Assalamualaikum.
Jadi Guru Jangan Jaim. Begitulah nasihat dosen saya. Tambahnya, kalau jaim mana ada anak-anak yang tertarik.
Saya jadi ingat, dulu semasa kuliah ada juga lho dosen yang jaimnya minta ampun. Kalau ketemu mahasiswa aja melengos. Pas di kelas ada kejadian lucu dan semua mahasiswa tertawa, beliau hanya nyengir sinis. Hai Bu, apa kabar?
Saya kelihatan jaim nggak nih? |
Balik lagi soal jadi guru jangan jaim. Jaim tahu kan ya, jaga image itu lho. Ceritanya, Jumat kemarin, di kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) ada seorang guru yang mengeluhkan siswanya yang malu bertanya dan menanyakan bagaimana solusinya kepada guru-guru yang ada di sesi problem solving tersebut.
Dari belakang ada suara bisik-bisik memberikan solusi saat Pak Pomo, salah satu guru senior, maju ke depan mengambil alih mikrofon. Inti dari jawaban dari Pak Pomo adalah sebagai guru alangkah baiknya kalau kita itu dekat dengan anak-anak. Seringnya, saat istirahat Pak Pomo menghampiri siswanya untuk berbincang-bincang ringan. Seperti tak ada jarak antara guru dan siswa. Dan hal itu menjadi solusi yang tepat selama Pak Pomo mengajar.
Selesai menjelaskan, saya mengangkat tangan. “Pak, saya setuju dengan pendapat Anda. Karena saya pun menerapkan hal itu. Akan tetapi, masalahnya adalah ketika kita menjadi akrab dengan anak-anak eh ternyata ada sisi negatifnya juga, yaitu cara bicara dan bersikap anak-anak ke kita (guru) kok malah seperti kepada temannya. Bagaimana solusinya?”
Siap-siap tersenyum manis ya^^ |
Dari belakang lagi, “Iya betul itu betul bagaimana itu?”
Pak Pomo menambahkan bahwa hal itu memang lumrah. Dan kita (guru) harus bisa menyikapinya dengan bijaksana dan memposisikan diri dengan semestinya. Jangan langsung menghardik dengan kata-kata kasar. Misalnya, ingatkan mereka kalau kita ini adalah guru mereka. Kalau mereka tidak bisa menggunakan bahasa krama ya pakai bahasa Indonesia. Dan pesan Pak Pomo, “Saya mengucapkannya dengan menggunakan senyum terindah saya.”
Kalimat terakhir Pak Pomo disambut dengan gelak tawa.
Nah... pertanyaan yang diajukan mba Ika kepada Pak Pomo juga menjadi keresahan saya. Saya ngajar SD. Saya juga menerapkan "guru tidak jaim" tapi saya merasakan kadang siswa menjadi "seenaknya" dengan saya. Kesalahan saya adalah kadang saya tidak bertindak ketika siswa seperti itu.
BalasHapusTerimakasih tulisan ini membantu mengingatkan saya agar tidak segan bertindak (dalam arti positif) jika ada siswa yang seenaknya.
Iya guru sekarang kayaknya ga ada yang jaim tapi tetap berwibawa, terutama guru2 mudanya. Beda saat jaman saya sekolah dulu :)
BalasHapusJadi guru itu susah ya mbak :' Aku lulus nanti jadi guru. Tapi masih bingung heheh. Ditunggu kunjungannya ehhe
BalasHapusDulu cita-citaku jadi guru. Eh ternyata belum kesampaian. :D
BalasHapusapalagi kalu murid2nya anak SMP/SMA dan SMK..uwwww,kita harus benar2 tegas,kapan bisa jadi teman kapan bisa jadi guru^^
BalasHapusAsyikk ya mb jd guru muda, dulu aku pingin masuk pgsd tp ga lulus tes nya
BalasHapusDulu cita2 pengen jadi guru ehh ga kesampaian haha tapi jadi guru anak2 saya sih hehe.
BalasHapusiyaaa, harus liat situasinya ya mak, kalau perlu tegas ya tegas, yang penting nggak galak...
BalasHapusAnakku dulu sekolah di SD akreditasi B krn umurnya gak cukup, ditolak dimana-mana. Waktu kelas 5, datanglah guru muda yg asik banget & dekat dg anak2 smp punya group bbm dg murid2. Berkat beliau, nilai rata2 UN tertinggi ke kota, pdhl akreditasi B, mengalahkan sekolah2 favorit. Guru yg nggak jaim membuat murid2nya semangat belajar & yakin tdk kalah pandai dr anak2 sekolah favorit.
BalasHapusWah jadi guru harus ada strateginya juga ya mbak Ika, bagaimana supaya dekat dengan murid-murid tapi juga jangan sampai karena terlalu dekat kemudian jadi seenaknya ya :)
BalasHapusSaya pernah juga bercita-cita menjadi guru, itu pekerjaan yang sangat mulia :)
aku aja punya guru jaim males banget dulu mbak, mana ada siswa yg deket ama guru kalo spt itu :)
BalasHapusLebih enak guru yg ramah dan terbuka. Klo jaim mau tanya pelahjaran yg kurang paham jdi sungkan...mending tny teman
BalasHapuskayaknya aku juga bukan bu guru jaim deh Mb
BalasHapuswaaah kereen sharingnya mbak ...klo saya mungkin termasuk Emak Jaim ya hihihi
BalasHapussetujuuu banget mbaa
BalasHapusdulu guru akuntansi saya galak pisan..
ngaruh deh sampe sekarang.
saya ga suka akuntansi huhuhu