Selasa, sepulang dari tempat Nicho masih ada jadwal Sekolah Malam
untuk kelas enam. Akhir-akhir ini aku cukup bangga dengan mereka, selalu ceria
dan begitu semangat berangkat Sekolah Malam.
|
Mereka
sedang asyik mengerjakan soal Bahasa Indonesia |
|
Bekerjasama,
soft skill yang ingin selalu aku tanamkan kepada mereka. Tapi bukan kerjasama
dalam Ujian Nasional
Semester satu sudah terlewati, maka Ujian Nasional pasti dengan segera akan
mereka lalui. Aku hanya bisa membantu sedikit. Membantu semampuku. Apalagi
dengan keadaan mereka yang cukup memprihatinkan. Memprihatinkan masalah
intelektual. Pengetahuan mereka terlewat dari batas minimal dari siswa kelas
enam pada umumnya. Tapi, aku juga tidak bisa menyalahkan guru mereka. Kalau
bicara masalah keprofesionalannya akan banyak muncul pendapat yang mungkin akan
cenderung bersifat subjektif. Ah....kenapa harus seperti itu? Ya Allah
kirimkanlah guru-guru handal untuk mendidik anak bangsa ini. Paling tidak
jadikanlah aku ini menjadi guru-guru terpilih untuk mencerdaskan anak bangsa.
Kenapa semua begitu rumit. Sangat rumit.
Meninggalkan semua masalah itu, yang pasti esok hari mereka akan melewati Try
Out untuk yang pertama kali.
Melihat mereka tertawa renyah seperti malam ini, saling mengejek menghibur diri, rasanya esok hari kalian
tidak ada beban untuk mengikuti Try Out. Tapi kenapa justru aku yang jadi
ketar-ketir seperti lilin yang kena angin malam gini. Aku begitu takut. Takut
sekali. Adakah cara lain untuk menguji kemampuan mereka selain Ujian Nasional?
Sepertinya aku perlu berlari untuk berteriak kepada kepala sekolah mereka untuk
mengganti wali murid kelas enam. Yaa...diganti! Seperti itu juga yang
diinginkan mereka.
|
Wali muridnya. Diganti bu Ika aja... :-)
BalasHapusHem, mas nya ini ngece atau ngepaske sih?
BalasHapusNgepaske...
HapusHehehe..
Doakan saja ya mas :)
BalasHapusIya.. Dek..
HapusMas doakan..
terimakasih :)
BalasHapus