“1......2......3......!!” teriak
Rena ketika melihat bapak sedang memancal oglengan
motor tuanya.
“1.........2............3........!!”
Begitu seterusnya sampai motor
bapak nyala.
“1....2....3......!!! greeeeeeeeeeengggggg
(suara motor bapak) Yeeee!!!!!”
Kemudian motor bapak mati lagi.
Rena kembali berhitung dan berhenti ketika bapak selesai mengogleng motornya
genap delapan kali.
Rena :) |
Bapak berangkat. Rena menatap
punggung bapak sampai menghilang di tikungan depan. Tiba-tiba motor bapak mati
lagi. Dan Rena kembali berhitung.
“1.....2.....3.....!!!”
Akhirnya motor bapak bisa nyala
dan Rena berhenti berhitung. Ku perhatikan dari dalam rumah Rena sepertinya
sedang tertarik dengan sesuatu. Dengan gayanya yang khas, ngamplok (meluk) tiang depan rumah dia masih menatap ke depan. Aku
tengok sebentar. Ternyata dia sedang memandang anak tetangga yang memakai baju
putih abu-abu. Ih, Rena memang genit.
Greeengg. Terdengar suara motor
distater dan kemudian menghilang lagi di telan tikunga. Tiba-tiba Rena berlari
menghampiriku.
“De Ka....(Singkatan Bude Ika) Mas
Ahmad to awake bengkong (badannya
bengkong).” kata Rena.
“Bengkong? Bengkong bagaimana?”
tanyaku pada Rena.
Rena segera mempraktikan gaya Mas
Ahmad yang sedang naik motor. Tangannya di arahkan ke depan seperti sedang
memegang gas dan tidak lupa dia membengkokkan badannya.
“Begini Mas Ahmad naik motornya. Padahal
Mbah Upang kalau naik motor awake gak
bengkong.”
Aku hanya tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar