Alat pembayaran yang kita kenal adalah uang. Tapi pernahkah Anda memperhatikan ke-eksistensian suatu uang? Apakah semua uang akan selalu dicetak dan beredar di masyarakat?
Fenomena tidak-eksisnya lagi uang kertas seribuan saya temui saat saya belanja di pasar tradisional. Saat pergi ke pasar, tak banyak uang yang saya bawa, cukup 2 lembar uang Rp 10.000 dan selembar uang Rp 5000 untuk mengisi dompet. Jadi, Rp 25.000 ya. Rencananya saya mau masak sayur bayam dan sambal penyet ikan asap.
Untuk membuat sayur bayam, maka saya butuh seikat bayam (Rp 1500/ikat kalau 2 ikat hanya Rp 2500) dan pasangannya saya memilih jagung muda/acar/kuncung (satu plastik hanya Rp 500). Jadi, saya harus membayar Rp 2.000. Saya menyodorkan uang Rp 5000 pada penjual.
“Yang pas saja Mbak uangnya. Nggak ada uang seribuan. Dari kemarin sulit kok.” penjual sayur tadi mengembalikan uang saya.
“Ndak ada, Buk.”
Akhirnya saya menemukan dua uang logam Rp 500, saya berikan kepada penjualnya dan saya mendapat kembalian dua lembar uang Rp 2000. Berpindahlah saya ke penjual ikan asap. Lagi-lagi penjual mengeluhkan tidak adanya uang Rp 1000. Tampak isi tasnya dipenuhi dengan uang kertas Rp 2000-an. Karena habisnya hanya Rp 7000, penjual ikan tersebut memberikan tambahan ikan yang agak kecil sebagai pengganti uang kembalian Rp 1000.
Kejadian langkanya uang kertas seribuan saya temui lagi saat saya membeli jajanan pasar, seperti gethuk lindri, cetot, dan gethuk goreng.
“Mbak, kembaliannya kurang Rp 1000, pripun?”
“Paringi gethuk malih, Bu (Beri gethuk lagi, Bu).”
Penasaran dengan langkanya uang kertas seribuan, saya iseng update status di facebook. Ternyata ada beberapa daerah yang juga mengalami kelangkaan uang kertas seribuan ini, sedangkan di daerah Papua masih banyak uang keras seribuan tapi tidak ada uang logam yang seribuan. Ini berbanding terbalik dengan keadaan di tempat saya. Walaupun masih jarang kemunculannya tapi sesekali kalau pas belanja saya juga dapat uang kembalian uang logam yang seribuan.
Kembali mengenani langkanya uang kertas seribuan, berdasarkan info di wikipedia.org, pada tahun 2014 ini Bank Indonesia memang tidak lagi mencetak uang kertas seribuan. Bisa jadi hal inilah yang mengakibatkan kelangkaan uang kertas seribuan. Nah, bagi kolektor uang jadul bisa nih ya dari sekarang menyimpan uang kertas seribuan untuk menambah koleksinya nanti.
Apakah Anda masih sering menemui uang kertas seribuan?
oh gitu ya mba, uang seribuan nanti ga dicetak lagi ya...saya baru tau..di sini sih kalo belanja masih ada kayaknya..apa saya yang ga ngeh ya ???
BalasHapusBisa jadi memang masih ada mbak. Tapi kabar2nya sudah mulai ditarik.
HapusDi daerah saya masih banyak kok mbak. Hmm
BalasHapusWah beruntungnya. ..
HapusPilih yg masih bagus trus disimpan untuk koleksi.
Di tempat saya masih ada kok mbak, lumayan untuk jumlahnya gak langka
BalasHapusWah, enak dong nggak kesulitan nyarinya.
Hapusiya ni mabk, saya juga merasakan kalau uang 1000 sudah jarang dijumpai lagi :D
BalasHapusBaru mampir udah suka sama tulisannya :)
BalasHapuswww.fiukrimaulanaa.com
Baru mampir udah suka sama tulisannya :)
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com
disini masih banyak mbak ika :)
BalasHapusWah seribuan itu langka. Kalau aku mau tukar uang, hanya dikasih logam dan hanya maksimal 10 keping. Gak pernah dapat yang kertas, padahal uang logam itu kan bikin berat dompet...
BalasHapusEmang sih mbak susah nyari uang kertas seribuan hehehe
BalasHapusSusah emang nyari uang kertas seribuan mbak.
BalasHapus