Kalau Hujan Itu...
- Motorku
jadi cepat karatan, aku kan agak malas nyuci tiap hari. Habis hujannya tiap
hari juga.
- Tas
ku makin penuh isinya. Isinya makanan ringan. Habisnya kalau ke kampus pas
hujan pasti malas keluar ruangan, nggak mau kelaperan ya harus bawa makanan di
dalam tas.
- Jadwal
berantakan. Di jalan hujan, pasti naik motorku tidak bisa ngebut seperti Rossi
lagi dong. Apalagi kalau hujan lebat banget, bisa-bisa perjalanan yang harusnya
hanya 1 jam bisa jadi 1,5 jam. Nah, ke sana-sananya pasti berantakan semua deh.
- Jalanan
depan rumah jadi becek. Rumahku kan di pinggiran kecamatan, jalanannya pun
belum kesentuh sama aspal/cor jadi maklum saja sepatu atau sandalku nggak
pernah bersih kalau keluar rumah.
- Depan
rumah banjir. Ada selokannya, tapi cetek. Makanya kalau hujan satu jam saja
langsung banjir. Mau diciduk tuh lumpur malah jadi masalah sama tetangga nanti.
Ya sudah, banjir ya banjir kan hanya banjir lewat.
- Aku
jadi rempong. Selain bawa makanan ringan tiap kali pergi ke kampus, sandal
jepit dan jas hujan harus tetap ada di dalam bagasi motor. Samapai kampus harus
nenteng-nenteng sepatu pantofel untuk ganti di kamar mandi.
- Males
ngapa-ngapain. Ini mah bukan aku saja deh ya? Bahkan semua orang pasti langsung
setuju. Hujan-hujan gini itu enaknya di rumah, di dalam kamar sambil dengerin
radio serta menikmati makanan berkuah, hangat lagi.
- Males mandi. Dingiiiiin banget. Awas, jorok!
- Yuk,
bersyukur! Hujan itu tetaplah nikmat Allah. Jadi kita ucapkan, “Alhamdulillah...”
|
Sumber gambar dari sini |
Lucu tulisannya. :)
BalasHapusBlogwalking ke blogku yuk,
aldyond.blogspot.com