Pernah dikejar hujan? Bagaimana rasanya? Biasa aja? Iya, lah situ naik mobil, kalau naik motor baru tahu sensasinya. Hihihi. Loncat-loncat mau jatuh gimana gitu dari jok motor. Apalagi tahu-tahu si kecil yang ada dalam dekapan meronta minta nenen pula. Duh!
Kejadian ini terjadi saat usia Kak Ghifa 3 bulanan. Ceritanya kan pulang dari rumah nenek (mertua saya). Sebenarnya sih sudah nunggu sampai hujan reda. Tapi nggak tahu kenapa pas di jalan malah mau hujan lagi. Mau menginap, paginya saya harus sekolah, suami juga kerja. Yo wis, nekat.
Kenekatan itu ternyata harus saya bayar mahal. Berapa juta sih? Bukan masalah uang, tapi kekonyolan saya dan suami. Pas lagi tegang-tegangnya naik motor, Kak Ghifa yang awalnya tidur dengan nyenyaknya mulai beraksi. Mungkin dia merasakan apa yang saya rasakan kali, ya? Tegang karena abinya naik motor ugal-ugalan banget demi menghindari hujan.
“Eh...eh...” Kak Ghifa mulai ngusel-ngusel minta nenen. Duh, pakai acara minta nenen pula. Biasanya juga angkler (nyenyak) aja tidurnya sampai nanti di rumah. Bodohnya saya, sudah tahu punya si kecil malah pakai tunik yang nggak ada kancing depannya. Mana panjang banget ke bawah. Bagaimana menyusuinya? Mulai panik.
Harusnya saya pakai baju yang seperti di atas |
Saya berusaha menepuk-nepuk pantat Kak Ghifa dengan lembut. Siapa tahu mau tidur lagi dan nggak jadi nenen. Tapi, Kak Ghifa malah makin meronta.
“Kak Ghifa kok gerak-gerak, Mi?” tanya suami.
“Minggir, Bi...Minggir dulu, Bi.” pinta saya kepada suami.
“Ya....ya...” suami memberhentikan motor di depan suatu sekolah dasar.
“Kak Ghifa minta nenen nih. Bagaimana? Ummi malah pakai baju kayak gini.” saya mulai bingung.
“Gini saja...” suami saya mengajak saya ke belakang gerbang dan langsung meminta saya untuk memposisikan baju saya agar mudah menyusui Kak Ghifa. Di bagian tubuh yang kelihatan, suami menutupinya dengan selendang dan memastikan tidak akan kelihatan meskipun terkena angin saat naik motor. Huuuh...Untunglah, suami punya ide yang cemerlang meskipun sedikit konyol. Perjalanan pulang pun kami lanjutkan dengan keadaan Kak Ghifa nenen terus sampai rumah.
Semenjak kejadian itu, saya jadi selalu rempong dan kebanyakan mikir kalau harus pergi keluar rumah dengan Kak Ghifa. Bingung kalau minta nenen pas di tempat umum. Maklum, baju saya masih sedikit yang ada kancing depannya. Mau pakai ASIP di dalam dot pun Kak Ghifa nggak mau kalau secara ‘nyata’ saya ada di depannya. Saya pun selalu mengusahakan untuk menyusui Kak Ghifa secara langsung. Karena bagi saya menyusui adalah momen terindah yang tak bisa diulang lagi.
Tak hanya acara resmi saja yang sering buat saya rempong memilih baju agar mudah menyusui Kak Ghifa di tempat umum. Pergi ke pasar pun, saya juga sering mikir-mikir, mau pakai baju apa ya? Kalau misalnya ada ibu, saya lebih memilih nitip ibu deh. Hihihi.
Apa kabar dengan lebaran nanti? Dulu, setiap kali lebaran datang, berkeliling ke rumah tetangga dan berkunjung ke rumah sanak saudara selalu saya lakukan. Masak iya sih lebaran kali ini saya hanya duduk diam di rumah. Ini lebaran lho. Momen sekali dalam seumur hidup. Pas lebaran tiba semua keluarga kumpul dan saya hanya jogrok di rumah saja karena masalah baju yang kurang nyaman untuk menyusui? No!
Saya itu tipe orang yang semua harus terencana. Tak bisa kalau misalnya, tiba-tiba diajak pergi, cus, nggak bisa. Malah kalang kabut. Bubar jalan, grak! Semua harus tersusun rapi. Kegiatan sehari-hari pun harus terencana dari awal membuka mata. Makanya, soal penampilan di hari lebaran, mulai dari sekarang, saya sudah nyicil beberapa hal agar saya tetap bisa berkumpul dengan tetangga dan sanak saudara tanpa perlu mengkhawatirkan masalah baju. Saya kan juga ingin tetap tampil gaya di hari lebaran nanti.
Apa saja yang sudah saya persiapkan? Nih, sudah saya rangkum dalam 7 hal ini bisa bikin busui tetap tampil gaya di hari lebaran. Apa saja itu?
1. Memilih baju yang ada jendelanya
Rumah kali ya ada jendelanya. Hihihi. Pasti tahu-lah apa yang saya maksud. Saat ini sudah banyak baju khusus busui yang beredar di pasaran. Termasuk di online shop. Produsen di dunia fashion ini tengah berlomba-lomba menciptakan baju busui yang tetap stylish dan tak ketinggalan zaman. Harganya bagaimana? Masih cukup menguras kantong sih karena baju semacam ini butuh desain khusus.
Buat busui yang mungkin budgetnya lagi minim, bisa lho tetap tampil bergaya di hari lebaran dengan cara permak baju lebaran tahun lalu atau baju yang ada. Apa yang dipermak? Beri jendela. Datanglah ke tukang jahit dan minta tolonglah untuk memasangkan ritsleting atau kancing di bagian dada. Berapa biaya yang harus dikeluarkan? Pengalaman saya, paling mahal Rp 10.000. Bagaimana, mau coba?
2. Memilih model baju yang tepat
Lebih suka dress, tunik, atau kemeja? Apapun pilihan kita, terpenting adalah si kecil dan kita nyaman. Jangan sampai demi meemenuhi kebutuhan fashion, si kecil justru jadi korbannya *nunjuk diri sendiri*. Sejauh ini, karena saya bepergian dengan motor, lebih nyaman pakai tunik atau kemeja yang dipadu-padankan dengan celana kain. Kalau Anda menggunakan mobil sebagai moda transportasi, tak ada salahnya untuk memilih dress.
Model yang kayak begini saya suka. Tunik ada kancing depannya dan bawahan celana. Jadi, kalau tiba-tiba di jalan Kak Ghifa minta nenen kan tinggal leb *eh.
3. Membeli baju busui yang multifungsi
Anda muslimah? Jangan beli baju busui yang lengan pendek! Dijamin kalau pergi keluar rumah rempong lagi cari baju. Jatuhnya kalau mau pergi harus pakai baju busui lainnya, dan itu harus beli lagi, keluar uang lagi. Belilah baju busui yang sekiranya tetap bisa digunakan untuk beberapa momen dan meskipun sudah tidak menyusui. Ingat, busui juga harus hemat lho!
4. Memilih bahan baju yang tepat
Semahal apapun baju busui yang kita beli tapi kalau bahannya nggak nyerap keringat sama saja bohong. Ingat, saat kita menyusui, banyak kalori dalam tubuh kita yang terbakar. Hal itu menyebabkan kita berkeringat dan gerah. Agar tidak bau dan keringat tidak kelihatan di mana-mana alias bisa diserap, pilihlah baju yang berbahan katun. Jangan pilih baju berbahan broklat, dijamin si kecil tidak nyaman dan kita pun akan garuk-garuk terus. Hihihi. *pengalaman*
5. Memilih warna yang tepat
Banyak yang biang busui lebih baik pakai baju yang gelap warnanya. Alasannya, agar saat ada sisa makanan si keecil yang mengenai baju tidak terlalu mencolok. Tapi, kalau saya sendiri, lebih suka memakai baju dengan warna pastel. Selain itu, harus ada motifnya. Kalau ada motifnya pun misalnya terkena kotoran tidak terlalu mencolok. Warna pastel saya pilih karena kulit saya yang agak gelap. Kalau Anda mau pilih warna apa?
6. Pakai kerudung instan yang menutup dada
Ih, sekarang lagi trend ya kerudung yang lebar-lebar gitu. Model dan warnanya juga bagus-bagus lho. Ini kabar bagus nih buat busui. Jadi, kan banyak sekali model yang bisa dipilih.
Kenapa busui lebih disarankan memakai kerudung instan? Ya, biar lebih simpel. Kalau makai yang banyak gaya, takutnya nanti baru setengah jalan berkunjung ke tetangga tapi dandanan kita sudah acakadul. Atau aksesoris seperti jarum pentul dan bros pun akan berbahaya kalau mengenai si kecil. Pokoknya pilih model kerudung ya bisa buat nyaman si kecil dan kita sendiri.
7. Pakai apron atau selendang
Saat ini sudah banyak sih ruang menyusui di beberapa tempat. Busui bebas deh kalau mau ‘buka-bukaan’. Akan tetapi, namanya si kecil itu tidak bisa ditebak kalau mau minta nenen. Baru jalan di mall bareng keluarga, eh, minta nenen. Bisa sih langsung nenenin si kecil karena busui pun punya hak akan hal itu. Tapi untuk menjaga perasaan ‘risih’ orang lain kan tak ada salahnya untuk siap sedia apron atau selendang. Kalau misalnya bawa apron atau selendang kan lebih enak. Tinggal set-set-set kan kelar. Si kecil pun nggak perlu rewel dan acara jalan-jalan di hari lebaran bisa tetap lancar.
Bagi saya kenyamanan adalah harga mati. Apalagi bagi si kecil. Saya sendiri tidak mau mengorbankan si kecil demi trend fashion yang ada. Nah, bagi Anda yang busui juga, semoga 7 hal yang bisa bikin busui tetap tampil gaya di hari lebaran di atas bisa bermanfaat. Belum punya baju baru untuk lebaran? Masih ada waktu lho untuk belanja, dan jangan lupa untuk mengaplikasikan 7 poin di atas ya. Selamat belanja.
Sumber bacaan:
https://id.theasianparent.com/ibu-menyusui-juga-bisa-modis/2/
http://www.infobusanamuslim.com/gamis/model-model-baju-gamis-menyusui-dan-tips-memilih-busana-menyusui.html
http://digiscrappl.blogspot.co.id/2015/10/referensi-baju-menyusui-yang-praktis.html
sekarang mah sdh banyak yaa baju yg busui friendly jadi banyak pilihan ga perlu khawatir haha
BalasHapuskalo lagi menyusui emang harus nyari baju yang nyaman dipake juga gampai buat menyusui yaa hihi
BalasHapusbtw aku juga ikutan lomba ini mbak :D
good luck ya buat kita berduaa ^^
www.rusydinat.com
setuju banget mbak ama tipsnya
BalasHapusaku juga sekarang baju2nya yg punya jendela wkwk terus lebih suka pake kerudung instan karena gx ribet kalo mau menyusui
iya perlu itu mbak, aku yang perempuan saja suka risih kalau lihat perempuan lagi nyusui anaknya tapi sampai kelihatan "payudaranya" apalagi laki2 bisa ijo lihatnya
BalasHapussekarang meski busui gak boleh kalah penampilannya dengan anak muda ya mbk. karena usia sya yg masih 23 udh jadi busui..hehe
BalasHapusyg terpenting pilih baju yang bisa buat nyusui tanpa harus kelihatan payudaranya