Salahkah
kalau menikah di usia muda? Benarkah kalau menikah di usia muda akan
menghancurkan karir kita? Apakah dengan menikah di usia muda seorang perempuan
hanya akan berkutat dengan urusan dapur dan anak? Bukankah dengan menikah muda
banyak mendatangkan pahala?
Anda menikah
di usia berapa? Termasuk dalam kategori menikah di usia muda-kah? Ibu saya dulu
menikah di usia 17 tahun sedangkan saya 22 tahun. Awalnya saya berencana untuk
menikah di usia 24 atau 25 tahun, tapi karena jodoh datang dengan cepatnya yaa
cus aja. Bismillah.
Menikah di
usia 22 tahun, saya sudah merasa kalau saya itu yang paling muda usianya saat
menikah. Tapi ternyata ada lagi lho, teman blogger saya, sebut saja Cutdekayi.
Saya sering panggil dia Dek Ayi atau Ayi. Ternyata, saat usianya 20 tahun, dia
sudah berani memutuskan untuk menikah. Selang 3 bulan dia sudah dinyatakan akan
menjadi seorang ibu, ibu kecil bagi baby-nya. Pas usia segitu, kita lagi
ngapain aja ya? Masih menggalau badai kali ya.
Menikah di
usia muda adalah salah satu cita-cita Ayi, perempuan yang sulit mengucapkan
huruf R ini. Dia terinspirasi oleh sosok
bundanya yang dulu juga menikah di usia muda. Dia selalu diiming-imingi cerita
keharmonisan bunda dan ayahnya. Semakin penasarannya, dia kaji sendiri ilmu
agama tentang pernikahan hingga tekad untuk dicarikan jodoh oleh bundanya pun
semakin giat dia lakukan. Berhasilkah?
Bertemu Sang Pujaan Hati
Ayi sama
seperti perempuan lainnya. Kadang rapuh, butuh sahabat, dan butuh ruang untuk
mengaktualisasikan dirinya. Bedanya, saat usia 18 tahun, dia sudah memiliki
tekad bulat untuk menikah di usia muda. Tekadnya terasa sampai ke relung-relung
akun sosial medianya. Ditulisnya apa itu menikah muda. Dikobarkan-lah semangat
menikah di usia muda itu di sana.
Pepatah
mengatakan, pucuk dicinta ulam pun tiba. Seorang laki-laki yang mulanya bertemu
dalam suatu komunitas menulis dan dianggapnya sebagai teman biasa justru datang
melamarnya. Tak tahunya ada sosok lelaki yang mengaminkan semua keinginan Ayi.
Siapa lagi kalau bukan suaminya saat ini?
Setelah
menikah, apakah Ayi merasa rugi? Apakah dia tak bisa meneruskan kuliahnya? Perempuan
yang memiliki dua adik laki-laki ini mengaku justru mendapat banyak sekali
keuntungan setelah menikah di usia muda. Itu pun tertuliskan dalam postingan
blognya. Salah satunya postingan yang menggambarkan bagaimana kehidupannya
sehari-hari saat menghadapi suaminya, seorang (jangan sebut) progammer. Kesan
yang saya dapatkan? Keluarga ini unik.
Ngomong-ngomong
soal menikah, Ayi menyebutkan ada 5 keuntungan menikah di usia muda.
1. Lebih terjaga
Ada yang pernah berpikir kalau
menikah di usia muda bakalan terkungkung dalam rumah? Itu hanya teori.
Praktiknya, saya sudah mengalami, Ayi juga. Dia justru lebih bisa ke mana-mana
berdua (sekarang bertiga kan sudah ada Kizain). Ada yang bantu memilah kegiatan
atau acara apa yang baiknya dikunjungi.
Wajar saja sih kalau misal ada yang
mikir setelah menikah nggak bisa bebas. Saya awalnya juga gitu. Tapi
kenyataannya tidak. Saya justru bisa pergi bersama Abi mengunjungi beberapa
event blogger (khususnya) yang dulu, selama masih sendiri, belum pernah bisa saya
lakukan.
2. Ada yang mengingatkan tentang kebaikan
Ayi mengaku, saat suaminya capek
pulang kerja tapi tetap pergi jamaah ke masjid, dia nggak mau kalah dengan cara
sholat tepat waktu. Atau soal hafalan alquran, suami sudah banyak jumlah
hafalannya, Ayi pun tak mau kalah.
Saya mengalaminya? Iya, contoh
kecilnya. Kalau dulu saat masih sendiri kalau pagi ya bangun-bangun saja.
Sekarang? Sebagai ibu muda harus membuatkan kopi, menyiapkan baju kerjanya,
dsb. Biasanya saya sering berebut sama suami, siapa cepat membantu dia dapat pahala
dari-Nya. Hihihi. Menikah itu banyak mendatangkan pahala yang berlimpah ruah.
3. Ada pelipur lara
Tak bohong memang, poin ini saya
setuju banget. Kalau dulu saat masih sendiri kalau pas ada masalah curhat sama
teman agak takut kalau dia nggak berkenan. Sekarang sama suami ya dia siap
sedia. Kalau kata Ayi, suami ada waktu untuk kita selama 24 jam. Ayi pun
merasa, suami-lah yang selama ini ikut berjuang saat Ayi merasa
terombang-ambing, maklum ibu kecil. Hihihi. Ya, suami istri memang harus saling
menguatkan.
4. Belajar bermental dewasa dan saling mengalah
Saya menceritakan poin ini di
Berkah Terindah itu Bisa Menikah di Usia Muda. Menyatukan dua manusia dengan kepribadian, profesi, kepala
yang berbeda memang sulit. Tapi inilah pasangan. Seperti sendok dan garpu,
saling melengkapi. Yang satu sedang emosi, ya yang satu bisa mencairkan
suasana. Tak kenal entah itu suami atau perempuan. Semua tak boleh egois. Kalau
semua emosi ya bubar jalan.
5. Partner yang solid
Saat saya mencuci baju sambil buat
MPASI Kak Ghifa, suami yang bagian ngajak main Kak Ghifa. Ketika saya harus lembur
raport anak-anak, suami bantu ngisi nilai di raport. Ya, begitulah suami.
Bagaimana dengan keluarga ibu kecil, Ayi?
Ayi, saat ini sedang menempuh kuliah
di Fakultas Kedokteran Hewan semester 6, tentunya banyak sekali tugas-tugas
yang diberikan dosen. Apalagi ini sudah semester tua ya. Ayi merasa sangat
beruntung karena suami siap sedia membantunya saat mengerjakan tugas, baik itu
saat hendak ujian atau pun membantu mentranslate jurnal.
Anda, sudah
punya calon? Kalau belum jangan nangis di pojokan kamar ya? Ambil positifnya
saja. Misalkan saat ini belum ada calon, bisa jadi Allah ingin Anda lebih
mendalami arti pernikahan itu sendiri seperti apa. Tapi hati-hati lho ya kalau
baca blog Ayi, di www.cutdekayi.com.
Kenapa? Karena dijamin bakalan envy.
Kok bisa?
Ayi ini sangat vulgar banget dalam membeberkan keromantisan keluarga kecilnya.
Di mana-mana bertaburan foto-foto keluarga mereka. Apalagi foto Kizain yang
lucu dan gembul. Ingin rasanya mencubit pipinya. Semua itu dipadu-padankan
menjadi postingan yang apik. Sayangnya, tampilannya agak kurang rapi karena
hanya rata kiri bukan rata kanan kiri. Dan, mengenai header blog, alangkah
lebih baiknya tidak terlalu lebar hampir memenuhi satu halaman layar. Karena
salah satu syarat blog memiliki tampilan yang SEO adalah header yang tak
memenuhi satu halaman layar.
Dok pribadi Ayi Hai, Kizain! |
Balik lagi
soal 5 keuntungan menikah di usia muda. Kalau Anda saat ini belum punya
pasangan, tak ada salahnya lho untuk minta dicarikan sama orang tua. Bukan
karena nggak bisa cari sendiri tapi orang tua tidak akan memberikan pilihan
yang buruk kepada anaknya. Bagaimana, kalau sudah ada calonnya, sudah siap
menikah di usia muda? *kompor*
Saya pengen nnati anak saya yang cepat nikah, tetapi tetap kuliah yang tinggi
BalasHapusAamiin. Semoga terkabul Mbak.
HapusKalo nikah muda ntar kalo anakny sdh gede kayak kakak adik.. Jadi ingat mamaku dulu yg nikah muda.. Kemana-mana kami berdua dikira kakak aik..hihi.. Soalnya aku anak sulung.. Pas aku umur 20 tahun usia mamaku 40 tahun..
BalasHapusSaya sama ibu saya juga gitu Mbak, kayak kakak adik.
HapusKalau saya nikah umur 25, dulu ga pingin nikah muda karena saya anak orang biasa. Kalau saya nikah muda terus ekonomi keluarga saya sendiri pas2an yang ada bukannya bantu orang tua tapi malah nyusahin. Disini banyak yang gitu, terus ujung2nya lari ke luar negeri :)
BalasHapusTapi jujur saya iri sama mereka yang nikah muda, anaknya udah gede tapi masih kayak ABG.:)
Menikah biar bisa mengurangi beban orang tua eh malah ngrepotin orang tua mulu ya mbak.
Hapussaya nikahnya tengah2 25 tahun xixixi...
BalasHapusUsia ideal itu Mbak segitu. Saya awanya kan juga ingin nikah di usia segitu.
HapusWah, seru ya menikah muda. Jadi nanti bisa jadi eang cantik di usia 40an.. keren keren..
BalasHapusEayang cantik nan kinis-kinyis.
HapusAyi ini terlihat dewasa ya, dari review Ika disini padahal masih muda
BalasHapussubhanallah... mbak Ayi....
BalasHapus20 udah nikah oemjii saya masih jalan kemana2 itu. Rencana nikah muda 20-23 tapi sudah bablas setahun yg lalu hahahahahaa
BalasHapuscute banget fotonya Kizain. Allhamdulillah menikah muda tidak menghalangi aktivitas ya
BalasHapusUiii 20 thn ya, aku msh mikir apa pas usia segitu
BalasHapusPernikahan dini..smoga selalu samawa ya mba ayi
BalasHapusAda Pelipur lara, iya ya..setuju...setuju...
BalasHapusAhhh mba juga menikah muda ya. Saya salut dengan wanita yang berani memutuskan menikah muda. Saya dulu ingin sekali menikah muda seperti mama saya juga supaya jarak antara saya dengan anak tidak terpaut jauh namun saya masih terlalu labil dan takut saat itu :D
BalasHapusTerimakasih Ummi Ghifa. Semoga bisa mengingatkan ayi buat jadi wanita tercantik pertama di mata Kizain #eh. Maksudnya, jangan pikir buruk mulu soal pernikahan. Lihat sisi positifnya juga. Biar hati lapang, pikiran tenang dan Allah makin sayang :)
BalasHapusWaaah, ternyata Ika nikah muda juga ya. Pantesan kalian masih pada imut2 tapi udah punya anak yang imut2 juga :D. Semoga samawa selalu, saling menguatkan untuk menggapai tujuan pernikahan yang kalian cita-citakan. Amin. *udah kaya kutbah nikah XD
BalasHapus