Assalamualaikum.
Bayi Panas Setelah Diimunisasi? Kata orang sih biasa. Bagi saya sendiri adalah luar biasa. Rasa khawatir saya meningkat drastis. Takut terjadi apa-apa pada Ghifa. Maklum lah ya, anak pertama.
Kalau ngomongin soal imunisasi saya sering galau nih. Bagaimana tidak? Sampai hari ini saya belum pernah mengantar Ghifa imunisasi. Saya sok sibuk bekerja. Terlalu takut dicemberutin pimpinan sampai-sampai harus mengalihkan tugas saya itu ke ibu. Jangan dicontoh!
Bayi Panas Setelah Diimunisasi? Bagaimana dengan Ghifa? Hari ini usia Ghifa tepat 4 bulan. Alhamdulillah, sesuai jadwal imunisasi yang ada, Ghifa sudah menerima imunisasi HB 0, BCG dan Polio 1, DPT/HB 1, Polio 2, dan DPT/HB 2, Polio 3.
Kebiasaan saya sebelum jadwal imunisasi Ghifa tiba, pasti saya tanya sana-sini, tanya ke teman-teman yang memiliki bayi juga. Menanyakan pengalaman mereka, efek samping dari imunisasi ini itu tuh apa. Cara mengatasinya bagaimana, apa yang harus saya lakukan dan tak lupa saya browsing membaca artikel orang lain berkaitan tentang imunisasi.
Bayi Panas Setelah Diimunisasi? Ternyata memang wajar. Sebagai ibu kalau panik sih boleh, asal jangan keterlaluan. *seperti saya* hihihi.
Pengalaman saya saat Ghifa dapat imunisasi BCG dan polio 1, tak ada reaksi panas. Alhamdulillah, batin saya. Cuma ya itu kalau lengan kanannya tersenggol langsung ihik-ihik nangis. Ada yang bilang kalau pas kelar diimunisasi bayi akan sering nenen, iya, itu terjadi pula pada Ghifa. Dan Ghifa bubuknya malah nyenyak banget. Bisa jadi karena perutnya kenyang, bubuknya jadi anteng. Apalagi bubuknya sambil dibedong.
Baca juga: Membedong Bayi
Sebulan kemudian jadwal imunisasi Ghifa pun tiba lagi. Seperti biasa saya tanya sana sini. Apalagi ini imunisasi DPT yang sebagian besar bayi katanya akan panas setelah disuntik. Ghifa yang diimunisasi, saya dan ibu yang heboh. Nanti kalau ini dan itu gimana, pokoknya khawatir tingkat dewa *lebay* Dan iya, Ghifa panas.
Awalnya, setelah disuntik pagi sampai pukul 10 malam semua stay cool. Bahkan dia malah tidur terus. Eh, saat saya mulai terlelap terdengar Ghifa merintih sambil ihik-ihik. Mulai deh bingung. Sampai-sampai saya tak sengaja menyenggol paha kiri Ghifa bekas disuntik. Menangis lah dia.
Saya bangunkan suami dong. Saya cek suhu tubuhnya pakai termometer. Benar saja, sampai 38 derajat C. Tak terpikirkan untuk memberikan obat yang diberikan bidan, saya buka baju dan berusaha melakukan metode skin to skin dengan Ghifa. Saya kompres kepalanya dengan air kolah, eh dia berontak. Lama sekali panasnya nggak turun-turun, saya hanya bisa tetap memeluk Ghifa sambil dia nenen dan tak mau lepas.
Hampir satu jam Ghifa baru bisa kembali bubuk dan dua jam kemudian dia kembali merintih seperti kedinginan. Tak mungkin lah kalau saya selimuti dia. Akhirnya saya baru ingat dengan obat yang diberikan oleh bidan desa, yaitu paracetamol yang dibagi menjadi empat. Saya rebahkan Ghifa dan leeb, obat pun masuk. Lihat dia minum obat, saya malah pengen ketawa, ekspresinya lucu banget. Dalam hati tetap dong, bismillah sembuh.
Setengah jam kemudian Ghifa baru bisa kembali bubuk dengan pules. Selama setengah jam pula dia nenen. Setelah itu apakah dia bangun lagi? Alhamdulillah tidak. Hanya ihik-ihik mencari nenen, kalau sudah dapat kembali bubuk lagi.
Bagaimana dengan esok harinya? Tubuhnya masih panas. Saya panik dong, karena cerita dari teman-teman panasnya hanya malam hari, lah anak saya kok sampai pagi masih panas. Obat dari bu bidan pun diberikan lagi ke Ghifa.
Sampai akhirnya sore hari tubuh Ghifa masih hangat-hangat tai ayam. Saya dan ibu takut kalau kenapa-kenapa langsung deh membawanya ke bidan. Eh sampai di sana, suhu tubuh Ghifa langsung turun drastis dan normal. Duh ileh bu bidan malah tertawa terkekeh-kekeh melihat kepanikan saya dan ibu.
Pulang dari bu bidan apa yang terjadi? Ghifa bisa tertawa riang lagi. Setiap kali disapa orang tersenyum. Padahal sebelumnya, cemberut mulu.
Apa kabar dengan cerita imunisasi DPT/HB 2, Polio 3? Ya, lagi-lagi saya tanya teman dong. Eh, ada yang bilang bayinya nggak panas setelah disuntik. Wah, mata saya sumringah dong. Berharap semoga Ghifa juga tak panas. Saya sudah heboh mengingat pengalaman sebelumnya.
Sampai tepat pukul 10 malam lagi, Ghifa yang awalnya bubuk dengan nyenyak tiba-tiba bangun. Tak mau nenen saya. Nangis minta diangkat. Eh, badannya agak panas. Tapi tak sepanas pas imunisasi sebelumnya.
Tanpa cek suhunya dengan termometer *jangan ditiru* saya hendak memberikan obat pemberian dari bu bidan. Leb, obat masuk, eh sedetik kemudian Ghifa malah gumoh banyak banget. Saya panik dong. Akhirnya saya gendong dia sambi nenen. Sekitar setengah jam dia baru mau tidur.
Pukul 2 malam dia bangun lagi. Tubuhnya panas. Bismillah saya beri dia obat lagi. Kala itu tak dimuntahkan lagi. YaNg ada dia langsung minta nenen dan tak selang beberapa lama bubuk kembali dan sesekali bangun ihik-ihik minta nenen dan kembali bubuk.
Paginya? Ya sama. Masih cemberut, agak panas badannya, bubuknya berkurang dan inginnya nenen terus sambil digendong. Kalau diletakkan pasti nangis. Apalagi kalau paha kanannya tersenggol pas digendong.
Ada sih imunisasi yang tidak memberikan efek panas ke bayi. Ya, kalau mau bisa langsung ke dokter spesialis anak dengan membawa dompet agak tebal. Tapi, ada juga lho anak dari teman saya meskipun diimunisasi dengan harga mahal tetap saja panas. Akan tetapi, ada juga yang diimunisasi gratisan eh nggak panas. Ya, daya tahan tubuh dan respon anak kan beda-beda ya. Kalau saya mah misal ada yang gratisan hayuuk aja *dasaremakpelit*
Oya, sekedar berbagi tips nih berkaitan dengan imunisasi, khususnya DPT ya.
- Jangan malu bertanya kepada yang sudah berpengalaman atau bisa juga cari info di internet
- Tekan secara kuat bekas suntikan pada tubuh bayi setelah jarum suntik dicabut oleh petugas. Hal itu dilakukan agar darah yang keluar tidak terlalu banyak.
- Berikan obat setelah pulang dari imunisasi
- Kompres bekas suntikan. Hal itu untuk mengurangi rasa sakit atau pegal agar bayi tidak rewel
- Kalau bayi panas lakukan metode skin to skin, kompres keningnya dengan air kolah (tidak terlalu dingin-biasa)
- Jangan lupa cek suhu tubuh bayi. Kalau panasnya tidak terlalu tinggi jangan terburu-buru memberikan obat.
- Jangan lelah untuk selalu memberikan ASI.
- Perhatikan letak suntikan agar tidak sering tersenggol yang bisa mengakibatkan bayi rewel dan menangis.
- Sabaaaaaaarrrr dan ajak suami untuk kerja sama.
Saya jadi tidak sabar untuk menantikan cerita imunisasi Ghifa selanjutnya. Tapi yang pasti saya ingin sesekali mengantar Ghifa pergi imunisasi. Semoga suatu hari dapat ijin dari pimpinan. Aamiin.
Kalau Anda punya pengalaman apa? Boleh juga lho tambah tips di atas!
Keren nih tipsnya. Ntap!
BalasHapusTerima kasih.
HapusKalo Asma dulu, setelah imunisasi gak demam. :)
BalasHapusWah, senangnya :D
Hapusiya bener, ada imunisasi yang anti panas, tapi ya itu.. harganya.. hahahaa.. sama aku juga sok sibuk banget sampe2 imunisasi aja musti diingetin mertua, emak dan suami, 2 anakku imunisasi semua, tapi imunisasi campak selalu gak pas 9 bulan, yang pertama malah umur 15 imunisasi campak, gak boleh ditiru banget.. kalau tips dari mertua aku bayi yang panas setelah imunisasi ataupun karena demam bisa dikasih degan ijo (kelapa muda) dengan syarat 6 bulan ke atas :) btw makasih tipsnya yah :)
BalasHapusTerima kasih mbak untuk info degan ijonya. Saya save untk Ghifa nanti kalau suntik campak.
Hapussama2 mbak ^^
HapusSekarang ada imunisasi yg anti panas tapi rada mahal euy
BalasHapusIni habis imunisasi pamolnya ga aku minumin.hehehehe
BalasHapusIntam kan nggak panas ya mbak.
HapusKmrn pas qowiy sakit pake skin to skin juga.. meski ga nurunin demam nya tp ternyata bs bikin dia bobo pules. Recomended ya
BalasHapusIya mbak..jurus terampuh dan termurah.
Hapusanakku ndak panas ik mak, mungkin beda2 ya
BalasHapusSebenarnya sy agak nggak setuju klw bayi dikasih obat2an. Selain krn si bayi akan cepat sakit2an pas gedenya, bayi jg akan ketergantungan obat.
BalasHapusAwalnya saya juga begitu suka cari tahu mba, dan memang wajar. Memang bikin panik, tapi alhamdulillah sehat ya.
BalasHapusNtar habis ini, kalau ada jadwal imunisasi lagi jangan terlalu panik ya, Mbak. Kan udah pengalaman :)
BalasHapusTenang aja, tapi tetep waspada :)
Hihi, betul ituu... stok sabaaar yg banyak ;)
BalasHapusKalo anak saya, alhamdulillah pisan, nggak panas setiap habis suntik. Ternyata metode skin to skin cukup ampuh ya buat ngurangin suhu panas... Nice share
BalasHapus