Tidak bertemu
dengan Paijo sudah berapa lama yaa? Sebentar aku ingat-ingat yaa? Heem.
Sepertinya hampir dua bulan. Keluar dari target ketemu satu bulan sekali. Kalau kalian
sudah baca isi blog ku yang KEKANAK-KANAKAN Part II tahu lah ya kenapa aku tidak bertemu
dengan Paijo. Paijo di Malang.
Hari ini jadi
hari spesial. Aku pergi dengan Paijo. Coba tebak kemana? Bioskop? Salah. Mungkin
saja bisa dibilang kami bukanlah pasangan yang sok romantis, seperti makan di
restoran mahal, trus hobi nonton film romantis di bioskop, atau mungkin pergi
ke pantai berdua, foto sana-sini. Ha! Tidak. Aku ke toko buku dan ke Pasar
Johar.
#Makan malam
romantis
Pertama kali
makan malam bareng sama Paijo itu kapan ya? Ah aku lupa. Tempatnya memang bukan
di restoran yang mewah. Lha cuma warung tenda di daerah Gubug. Menu yang jadi
favorit kita adalah bebek goreng. Yang mungkin jadi momen romantis bagi kami
adalah kali pertama keluar malam selama kita pacaran selama dua tahun. Ah aku
jadi ingat, kalau tidak salah itu waktu bulan Februari tahun 2012. Ya, aku ingat
betul waktu itu Paijo bawa coklat dan aku masih ingat betul pas dia bilang, “Coklat ini bukan coklat perayaan hari
palentin ya mi, Cuma aku nyiapin ini buat ngilangin ingus umi karena kepedesan.”
Hahaha! Dasar. Paijo punya cara lain untuk beromantisan denganku.
#All about Hari ini
“Abi, ayo nyebrang mobilnya masih jauh tuh!”
nadaku sambil jengkel tingkat acakadul.
Hahahaha. Kalau ingat
tadi siang rasanya aku ingin tertawa. Selalu saja aku marah-marah tiap kali
pergi berdua dengannya. Paijo naik motornya pelan banget, hahaha. Aku tidak
sabar. Terus parahnya lagi waktu di toko buku eh Paijo malah ngrecokin aku untuk
segera pulang, ehm...bukan. Segera ke Johar untuk mencari hadiah untuk Ibu. Karena
kebetulan sudah siang juga. Mungkin takutnya kalau panas nanti. Tapi seperti
biasa, kalau nggak ngomel dulu ya bukan aku namanya. Hahaha. Maaf ya sayangku.
Lanjut ke Johar. Tahu
nggak sih apa yang terjadi? Keblabasan boookkk.....Hahahaha. Ngomel lagi deh
aku. Yakin! Eh pas pulangnya malah muter-muter mulu. Cak ilah sampai dua kali. Nyasar.
Aku ngomel lagi. Yakin banget aku nggak bohong. Dan yang aku keselin lagi
sepanjang perjalanan pulang pergi tadi selalu diklakson sama kendaraan di
belakang karena Paijo jalannya terlalu lemah lembut. Paijo hanya diam. Tidak pernah
langsung berkomentar ketika aku ngomel. Mungkin ini juga alasanku tetap
mencintainya. Bukan karena dia suka ngalah. Tapi cara dia menghormatiku sebagai
perempuan yang dicintainya untuk kembali menghormatinya sebagai pasanganku. Inilah
yang tidak aku dapatkan dari laki-laki lain.
#Makan.Siang di Pasar Karangawen
Makanan yang wajib disantap ketika pergi sama Paijo adalah....BAKSO. Kemanapun perginya. Wajib
bagiku makan bakso dan Paijo manut aja. Oke. Momen makan siang seperti ini adalah momen yang tepat
untuk bercanda gurau dengannya. Dan tentunya momen untuk meminta maaf
kepadanya. Ngepasin aja. Tapi lagi-lagi Paijo hanya menjawab dengan jawaban yang justru
mendewasakanku, “Ya, aku memang seperti
itu, karena dulu pernah jatuh. Jadi, maaf kalau umi tidak nyaman.”
Rasanya hatiku seperti es krim kena sinar matahari. Meleleh.
Et all, terimakasih untuk hari ini Paijoku. Sudah ditemani. Terimakasih. Jangan lelah bersama Miss Bawel sepertiku.Terimakasih untuk semuanya.
Et all, terimakasih untuk hari ini Paijoku. Sudah ditemani. Terimakasih. Jangan lelah bersama Miss Bawel sepertiku.Terimakasih untuk semuanya.
Romantis banget.. Dek...
BalasHapusOh iya.. Dek..
Maaf ku.. Udah disampaikan pada mas paijo.. Lom...
Terimakasih mas,
BalasHapussemoga sampeyan segera merasakannya juga.
InsyaAllah nanti kalau ketemu lagi dengan Mas Paijo.
Berarti.. Belum disampaikan donk.
BalasHapusMas juga pernah merasakan..kok..
Waktu naik becak.. Itu..
Masih teringat jelas di benakku..
He, iseng-iseng buka malah ketemu postingan ini nih Mas :)
BalasHapusHabibie dan Ainun