tak lupa saya selalu bisikan kalimat seperti di atas. Baik itu saat memberikan ASIP dengan botol susu atau pun secara langsung. Tak tahu tepatnya kapan, tapi seiring dengan berjalannya waktu Kak Ghifa kembali mau menyusu saya secara langsung. Tanpa ada drama harus nangis dahulu ataupun menunggu waktu saat dia lapar banget.
Bagian-bagian dari botol susu AVENT ukuran 125 ml |
Apa yang buat saya jatuh cinta dengan botol Natural Wide Neck Philips AVENT?
1. Bentuk dot yang unik, lentur, lembut, dan menyerupai puting asli. Bisa jadi, bingung puting Kak Ghifa lama-lama kabur karena Kak Ghifa merasa tetap seperti sedang menyusu saya secara langsung saat menggunakan botol susu.
Perhatikan angka 1 pada dot tersebut. Itu menunjukkan bahwa jumlah lubang pada dot tersebut adalah 1. Ada yang jumlah lubangnya 2 dan 3. Oya, alangkah lebih baiknya dot tersebut diganti setiap tiga bulan sekali untuk mempertahankan faktor kehigienisannya.
2. Nyaman dipegang dari berbagai arah. Pas pertama kali lihat, kesan yang ditimbulkan memang, kok gedhe banget sih botol susunya. Jangan salah, ternyata dengan desain yang sedemikian rupa, justru lebih mudah dan nyaman dipegang bayi lho. Selain itu, tutupnya yang dilengkapi cekungan, memudahkan jari kita saat membukanya, apalagi saat tangan dalam keadaan basah.
Gedhe kan? |
Tutup botol susu AVENT dengan cekungan |
Sikat produk dari Philips AVENT |
Ujung sikat untuk membersikan bagian dalam dot |
4. BPA Free Material dan Anti kolik. Kalau membeli produk bayi sering cari yang BPA Free kan? Karena itu yang aman.
botol susu AVENT punya sistim anti kolik |
Itulah 4 alasan kenapa saya jatuh cinta pada botol Natural Wide Neck Philips AVENT #sahabatibumenyusui. Terlebih lagi gara-gara botol susu ini saya tak kehilangan momen indah ''menyusui' Kak Ghifa. Tak bisa membayangkan kalau sampai sekarang Kak Ghifa masih bingung puting. Bisa-bisa saya stress berkelanjutan.
Satu pesan dari kejadian bingung puting yang pernah Kak Ghifa alami adalah untuk menjadi ibu yang bijak itu tidak mudah. Tapi tidak salahnya kalau kita selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hati kita. Ingat, 1000 hari pertama buah hati kita hidup menjadi salah satu penentu keberhasilan hidupnya disaat dia dewasa kelak.
Bagaimana, setuju?
Jadi pengen punya bayi lagi nih, hehehe
BalasHapusTak doain Mbak, Aamiin.
Hapuskok namanya pake phillips mbak..apa produk dari phillips? mupeng nih.asi memang banyak manfaatnya ya mbak.untung aku juga dulu anakku ke2nya pake asi terus
BalasHapusIya Mbak ini inovasi dari Philips Mbak. ASI itu memang jos markojos deh Mbak. Makanya ini saya berusaha bangeeet biar bisa 2 th ASI ke Kak Ghifa.
Hapus