Jumat lalu (29 Mei 2015), tak seperti biasa. Saat saya sampai di sekolah anak-anak sudah heboh. Bahkan ada anak yang menghampiri saya saat baru turun dari motor.
“Bu, kita jalan-jalannya ke mana?”
“Bu, aku bawa mie goreng sama sempol.”
Hihihi....
Hihihi....
Jumat sehat kala itu memang berbeda dari jumat biasanya. Senam bersama digantikan dengan acara jalan-jalan keliling kampung yang akan dipimpin oleh guru olah raga dari sekolah kami. Tentu jalan-jalan ini akan diikuti semua kelas kecuali kelas 6 sih yang sudah tidak aktif ke sekolah. Bu guru dan pak guru juga ikut lho.
Biasanya kalau Jumat sehat kegiatannya senam |
Bel masuk baru berbunyi. Anak-anak saya langsung baris di depan kelas. Baru juga duduk, pertanyaan serupa di atas langsung meluncur dari mulut mungil mereka.
“Pak Yanto belum datang, nanti kalau sudah datang baru kita baris di halaman.” Jelas saya.
“Bu, bekalnya dibawa tidak??”
“Yang dibawa minumnya saja, makanannya ditinggal di kelas.”
Setelah memberikan penjelasan ini dan itu ke anak-anak, saya menengok ke luar ruangan. Pak Yanto sudah siap dengan peluit di mulut. Priiiittt...tanpa komando lagi anak-anak langsung berlarian keluar kelas dan berbaris bersama anak-anak kelas lain.
Persiapan anak-anak hendak jalan-jalan |
anak-anak bersuka cita di sepanjang jalan |
Anak-anak sampai di sawah |
"Bu, itu yang hijau tinggi gunung ya, Bu?"
Tak lupa teriakan mereka saat ada kambing yang hendak mendekati mereka.
"Bu...Bu, kambingnya....Buuuu....."
kehebohan anak-anak saat berpapasan dengan kambing |
Kegiatan semacam ini sangatlah bagus dan bermanfaat bagi anak-anak. Mereka bisa belajar secara langsung dan menemukan hal-hal baru yang dulunya belum mereka ketahui. Atau mungkin mencocokkan apa yang mereka tahu di kelas dengan apa yang dia temukan di lapangan. Dan yang pasti kegiatan jumat sehat jalan-jalan kampung ini memberikan penyegaran bagi anak-anak sebelum menghadapi UKK ( Ulangan Kenaikan Kelas), nanti.
Anak-anak bahagia, guru juga dong ya. Namun, hal yang perlu diperhatikan bagi guru adalah tentang keamanan dan ketertiban selama perjalanan berangkat dan pulang saat jalan-jalan keliling kampung. Apalagi ini akan bersentuhan dengan masyarakat secara langsung. Ada satu pesan yang tak ernah saya tinggalkan ketika hendak mengajak anak-anak keluar sekolah. Apa itu?
"Merusak tanaman dan mengambil barang yang bukan milik kita itu tindakan yang tercela lho, ya. Ingat itu!"
Dan anak-anak saya tahu akan hal itu. Bangga itu saat melihat tangan mereka tidak celamitan ke sana-ke sini merusak tanaman yang ada di pinggir jalan yang mereka lewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar