Mendung hari ini. Tiba-tiba
sinar hari menampar kulit. Tapi aku bahagia. Mungkin sisa dari Kamis manis
kemarin. Ketika tulisan ini aku posting, aku sedang berada di tempat yang
sebenarnya menjadi tempat favoritku yang kedua selain kamar mandi sebagai
tempat mengumpulkan inspirasi. Aku sudah lama tak ke sini. Sejak kapan aku
lupa. Tapi aku tidak menyalahkan rutinitasku. Mungkin saja liburan kuliah ini
aku akan sering ke sini.
Tak jauh dari rumah, tempat ini. Aku jadi
ingat kebiasaanku dulu ketika dimarahi ibu atau sedang bertengkar dengan ibu
terhebat di dunia, aku pasti akan meloncat dari kamar jendela dan ngumpet di sini. Yah! Tempat ini adalah
rumah nenek tua yang tinggal sendiri tanpa kedua anaknya. Belakang rumahku
tepatnya. Kedua anaknya ikut dengan pasangannya masing-masing. Yang pertama
adalah laki-laki, dia seorang TNI AD. Sekarang ikut istrinya di Surabaya. Sedangkan
yang kedua, ikut suaminya di Sumatera.
He, malah keman-mana deh ini
ceritanya. Cekidot ya ke ceritaku lagi.
Tapi sebelumnya aku kasih gambar
untuk menjelaskan bagaimana tempatku berada saat ini.
Ini pemandangan dari depan aku berduduk |
Ini dari samping rumah, padahal dulu tempanya adem banget. |
Kali ini aku akan memosting
sebuah tulisan yang berbau cinta-cintaan lagi. Nggak masalah ‘kan? Yang pasti
ini adalah hasil dari sebuah pengalaman. Entah itu pengalaman pribadi atau
orang biar aku aja yang tahu ya? Tidak perlu ditebak, cukup dibaca lah.....lama-lama
juga akan tahu jawabannya apa?Hihihi
Pernahkah kamu merasakan sebuah
perasaan aneh? Bukan cinta! Lebih tepatnya tidak merasa suka tapi kecewa karena
tingkah seseorang. Aku juga tidak pernah bisa menguraikan perasaan apa itu. Tapi
pernah merasakan juga.
Oke aku akan cerita tentang hal
ini, yang aku rasakan. Tapi panjang kali lebar terlebih dahulu ya?
Rasanya sosial media sudah
menjarah di semua kalangan. Tidak mengenal usia dan status sosial. Di kereta,
toilet, halte semua orang sibuk dengan gadgetnya masing-maasing. Sudah tidak
asing lagi, bisa ditebak kemungkinan besar mereka sedang asik bersosmed. Kenapa aku sangkut pautkan
dengan sosial media pada cerita percinta-cintaan ini? Karena ceritaku kali ini
akan berhubungan lah pastinya.
Punya pacar yang hobi banget
dengan gadgetnya? Bahkan gonta-ganti sampai sepuluh jari di tangan tidak
sanggup lagi untuk menampung perhitungan berapa seringnya pacar kamu ganti
gadget tiap bulannya? Hohoho! Waspada deh ya? Mungkin alasan mereka ingin a, b,
atau c. Apakah kamu nyaman? Untung saja pasanganku selama ini tidak aktif dalam
sosial media. Kalau tidak, bisa-bisa aku sudah membabi buta dengan sifat
pencemburku ini (ups...ketahuan!)
Banyak alasan memang mengapa
orang begitu nyaman dengan dunia yang berbau sosial media, diantaranya:
1. Keceng sana-sini
2. Toel sana-sini
3. Colek sna-sini
4. Goda sana-sini
5. Tebar sana-sini
6. Dan sana-sini ala kalian sendiri
Oke, bukan karena aku perempuan,
maka aku akan menjudge semua
laki-laki tapi aku berbicara secara umum. Baik untuk kamu, ya kamu para kaumku,
dan kamu, kaum yang akan mendampingi kaumku. Karena saat ini tidak ada yang tidak mungkin. Jangan bilang kalau
jamannya emansipasi. Semua boleh selingkuh. Ah
preettt! Perlu jaga-jaga deh ya kalau memang pasangan kalian suka berlibur
lama-lama di sosial media. Nanti kecantol orang lain lho. Yang lebih kece dari
kamu pastinya. (tidak perlu tersinggung kalau kamu kurang kece)
Dan sekarang sampai pada
ceritaku, kemarin mungkin aku bisa disebut dengan HAMPIR selingkuh. Coba lihat
tampangku ada tampang selingkuh nggak sih? Dengan siapa? Jangan tanya! Rahasia.
Tapi yang pasti semua sudah terlanjur dan the
end. Yang pasti karena sosial media.
Sudah punya pacar tapi malah pergi
dengan laki-laki lain? #aku hutang janji. Daripada aku dikejar sampai kuburan? Intinya
ungkapan cinta itu selalu menggebu dari dia. (jangan tanya lagi dia siapa!) Meskipun
belum bertemu awalnya. Meyakinkanku akan besarnya perasaannya. Terus cinta darimana?
Ketemu belum, ya kalau cinta gara-gara lihat fotoku yang antiklimaks itu. Lah kalau
fotonya aku tukar dengan artis korea? Aneh. Pasti akan menjawab, cinta itu
buta. Ya, bukan hanya buta, lebih tepatnya membuatakan.
Berbagai sosial media yang aku
miliki, dia ikuti. Selalu update tentangku. Sampai-sampai apa yang aku lupa dia
malah ingat. Ho! Luar biasa. Lama-lama jadi bodyguardku. Atau mungkin jadi
asisten pribadiku ya?
Kencan. Bukan. Itu bukan kencan.
Yang aku ingat, kencan itu jantung rasanya tertabuh dengan kencang, sedangkan ketika
bertemu dengan dia, biasa. Seperti bertemu dengan orang pada umumnya.
Komunikasi. Puisi untukku. Hemm.....Seperti
biasa, menghormatinya maka aku angkat telpon dan balas SMS dia. Setiap minggu
kirim pulsa. Bahagia. Tapi beban. Perempuan apaan aku ini dihadapannya? Kalau hanya
sekedar membeli pulsa Rp 10.000 aku masih bisa. Tapi terimakasih. Pulsa itu
juga berguna bagi banyak orang. Aku juga mengenal YM dari dia. Sekarang YM di
PC ku sudah hilang, menghilang seperti dia yang tidak bijaksana dengan
kenyataan.
Ya, sudah tiga hari ini kalau
tidak keliru. Tiba-tiba menghilang. #lebih aneh daripada hantu. Parahnya lagi
ketika aku tahu dia posting status di facebook yang intinya bahwa dia mengeluh
pada Allah kalau cintanya dipermainkan oleh seseorang. Mau tidak mau aku merasa
kalau yang dimaksud adalah aku. Karena aku perhatikan waktu dia posting itu
ketika selesai chatting denganku. Ho! Nyesek juga. Lama tidak pernah disindir
orang, tiba-tiba ada yang nyindir adalah orang yang telah membelikan buku
sampai ratusan ribu dan setia mengucapkan kata siap menunggu dan betapa
cintanya dia kepadaku. #tenang, tarik napas
Syok! Ya lah. Bukankah selama
ini aku sudah memberitahukan semua tentang statusku. Aku akan menikah dengan
pacarku atas ijin Allah. Bukankah itu jelas. Aku tidak menyalahkannya. Tapi yang
pasti aku harap ketika dia mungkin saja membaca postingan ku ini, dia sedang
dalam keadaan yang fresh. Lukanya tak
menganga seperti arang pembakar sate ayam depan Mushola Darussalam.
Dan satu lagi buat kamu yang
suka dunia sosial media, jaga hati. Jaga hati pasangan juga. Malah lebih penting
itu. Jangan keseringan mengumbar kegenitan dengan semua kaum lawan-lawanmu. Di sosial
media a, dekat dengan perempuan ini dan itu. Di sosial media b, merayu dia dan
dia, dan terserah kamu dilanjutkan sendir yaa... Saru! Lucu!
Kalau kamu yang masih membaca
postinganku ini sampai kata terakhir ini, semoga saja kamu bisa mengambil
intinya saja. Yang pasti jaga hati pasangan dan tegaslah dalam bersikap. Tunjukkan
bahwa kamu tahu betul, cinta itu anugerah yang perlu disampaikan tapi jangan
berharap untuk selalu disambut.
Untuk dia, terimakasih bukunya. Sudah
mapir walaupun sekilas. Maaf seandainya tanganku ini tidak bisa meraih apa yang
kamu tawarkan. Sekarang sudah berpindah tangan kemana-mana, agar semua bisa
membaca, dan membaca. Semoga saja, kamu tidak melarikan diri. Dengan semakin
menjauh, itu akan menunjukkan bagaimana pecundangnya dirimu. Dan jangan lupa, playlist wajib, Galau dari Y&N. Aku suka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar