Assalamualaikum.
Setiap hari kita berkomunikasi dengan orang lain. Berkutat dengan segala apa yang ada di sekitar kita. Banyak kejadian yang terjadi. Semua tak terduga. Kita tak dapat mereka-reka. Ah, yang penting jangan pernah lupa kalau apa yang kita lakukan harus dilandasi semata karena Allah.
***
Sabar, nrimo ing pandhum (menerima apa yang sudah digariskan), rasanya itu memang sulit. Pengalaman lah yang nantinya akan mengajari kita arti sebenarnya dari nrimo ing pandhum. Butuh waktu dan proses. Apakah lama? Tergantung dari diri kita masing-masing.
Ada kalanya, si A, begitu cepat mengambil hikmah dari apa yang dia alami dan kemudian belajar bangkit dari hal tersebut. Namun ada pula si B, yang begitu naif hingga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi bahkan bisa sampai jatuh di lubang yang sama. Bodohkan si B? Tidak. Prosesnya saja yang agak lola-loading lama.
Sumber di SINI |
Nrimo ing pandhum, salah satu contoh kisahnya, Anda sudah bekerja begitu sangat keras dan maksimal menyelesaikan tugas, sedangkan ada seorang teman Anda (satu tim) yang hanya bekerja ala kadarnya. Eh tahu-tahu endingnya justru dia yang memperoleh materi yang lebih dibandingkan Anda. Apakah Anda merasa kesal?
Pernah mengalami kejadian serupa?
Perasaan kesal pasti akan muncul. Merasa tak adil. Pertanyaan, "Kok gini?" pasti akan muncul dalam benak kita.
Sadarkah Anda?
"Jika memang kerja keras saya tak dihargai dengan materi yang setimpal. Saya yakin kurangnya itu akan diganti oleh Allah dengan yang lainnya. Saya akan diberi keluarga yang bahagia, sehat, cinta kasih yang melimpah, dll."
Ah, seandainya perasaan nrimo ing pandhum itu muncul di setiap hati seseorang. Dunia ini akan begitu damai. Hihihi. Akan ada sebuah pengakuan yang begitu arif seperti di atas.
Nrimo ing pandhum bukan berarti yo wis lah, tak ada usaha. Nrimo ing pandhum itu lebih menyerahkan semua kepada Allah dan meyakini kalau Allah memiliki cerita lain untuk kita. Dunia ini akan indah jika setiap manusia paham betul arti dari Nrimo ing pandhum.
Wah, dapet kosakata baru nih. Bagus banget artinya. :)
BalasHapusYuk ah dicomot mbak dan diaplikasikan :)
Hapuslapang dada berarti ya...
BalasHapusYup..bagiku ini hal wajib sih mak...
BalasHapusDrpida ngegalau lama2 gegara kecewa..
Betul nggak mak ?
Kita memang harus bisa menerima dengan penuh syukur apa yang diberikan oleh Tuhan kepada kita setelah kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan berdoa.
BalasHapusRasa iri mungkin bisa saja terjadi jika melihat orang yang kualitasnya di bawah kita (seperti apa yang kita lihat) ternyata nasibnya lebih baik daripada kita. Rasa seperti itu akan meggerogoti jiwa raga kita sendiri.
Terima kasih pencerahannya.
Salam hangat dari Jombang
suer mbk,aku baru denger yang ini hehehe....ngertine mek nerimo wae hehe
BalasHapusIyaa ya Ika ukurannya jangan hanya materi, aku juga sering ngerasa gitu
BalasHapusNrimo ing pandum....itu pesan orangtuaku dulu waktu masih jadi guru wiyata bakti, tapi tetep melakukan segala sesuatu dengan maksimal
BalasHapus