Mendengar suaranya aku
blingsatan,
Membaca tulisannya aku rindu,
Menulis namanya hatiku
bergemuruh,
Berbicara dengannya aku tersipu,
Ah... aku lupa,
Itupun dulu.
Sekelebat ingatan menjurus
jari-jari,
Diantaranya terukir manis batu
permata bertalikan cinta darinya,
Bukan dia,
Tapi dia yang ku pulih.
Hujatan sebilah parang membelah
akal dan perasaanku,
Tak ku rasa,
Tapi dia ada sekalipun tak dinyana.
Aku,
Menyelami dunia akal,
Mencabik-cabik segala rasa untuk
dia,
Membakar lembaran-lembaran rasa
tak bersisa,
Menghapus dia,
Meski tetap rindu meraja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar