Mencuci piring
adalah salah satu kegiatan membersihkan perabotan rumah tangga yang dilakukan oleh
perempuan, laki-laki juga. Sebenarnya sebutan kegiatan tersebut kalau dicermati
memang kurang tepat. Karena menyebutkan “mencuci piring” namun kenyataannya ada
perabot yang lain seperti gelas, sendok, garpu, panci dan sebagainya. Benar
bukan? Termasuk saya, karena saya juga sering salah menggunakan kata tersebut. Koreksinya
adalah mencuci perabot rumah tangga.
Menyinggung perabot
selain piring, gelas menjadi salah satu sorotan saya kali ini. Hal itu berawal
dari kejadian Selasa kemarin, (20 Agustus 2013) ketika saya hendak mencuci
piring (dan kawan-kawannya), saya menemukan ada gelas saya amblong ke dalam
gelas yang lainnya. Bisa dibayangkan tidak? Jadi, satu gelas kecil dan satu
lagi gelasnya agak besar. Nah, karena ukuran diameter dalam gelas yang besar itu sama dengan diameter luar gelas yang kecil akhirnya
gelas yang kecil tidak bisa dikeluarkan dari gelas yang besar. Nah lho?
Tak terpikirkan
siapa yang menyebabkan kasus yang satu ini, dalam benak saya, ah~ dulu ibuk
juga pernah mengalami hal yang sama. Tapi dulu akhirnya kedua gelas pecah
karena ditarik paksa.
Tak ingin kejadian
yang sama terulang lagi, saya pun memutar otak. 3 cara saya coba lakukan. Pertama, mengisi celah di antara dua
gelas tersebut dengan air kemudian menariknya. Hasilnya? Tak bergerak satu mili
pun. Kedua, melakukan hal yang sama
namun berganti dengan air hangat, hasilnya sama saja. Ketiga, ya sudah saya biarkan tanpa air apapun, saya tarik dan
hasilnya sama saja.
Saya mulai
frustasi. Sambil memeras otak saya pun tetap mencuci perabotan. Saya peras otak
lebih kuat lagi. Aha! Saya tahu. Beranjak meninggalkan tumpukan perabotan kotor
itu dan saya menuju ke dapur. Saya oleskan cairan yang satu itu pelan-pelan. Saya
tunggu hingga cairan tersebut memenuhi dinding kedua gelas yang saling
berhimpitan.
Setelah 5 menit saya
perhatikan cairan itu telah sampai di dasar gelas. Saya coba cabut gelas
pelan-pelan. Bergerak. Saya coba lagi. Tapi rasanya ini akan memakan waktu yang
lama. Saya coba tarik dengan kain yang kering dan kesat, tapi sama saja. Akhirnya
saya ambil tumpukan kain sebagai alas. Saya ketuk-ketukkan gelas tersebut
dengan perlahan. Saya lihat gelas kecil yang amblong tersebut mulai bergerak
mendekati bibir gelas yang besar. Saya ketuk lagi. Tek!!! Gelas kecil itu
retak. Oh, tidak!
Hati-hati saya
lakukan kegitan mengetuk gelas tersebut. Sabar, lebih sabar daripada menghadapi
anak TK. Yah, gelas kecil itu akhirnya tidak tertolong juga. Tapi paling tidak
gelas yang satunya lagi masih bisa dipakai. Untung saja saya menemukan cairan
itu. Kalau tidak ibuk pasti kecewa karena gelas kesayangannya saya pecahkan.
Dan yang pasti terimakasih minyak goreng karena sudah membantu saya.
Begitu yaa cara simplenya, aduuh selama ini aku sudah pasrah ambil plastik n pluung buang ke tong sampah. Thks ya non atas idenya keren :)
BalasHapusHehehe, mbak Tanty berarti banyak nih gelasnya.
HapusSemoga berguna ya Mbak :) Sama-sama^^
Aha, saya tadi udah mau nyarankan pake minyak goreng sebagai pelicin, ternyata memang benar. Tapi memang harus sabar dan juga menambah waktu tinggal agar reaksi pelicinannya menjadi lebih sempurna kali ya, Mbak. :)
BalasHapusIya Mbak, kalau minyaknya semakin banyak juga mempengaruhi asalkan nggak satu liter dituang semua. Hehehe :)
HapusTerimkash sudah mampir :)
hehehe makanya saya suka kesal kalo orang naro perabot kotor sembarangan, takut amblong juga.
BalasHapusKalau sampai amblong sekarang udah tahu kan mbak caranya :)?
Hapustd sempet mikir, amblong itu apa, ow rupanya nyemplung n menempel, ya. Gelas di rumah paling banyak pake gelas plastik. Maklum, anak2 msh kecil semua. Sering juga gelas plastiknya amblong. Biasanya saya pake sabun pencuci piring cair n bisa sembuh. Rada boros juga sih, hehe. Kapan2 dicoba pake minyak goreng,ah. Makasih share-nya, mbak ika :)
BalasHapusHihihi, alhamdulillah kalau penasaran Mak :) jadi mampir dah.
Hapusxiixixixixi
Sama-sama^^