"Adiiikk, detergentnya kamu kemanin?" Teriak ibu.
Haduh, ini mak lampir satu kebiasaan deh ya pagi-pagi teriak seenaknya. Lupa kalau punya tetangga atau bagaimana? Aku kan juga masih ngantuk. Batinku.
Jam dinding menunjukkan pukul 04.00 WIB.
Dengan terpaksa aku bangun. Dengan rambut yang masih acakadul dan turun dari ranjang, gontai. Antara sadar dan tidak sadar. Tapi yang pasti, aku ingin segera menemukan detergent itu dan kembali tidur. Merebut senter dari tangan ibu dan mencari di sumur samping rumah. Maklum saja tidak ada lampunya jadi sok romantis-romantisan pakai senter gitu deh. Sumur jarang dipakai.
Detergent pengganggu tidur nyamanku |
Lima menit nyari di tempat yang sama, tidak ketemu. Ibu makin menggila deh. Jamuan dipagi hari langsung keluar semua dari mulut ibu. Haduh, aku jadi ingat film apa ya judulnya tapi film hongkong aku lupa judulnya, yang hobi bapak, ibu, dan nenenknya ngomel mulu setiap hari. Yang ada masuk telinga kanan keluar telinga kiri itu omelan. Hah, tapi aku tidak ingin seperti itu. Tapi kadang juga seperti itu.
Pindah tempat, nyari di kamar mandi. Ibu nggak berhenti ngomel. Sadar sih, terakhir yang make itu detergent emang aku. Aku berusaha keras untuk mengingatnya. Tapi ibu ngomel mulu bagaimana aku bisa konsentrasi. Kembali ke sumur. Akhirnya aku duduk aja di samping sumur. Seakan-akan mencari inspirasi. Mengingat-ingat kapan terakhir pakai itu detergent.
Aku akhirnya keluar. Seingatku kemarin aku nyuci piring sama mandiian motor itu duluan mandiin motor. Tidak mungkin kalau detergent itu di depan dan lupa aku bawa masuk. DAM! Ternyata detergent itu memang benar-benar ada di depan. Segera deh aku bawa masuk rumah. Ibu ngomel lagi. Ho, hilang ngomel, ketemu tambah ngomel. Jangan ditiru ya sifat pelupa dan teledorku. Tapi jangan ditiru juga kebiasaan ibu terhebat di duniaku ini yang punya hobi ngomel.
#sayangibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar