Lepas maghrib saya sampai di
rumah. Selesai memberikan les privat untuk Nicho. Sholat kemudian istirahat
sebentar membuka materi UTS untuk esok hari. Tapi hasilnya malah ngantuk.
He, besok adalah UTS mata kuliah
filsafat pendidikan. Mata kuliah yang diampu oleh profesor perempuan yang saya
idolakan, meskipun terkadang ketika beliau mengajar di kelas, tak ada yang
benar-benar bermakna apa yang disampaikannya. Ya, mungkin karena ada rasa
tertekan. Dan ini tidak hanya saya yang mengalami. Bahkan semua mahasiswa akan
dipusingkan dengan maa kuliah yang berhubungan dengan filsafat, ditambah
dosennya yang ehm......
Tapi bukan itu maksud saya
memposting tulisan ini, tapi cerita saya yang satu ini.
Selesai memberikan Sekolah Malam
untuk kelas enam, tiba-tiba ada keponakan datang. Bambang namanya. Katanya dia
ada PR. Dengan senang hati kulihat lah buku miliknya. DAM! Yang kulihat pertama
kali adalah lingkaran peyok besar
sekali berwarna merah lengkap dengan emotion orang bersedih.
MasyaAllah, hati ini rasanya
begitu pedih. Selama ini saya mencerdaskan anak orang meskipun tanpa bayaran
dan kini aku melihat kenyataan bahwa saudara terdekat saya sangat butuh bantuan
saya. Kemana saja saya selama ini?
Meskipun saya bukan ahli agama,
tapi saya pernah mendengar sebuah hadist yang intinya adalah beramallah untuk
orang sekitarmu terlebih dahulu baru yang jauh. Tapi apa yang sudah saya
lakukan?
Mari koreksi diri sendiri. Lihat
terdekat Anda, baru menengok keluar. Mungkin para pembaca juga mengalami apa
yang saya alami? Atau mungkin pembaca sudah sangat paham betul dengan bunyi
hadist itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar