Hari ini saya mangkir dari ngajar. Sebenarnya nggak tega ninggalin anak-anak, mereka pasti kangen saya deh. Dijamin besok pada meluk saya kalau saya datang. Yeay! PD maksimal.
Saya mangkir ngajar karena pagi tadi saya harus nganter ibu ke kantor Samsat Demak untuk memperpanjang STNK motor bapak. Lha bapak ke mana? Kerja lah, dan nggak bisa ditinggal. Bapak mah orangnya paling males kalau disuruh ngurus yang kayak begituan. Hihihi. Soalnya nggak bisa diem, duduk manis orangnya.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 07.30 WIB dengan alasan biar dapat antrean awal. Maklum kan bawa bayi, jadi kalau kelamaan takutnya malah rewel. Sekitar pukul 08.02 menit saya masuk tempat parkir kantor Samsat Online Kabupaten Demak yang mulai ramai. Setelah memarkirkan motor, saya dan ibu langsung tanya ke bagian informasi yang ada di depan kantor. Dari sana kami digiring untuk mem-fotokopi STNK dan KTP (bapak). Saran nih, lebih baik fotokopi di rumah saja. Selain harganya lebih murah, pun bisa langsung cus masuk ke dalam dan dapat nomor antrean lebih awal.
Dapat nomor antrean 28 |
Setelah fotokopi, kami dipersilahkan untuk membeli stopmap khusus dengan harga seribu dan saya dapat selembar kertas bukti menyumbang untuk PMI. Setelah berkas tadi dimasukkan ke dalam stopmap, kami langsung masuk ke dalam kantor dan menuju meja pendaftaran. Baru diletakkan langsung nama bapak dipanggil dan kami dapat nomor antre 28. Anehnya, ini menurut saya dan ibu, padahal orang-orang sebelum kami yang mengumpulkan stopmap tadi belum dipanggil lho. Lha kami yang baru datang kok malah langsung dipanggil.
“Apa mungkin karena bawa Kak Ghifa ya, Bu, jadi kita dapat perlakuan khusus?” Tebak saya.
Di papan pendaftaran, memang bertuliskan bagi lansia, ibu hamil, dan orang yang sakit/cacat akan mendapat perlakuan khusus. Tapi ini saya nggak hamil lho, menyusui iya, tapi kok dapat perlakuan khusus. Alhamdulillah deh.
Kami pun duduk menunggu panggilan dari kasir yang saat itu belum dimulai. Baru setelah 15 menit kami duduk, panggilan pun dimulai. Pas bagian yang ini prosesnya cepat sekali. Nomor ibu pun dipanggil, segera ibu mendekat. Dibayarkannya uang sejumlah Rp 171.000 ( di STNK tertera Rp 173.000). Ibu pun mendapatkan lembar STNK baru dan KTP asli bapak. Kemudian lembar STNK itu diberikan ke bagian pengambilan STNK (STNK di masukkan ke dalam plastik mika). Baru saja diletakkan dan ibu hendak duduk kembali, eh nama bapak sudah dipanggil lagi. Kilatnya...
Ternyata di Samsat Online Kabupaten Demak ada ruangan ini, mungil sih, tapi lumayan lah |
Saya yang baru saja meninggalkan ibu, jadi heran. Urusan benar-benar selesai sekitar pukul 09.00 tepat, kami pun hendak pulang. Tapi, Kak Ghifa malah sudah asyik bermain di ruang khusus menyusui, perpustakaan, dan playground (jadi satu). Kalau tahu ada ruangan khusus ini, sudah dari awal Kak Ghifa saya ajak ke situ. Sayangnya, ruangan ini kurang terawat. Terkesan banyak debu, mainannya pun pada rusak (mobil-mobilan), yang ada tinggal permainan mini mandi bola. Kalau untuk buku-bukunya, buku khusus untuk anak-anak masih sedikit. Selebihnya pelayanan Samsat online Kabupaten Demak sih oke.
Kak Ghifa ogah pulang, maunya main terus |
Saran saya misal pergi ke kantor Samsat Online, kalau niat pagi ya pagi-pagi deh datang agar dapat nomor antrean lebih awal. Kalau mau siang, ya siang sekalian di atas pukul 11.00. Biar nunggunya nggak terlalu lama.
Kalau Anda punya pengalaman serupa dengan saya? Bagaimana pelayanan di sana?
Kalau Anda punya pengalaman serupa dengan saya? Bagaimana pelayanan di sana?
wah keren banget ada fasilitas playground, perpus, dan ruang menyusui...
BalasHapuscepet ya mbak,seru juga ada runagan menyusui dan layground...
BalasHapusmbak ikaa apa kabar??semoga sehat selalu^^
Alhamdulillah pelayanannya semakin baik ya mbak, semoga merata ke seluruh samsat yang ada di Indonesia..
BalasHapus