Waduh, pasang judul seperti ini
rasa-rasanya seperti kurang ajar deh ya? Tapi ini kan sebuah tantangan untuk
mengkritisi blog seorang dosen. Kapan lagi coba bisa mendapat kesempatan
seperti ini? Langka sekali.
Eits... sebelum saya mengubek-ubek blog
beliau, saya sudah mempersiapkan pantun nih.
Pergi
ke pasar membeli cabe
Cabe
dibeli masukkan keranjang
Hei,
mbak-mas-nyak-dan babe
Saya
perkenalkan seseorang
Nah, pantunnya sudah, sekarang saatnya mengucapkan
“SELAMAT ULANG TAHUN yang ke-6 bulan buat www.darto.net”.
Sudah? Sesuai janji, saya perkenalkan seseorang.
Siapakah dia?
Beliau adalah sang empunya blog www.darto.net
yang pada postingan ini akan saya kritisi atau yang lebih beken adalah
mereviewnya. Namun, review ini bukan bertujuan untuk menggurui karena pada
dasarnya saya juga blogger pemula. Yang saya harapkan dan pastinya diharapkan
pula oleh pemilik blog, review ini akan bermanfaat untuk www.darto.net ke depan agar
menjadi lebih baik lagi.
Review suatu blog dapat dipastikan tidak
jauh dari subyektifitas si reviewer. Namun, saya akan berusaha untuk se-obyektif
mungkin. Review ini akan memuat beberapa hal yang intinya mengulas mengenai
kelebihan, kekurangan dan saran yang dapat saya tawarkan. Diantaranya review
ini akan mengulas pagespeed-nya, kesan pertama memandang, unsur halaman blog (header, jenis font,
ukuran font, dan footer), kontennya dan
www.darto.com di mata Mbah Google.
Yuk! Langsung saja review-nya dimulai.
PAGESPEED www.darto.net
Penampakan di iwebtool.com |
Ada dua aplikasi yang saya gunakan untuk
menguji kecepatan blog Pak Darto, yaitu iwebtool.com dan google page
Berdasarkan iwebtool.com hasilnya menunjukkan kalau blog Pak Darto memiliki kecepatan loading 0,53 detik. Cukup bagus. Bagaimana dengan google page speed?
Berdasarkan iwebtool.com hasilnya menunjukkan kalau blog Pak Darto memiliki kecepatan loading 0,53 detik. Cukup bagus. Bagaimana dengan google page speed?
Apabila menggunakan google page speed, blog Pak Darto mendapatkan skor 94 dari 100. Padahal skor di atas 80 itu sudah bagus. Apalagi untuk blog Pak Darto?
google page speed |
Putih, dominan putih, lampu teplok, ada 2 tagline, font-nya kecil untuk saya yang berkacamata ini sangat tidak nyaman (berusaha tidak subyektif). Lama-kelamaan akan menimbulkan kepala pusing.
Kekurangan
1. Sidebar-nya
yang terdiri dari blog archieve, label, share it, teman-teman yang suka
nge-blog, alamat blog rekan, kiriman artikel gratis via email, penulis blog,
jejaring sosial, alexa ranx, dan page ranx itu tatanannya kurang rapi.
2. Sisa
halaman yang kosong antara sebelah kanan dan kiri tidak sama. Hal ini terasa
ganjil dan kurang nyaman.
Kelebihan
1. Simpel,
pemilihan warna putih akan memudah pembaca dalam hal memfokuskan pada konten
blog.
2.
Adanya
“Tampilkan Posting Lengkap ...” ini
memudahkan pembaca dalam memilah artikel yang disukai dan mengundang rasa
penasaran pembaca.
3. Sidebar
diletakkan sebelah kanan, ini merupakan langkah tepat. Karena kecenderungan
orang akan melihat dari sudut atas sebelah kanan.
Saran
1.
Sidebar
bisa dirapikan lagi, misalnya mau dibuat 3 kolom maka sidebar-nya bisa dibuat 2
kolom, 1 kolomnya untuk postingan. Karena pada sidebar yang ada, untuk gadget penulis
blog dan jejaring sosial dapat dijadikan 2 kolom. Kenapa yang lain tidak? Justru
akan tampak lebih rapi.
2. Ditambah
untuk warna templatenya agar tampak lebih menarik. Untuk laki-laki biasanya
identik dengan warna biru, hitam, dan lainnya. Banyak juga template gratis yang
ditawarkan oleh pihak blogger jadi tidak ada salahnya kalau Pak Darto mencari
lagi template yang cocok untuk karakter Pak Darto. Mengenai cara mengubah
template pasti Pak Darto ahlinya, atau searching di Mbah Google juga banyak
sekali.
UNSUR HALAMAN BLOG www.darto.net
Kalau membicarakan tentang unsur halaman
blog Pak Darto, saya akan mengkaji dari aspek header, jenis font, ukuran font
dan footernya saja.
Kekurangan
1. Header
pada blog ini terdapat 2 tagline
yaitu “Pemikiran penulis blog yang sayang kalau dibuang...” dan “Kumpulan
catatan kecil, semoga bermanfaat”. Dengan adanya 2 tagline ini justru akan
menimbulkan makna ambigu bagi pembaca berkaitan dengan blog ini. Kalau ditelaah
lebih dalam 2 tagline ini memiliki arti yang sama. Sebuah kebermanfaatan suatu
artikel bagi para pembaca bagaimanapun bentuk artikelnya.
2.
Karena
pada header tidak ada menu-nya (sama dengan milik saya), saya kurang tahu
alasannya apa (milik saya templatenya itu bisa diberi menu namun akan muncul di
sidebar sebelah kanan seperti gadget), karena pada label dan blog archivenya
tampak masih sangat umum. Hal ini akan menyulitkan pembaca untuk mencari
artikel yang ingin dibaca.
3. Ukuran
font yang dipilih telalu kecil (11pt), ini akan menyulitkan pembaca dan justru mengakibatkan
mata pembaca lama-kelamaan akan terasa sakit.
Kelebihan
1. Penggunaan
lampu teplok sebagai ikon sangatlah unik dan syarat akan makna. Kalau saya artikan
makna dari lampu teplok tersebut adalah sebuah alat penerangan yang kita ketahui
cahaya yang dihasilkan itu tak seberapa terangnya. Namun, kalau pas mati lampu
tetap saja lampu teplok ini akan terlihat terang dan berguna bagi penggunanya. Betul
begitukah Pak Darto? Sama halnya tagline yang dipasang oleh Pak Daro di header
blog tersebut.
2. Jenis
font yang digunakan adalah Trebuchet
MS. Ini merupakan jenis font
default yang banyak digunakan pada template pada umumnya.
3.
Footer
pada blognya tidak ada yang spesial, namun footer pada setiap postingan sudah
terdapat tombol atau menu share di beberapa sosmed, diantaranya G+, Facebook,
twitter, blog ataupun melalui email. Hal ini akan memudahkan Pak Darto ataupun
pembaca untuk men-share artikel yang sekiranya berguna juga untuk pembaca yang
lainnya.
footer di akhir postingan |
Saran
1. Taglinenya
lebih baik salah satu saja, lampu teplok sudah syarat makna jadi kalau masih
ada kedua tagline tersebut seakan boros kalimat dan boros tempat. Alangkah
lebih baiknya lagi kalau tagline tersebut diganti sesuai dengan isi konten blog
saja.
2.
Font
dapat diganti dengan jenis font yang lain agar lebih menarik pembaca. Ada banyak
font yang bisa digunakan, misalnya Century Gothic, Comic
Sans MS, dan sebagainya.
3. Mengenai
ukuran font yang terlalu kecil, dapat diubah menjadi 15-18pt agar pembaca lebih
nyaman untuk membacanya.
KONTEN www.darto.net
Saya sebagai pembaca mengira bahwa blog
ini berisi atau bertemakan IT, namun ternyata ada juga artikel-artikel lain
yang ditandai dengan adanya label Umum.
Kekurangan
1. Terlalu
banyak label (18 label) pada blog ini. Hal tersebut justru memakan badan sidebar
yang sebenarnya bisa digunakan untuk gadget yang lainnya.
2. Dari
blog archieve tampak ketidak-konsistensian penulis dalam memosting artikel. Selama
6 bulan berkibar baru ada 67 postingan. Dan itupun dominan pada tahun 2013.
Karena pada tahun 2012 hanya ada 9 postingan.
3.
Pemilihan
judul suatu artikel perlu diperhatikan agar lebih menarik pembaca.
Kelebihan
1. Untuk
postingan berbau IT, Pak Darto menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca seawam saya. Karena kebanyakan postingan semacam itu menggunakan bahasa
IT yang hanya bisa dipahami oleh orang yang memang bernaung di dunia IT. Jadi,
postingan pada blog ini mudah diaplikasikan. Seperti contohnya artikel dengan judul Open Source, jujur saja
saya pernah melihat ada pengumuman di mading kampus ada seminar open source
yang diadakan oleh mahasiswa fakultas tetangga, nggak paham apa itu, tapi
setelah saya baca pada postingan Pak Darto saya tahu kalau open source itu
ternyata berhubungan dengan software. Kalimat yang digunakan juga tidak kaku, contohnya "...Pakai saja SOFTWARE OPEN SOURCE,
grraaaaaattiiiissss. Gak harus beli kok. Gampang lagi."
Saran
1. Apabila
tidak ada menu pada header, penulis bisa menggunakan label untuk mengelompokkan
postingan sesuai dengan jenisnya. Namun labelnya pun jangan terlalu banyak.
Paling banyak 10 label. Agar terlihat rapi dan lebih memudahkan pembaca dalam
memilih artikel.
2.
Diharapkan
Pak Darto bisa lebih aktif dalam memosting tulisan agar taglinenya bisa
benar-benar terealisasi. Paling tidak satu minggu bisa memosting 3-5 postingan.
www.darto.com DI MATA MBAH GOOGLE.
Nah, itu review saya pada blog milik Pak
Darto www.darto.net. Yang terakhir bagaimana
posisi blog Pak Darto di mata Mbah Google?
Suatu kebanggaan ketika memasukkan
keyword pada kotak search kemudian yang muncul pada barisan pertama adalah blog
milik kita. Bagaimana untuk blog Pak Darto ini?
Saya mencoba memilih salah satu label
yang ada di www.darto.net, Tentang Apache, bagaimana posisinya?
Ternyata blog yang muncul bukan www.darto.net melainkan myjavalamp.blogspot.com. Itupun berada pada halaman 1 urutan yang ke 8.
Melihat hasil yang di atas, saran yang bisa saya berikan dari segi jumlah pengunjung dan follower pada blog, Pak Darto bisa lebih meningkatkannya lagi dengan cara BW (blog walking) dan juga promosi di berbagai komunitas. Karena saat ini sudah banyak sekali komunitas blogger yang dapat mewadahi blogger untuk saling berinteraksi. Atau cara jitu yang bisa dipilih Pak Darto yang berprofesi sebagai dosen ini adalah memberikan tugas kepada dosen yang berkaitan dengan blog. Misalnya ujian semester harus mengunduh tugas di blog Pak Darto, atau bisa juga menyampaikan pendapatnya di dalam kotak komentar. Sebenarnya sudah banyak dosen yang menggunakan teknik ini dan justru membawa manfaat. Diantaranya adalah menumbuhkan dunia menulis di kalangan mahasiswa dan tentunya menyelamatakan bumi dari gundulnya hutan, karena penggunaan kertas mulai diminimalisir.
Melihat hasil yang di atas, saran yang bisa saya berikan dari segi jumlah pengunjung dan follower pada blog, Pak Darto bisa lebih meningkatkannya lagi dengan cara BW (blog walking) dan juga promosi di berbagai komunitas. Karena saat ini sudah banyak sekali komunitas blogger yang dapat mewadahi blogger untuk saling berinteraksi. Atau cara jitu yang bisa dipilih Pak Darto yang berprofesi sebagai dosen ini adalah memberikan tugas kepada dosen yang berkaitan dengan blog. Misalnya ujian semester harus mengunduh tugas di blog Pak Darto, atau bisa juga menyampaikan pendapatnya di dalam kotak komentar. Sebenarnya sudah banyak dosen yang menggunakan teknik ini dan justru membawa manfaat. Diantaranya adalah menumbuhkan dunia menulis di kalangan mahasiswa dan tentunya menyelamatakan bumi dari gundulnya hutan, karena penggunaan kertas mulai diminimalisir.
Kereen itu Om :)
BalasHapusCieee >,<