Aku nemu kalimat berikut di internet,
"Botok lamtoro dianggap sebagai makanan orang miskin."
Wew!
Kok bisa?
Keningku mengkerut.
Makanan yang gurih bin lezat, kaya rempah, dan suka ngabisin nasi gini kok dianggap sebagai makanan orang miskin?
Ku telusuri blog yang menulis kalimat tersebut. Tapi, tak ku temukan jawabannya. Ah, ngasal banget pasti nih.
Aku tetap penasaran. Kenapa ya? Mungkinkah kalimat itu muncul karena tumbuhan lamtoro (daun dan bijinya) selama ini digunakan sebagai salah satu makanan ternak, seperti kambing, sapi, atau kerbau?
"Kalau makanan ternak saja dimakan apa namanya kalau bukan orang miskin?"
Begitu kali ya anggapannya.
Tidak. Tidak. Aku tidak sepakat.
Awalnya, aku mengira tanaman lamtoro ini khas Indonesia. Ternyata tidak saudara. Herannya lagi, tumbuhan ini ada di seluruh dunia lho. Wow banget kan? Kok bisa sampai di Indonesia, bagaimana ceritanya?
Tak selamanya penjajahan itu hanya memberikan luka yang membekas dan tertinggal dalam hati kita. Ada kalanya penjajah juga meninggalkan jejak-jejak kehidupan yang bermanfaat. Seperti contohnya tanaman lamtoro ini. Dulunya, penjajahlah yang membawa biji lamtoro ini sampai ke Indonesia. Mereka menanamnya dengan tujuan bisa digunakan sebagai tumbuhan peneduh, bahan bakar, dan pencegah erosi.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ternyata daun dan biji lamtoro juga bisa dikonsumsi oleh hewan dan manusia lho.
Untuk hewan, daun lamtoro sangat bagus untuk proses penggemukan. Hal itu dikarenakan, daun lamtoro memiliki tingkat kemudahan 60%-70% dalam proses pencernaan. Kandungan proteinnya juga banyak. Tapi, untuk biji lamtoronya, hewan ternak jangan sering diberi makan ini ya. Karena terlalu banyak makan biji lamtoro akan mengakibatkan bulunya rontok dan tingkat kesuburannya menurun.
Terus untuk manusia bagaimana?
Siapa sangka kalau tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman penghijauan ini punya banyak manfaat bagi kita. Misalnya, daun lamtoro yang bisa kita olah menjadi urap. Kebetulan banget, dulu, aku pernah menulis tentang resep urap daun lamtoro.
Baca juga: Resep Urap Daun Petai Cina
Bagi yang doyan, biji lamtoro yang termasuk polong-polongan ini bisa dimakan begitu saja. Rasanya seperti apa? Ehm, krenyes-krenyes dan setelah memakannya jangan kaget kalau bau mulutmu kayak bau petai. Hihihi.
Jangan mundur teratur gitu ah kalau tahu baunya kayak petai! Karena dengan memakan biji lamtoro mentah gitu sama saja kita membunuh cacing-cacing jahat yang ada dalam usus kita. Ya, biji lamtoro ini bisa jadi obat cacing alami bagi tubuh.
Selain sebagai obat cacing alami, lamtoro atau dikenal juga dengan mlanding, petai cina, atau petet bisa digunakan sebagai obat kencing manis, dan menyembuhkan luka yang teriris. Bahkan sebuah sumber menyatakan bahwa seluruh bagian dari tanaman lamtoro bisa menyembuhkan diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri, meningkatkan gairah seksualitas, peluruh haid, herpes zoster, luka terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu atau bambu, dan pembengkakan.
Ternyata banyak ya manfaatnya?
Balik lagi tentang biji lamtoro, sebenarnya biji lamtoro bisa diolah menjadi makanan lain dan baunya juga nggak menyengat seperti saat dimakan mentah. Misalnya, dimasak dulu terus digunakan sebagai taburan di atas pecel bersama srundeng. Kalau aku sih paling doyan saat dimasak menjadi botok lamtoro. Enak lagi kalau ada campuran udang, teri, atau ebi. Makin sedap. Mantab.
Oiya, menurut orang sekitar sini antara biji mlanding dan lamtoro itu beda lho. Bedanya, kalau lamtoro itu bijinya lebih besar dan tetap pipih saat dimasak sedangkan biji mlanding bentuknya agak kecil dan saat dimasak bentuknya jadi gendut, menggembung kayak ikan buntal. Hihi. Soal rasa, lebih enak yang mlanding. Ada kesan manis-manisnya gitu.
Sekarang ini, di sekitarku susah mendapatkan lamtoro atau mlanding yang asli. Karena mereka banyak yang melakukan perkawinan silang sehingga yang ditemukan lamtoro rasa mlanding atau mlanding rasa lamtoro. Kalau aku sih enak semua saat dibuat botok. Hahahaha *nggragas mode on*
Botok Lamtoro di Pulau Jawa
Ngomong-ngomong soal botok lamtoro, ada yang tahu nggak kalau makanan tradisional ini ternyata khas Jawa Timur? Tepatnya dari daerah Ponorogo. Tak tahu pasti asal usulnya seperti apa. Tapi, hampir semua warung makan tradisional yang ada di sana menjual botok lamtoro sebagai salah satu masakan andalan mereka.
Apakah botok lamtoro hanya ngehits di Jawa Timur? Tidak. Botok lamtoro sudah dikenal hampir di seluruh pelosok Jawa. Di sini (Mintreng-Demak) saja, banyak lho warung makan tradisional yang menjajakan botok lamtoro. Dari lima warung yang dekat rumahku, hampir semuanya jual botok lamtoro. Meskipun botok lamtoro yang dijual isiannya bervariasi. Ada yang ditambah udang, kerang, labu, teri, tahu, tempe, dll.
Apakah di tempatmu juga ada botok lamtoro?
Beberapa hari yang lalu aku sempat melakukan survey kecil-kecilan tentang tahu tidaknya teman Facebook dan IG ku mengenai botok lamtoro. Hasilnya, hampir semua yang ada di Pulau Jawa tahu makanan yang satu ini. Ada juga sih yang di luar Jawa tahu makanan ini karena memang salah satu anggota keluarganya berasal dari Jawa dan pernah memasak botok lamtoro.
Mau tahu apa kata mereka tentang botok lamtoro?
Berbeda dengan teman yang ada di Bau-Bau, Kalimantan, Aceh, dan Batam. Mereka tahu tanaman lamtoro tapi nggak tahu kalau ternyata bijinya bisa dibuat makanan seperti botok lamtoro. Nah, ini nih. Kalau mereka nyicipin kelezatan botok lamtoro bakal ketagihan. Nggak percaya? Coba aja bikin di rumah!
Resep Botok Lamtoro Ala Ibuku
Dari tadi ngomongin soal botok lamtoro mulu, mana sih botoknya? Hihi. Nih, aku kasih bocoran resepnya aja ya!
Ini resep botok lamtoro ala ibuku ya. Soalnya pas aku baca-baca di internet cara bikinnya ada yang beda. Apa bedanya? Cari tahu yuk!
Alat dan bahan:
Segenggam biji lamtoro
Sebutir kelapa muda, parut
3 biji cabe merah
8 biji cabe rawit
Daun salam dipotong kotak (optional)
Teri
Ebi
Dua tempe
Sebutir tomat ukuran sedang
Air
Beberapa lembar daun pisang
Lidi
Bahan yang dihaluskan:
5 biji cabe rawit
3 biji cabe merah
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
2 sendok teh garam
1 sendok teh gula
Cara membuat:
"Botok lamtoro dianggap sebagai makanan orang miskin."
Wew!
Kok bisa?
Keningku mengkerut.
Makanan yang gurih bin lezat, kaya rempah, dan suka ngabisin nasi gini kok dianggap sebagai makanan orang miskin?
Ku telusuri blog yang menulis kalimat tersebut. Tapi, tak ku temukan jawabannya. Ah, ngasal banget pasti nih.
Aku tetap penasaran. Kenapa ya? Mungkinkah kalimat itu muncul karena tumbuhan lamtoro (daun dan bijinya) selama ini digunakan sebagai salah satu makanan ternak, seperti kambing, sapi, atau kerbau?
"Kalau makanan ternak saja dimakan apa namanya kalau bukan orang miskin?"
Begitu kali ya anggapannya.
Tidak. Tidak. Aku tidak sepakat.
Lamtoro di Kehidupan Kita
Awalnya, aku mengira tanaman lamtoro ini khas Indonesia. Ternyata tidak saudara. Herannya lagi, tumbuhan ini ada di seluruh dunia lho. Wow banget kan? Kok bisa sampai di Indonesia, bagaimana ceritanya?
Tak selamanya penjajahan itu hanya memberikan luka yang membekas dan tertinggal dalam hati kita. Ada kalanya penjajah juga meninggalkan jejak-jejak kehidupan yang bermanfaat. Seperti contohnya tanaman lamtoro ini. Dulunya, penjajahlah yang membawa biji lamtoro ini sampai ke Indonesia. Mereka menanamnya dengan tujuan bisa digunakan sebagai tumbuhan peneduh, bahan bakar, dan pencegah erosi.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Ternyata daun dan biji lamtoro juga bisa dikonsumsi oleh hewan dan manusia lho.
Untuk hewan, daun lamtoro sangat bagus untuk proses penggemukan. Hal itu dikarenakan, daun lamtoro memiliki tingkat kemudahan 60%-70% dalam proses pencernaan. Kandungan proteinnya juga banyak. Tapi, untuk biji lamtoronya, hewan ternak jangan sering diberi makan ini ya. Karena terlalu banyak makan biji lamtoro akan mengakibatkan bulunya rontok dan tingkat kesuburannya menurun.
Terus untuk manusia bagaimana?
Siapa sangka kalau tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman penghijauan ini punya banyak manfaat bagi kita. Misalnya, daun lamtoro yang bisa kita olah menjadi urap. Kebetulan banget, dulu, aku pernah menulis tentang resep urap daun lamtoro.
Baca juga: Resep Urap Daun Petai Cina
Bagi yang doyan, biji lamtoro yang termasuk polong-polongan ini bisa dimakan begitu saja. Rasanya seperti apa? Ehm, krenyes-krenyes dan setelah memakannya jangan kaget kalau bau mulutmu kayak bau petai. Hihihi.
Jangan mundur teratur gitu ah kalau tahu baunya kayak petai! Karena dengan memakan biji lamtoro mentah gitu sama saja kita membunuh cacing-cacing jahat yang ada dalam usus kita. Ya, biji lamtoro ini bisa jadi obat cacing alami bagi tubuh.
Selain sebagai obat cacing alami, lamtoro atau dikenal juga dengan mlanding, petai cina, atau petet bisa digunakan sebagai obat kencing manis, dan menyembuhkan luka yang teriris. Bahkan sebuah sumber menyatakan bahwa seluruh bagian dari tanaman lamtoro bisa menyembuhkan diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri, meningkatkan gairah seksualitas, peluruh haid, herpes zoster, luka terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu atau bambu, dan pembengkakan.
Ternyata banyak ya manfaatnya?
Balik lagi tentang biji lamtoro, sebenarnya biji lamtoro bisa diolah menjadi makanan lain dan baunya juga nggak menyengat seperti saat dimakan mentah. Misalnya, dimasak dulu terus digunakan sebagai taburan di atas pecel bersama srundeng. Kalau aku sih paling doyan saat dimasak menjadi botok lamtoro. Enak lagi kalau ada campuran udang, teri, atau ebi. Makin sedap. Mantab.
Oiya, menurut orang sekitar sini antara biji mlanding dan lamtoro itu beda lho. Bedanya, kalau lamtoro itu bijinya lebih besar dan tetap pipih saat dimasak sedangkan biji mlanding bentuknya agak kecil dan saat dimasak bentuknya jadi gendut, menggembung kayak ikan buntal. Hihi. Soal rasa, lebih enak yang mlanding. Ada kesan manis-manisnya gitu.
Sekarang ini, di sekitarku susah mendapatkan lamtoro atau mlanding yang asli. Karena mereka banyak yang melakukan perkawinan silang sehingga yang ditemukan lamtoro rasa mlanding atau mlanding rasa lamtoro. Kalau aku sih enak semua saat dibuat botok. Hahahaha *nggragas mode on*
Botok Lamtoro di Pulau Jawa
Ngomong-ngomong soal botok lamtoro, ada yang tahu nggak kalau makanan tradisional ini ternyata khas Jawa Timur? Tepatnya dari daerah Ponorogo. Tak tahu pasti asal usulnya seperti apa. Tapi, hampir semua warung makan tradisional yang ada di sana menjual botok lamtoro sebagai salah satu masakan andalan mereka.
Persebaran botok lamtoro |
Apakah botok lamtoro hanya ngehits di Jawa Timur? Tidak. Botok lamtoro sudah dikenal hampir di seluruh pelosok Jawa. Di sini (Mintreng-Demak) saja, banyak lho warung makan tradisional yang menjajakan botok lamtoro. Dari lima warung yang dekat rumahku, hampir semuanya jual botok lamtoro. Meskipun botok lamtoro yang dijual isiannya bervariasi. Ada yang ditambah udang, kerang, labu, teri, tahu, tempe, dll.
Apakah di tempatmu juga ada botok lamtoro?
Beberapa hari yang lalu aku sempat melakukan survey kecil-kecilan tentang tahu tidaknya teman Facebook dan IG ku mengenai botok lamtoro. Hasilnya, hampir semua yang ada di Pulau Jawa tahu makanan yang satu ini. Ada juga sih yang di luar Jawa tahu makanan ini karena memang salah satu anggota keluarganya berasal dari Jawa dan pernah memasak botok lamtoro.
Mau tahu apa kata mereka tentang botok lamtoro?
Berbeda dengan teman yang ada di Bau-Bau, Kalimantan, Aceh, dan Batam. Mereka tahu tanaman lamtoro tapi nggak tahu kalau ternyata bijinya bisa dibuat makanan seperti botok lamtoro. Nah, ini nih. Kalau mereka nyicipin kelezatan botok lamtoro bakal ketagihan. Nggak percaya? Coba aja bikin di rumah!
Resep Botok Lamtoro Ala Ibuku
Dari tadi ngomongin soal botok lamtoro mulu, mana sih botoknya? Hihi. Nih, aku kasih bocoran resepnya aja ya!
Ini resep botok lamtoro ala ibuku ya. Soalnya pas aku baca-baca di internet cara bikinnya ada yang beda. Apa bedanya? Cari tahu yuk!
Alat dan bahan:
Segenggam biji lamtoro
Sebutir kelapa muda, parut
3 biji cabe merah
8 biji cabe rawit
Daun salam dipotong kotak (optional)
Teri
Ebi
Dua tempe
Sebutir tomat ukuran sedang
Air
Beberapa lembar daun pisang
Lidi
Bahan yang dihaluskan:
5 biji cabe rawit
3 biji cabe merah
4 siung bawang merah
2 siung bawang putih
2 sendok teh garam
1 sendok teh gula
Cara membuat:
- Masak air hingga mendidih. Masukkan tempe selama 5 menit. Angkat dan potong-potong dadu. Kenapa tempenya harus dimasak dulu? Agar nanti botok lamtoronya nggak terasa langu/sengur. Ini salah satu perbedaan botok lamtoro ala ibuku dengan lainnya.
- Haluskan bumbu yang ada dalam daftar bumbu yang dihaluskan. Soal jumlah cabe, sesuai selera ya. Kalau aku sih suka yang pedas.
- Cuci bersih lamtoro, ebi, dan teri. Kemudian tiriskan.
- Potong-potong cabe merah, cabe rawit, dan tomat.
- Campurkan bahan yang ada di poin 1, 2, 3, dan 4 di suatu wadah. Kemudian campurkan dengan parutan kelapa muda.
Adonan botok lamtoro - Cicipi terlebih dahulu. Kalau dirasa sudah endes surendes, baru deh dibungkus.
- Siapkan daun pisang dan lidi. Kemudian, masukkan lembaran daun salam dan masukkan 3-4 sendok adonan botok lamtoro. Kenapa harus pakai daun salam? Agar rasanya makin sedap. Ini juga resep ala ibuku nih.
- Kukus kurang lebih selama 25 menit. Botok lamtoro siap menghabiskan nasi hangat.
Untuk kamu yang nggak bisa membungkus botoknya, santai. Aku sudah siapin video singkat tutorial cara membungkus botok lamtoro nih.
Setelah dikukus, makan selagi masih hangat. Jangan lupa dinikmati dengan nasi hangat pula. Kalau yang sudah pernah makan botok, aku mau tanya, habis berapa piring nasi hangat untuk sebungkus botok lamtoro?
Botok ini bisa disebut sebagai lauk yang sering menghabiskan nasi. Ambil dikit saja, rasanya sudah memenuhi mulut kita. Bumbu rempahnya terasa banget. Makanya, kalau nasi habis tapi botoknya masih kok sayang banget kalau nggak dimakan. Ambil nasi lagi deh. Hihihi. Hayo ngaku, siapa yang juga seperti itu kalau makan botok lamtoro?
Peranku Memperkenalkan Botok Lamtoro
Sebagai seorang blogger, setiap kali membuat suatu postingan pasti ada tujuan yang ingin kucapai. Seperti postingan ini, aku ingin kamu tahu apa itu botok lamtoro, makanan khas mana, asal usulnya seperti apa, cara membuatnya bagaimana, dan terlebih lagi manfaatnya bagi kita seperti apa.
Pas nemu kalimat, "Botok lamtoro makanan orang miskin." terus berada di page one Google, aku kok ngerasa gimana gitu ya. Merasa kalau aku harus mengubah mindset orang bahwa botok lamtoro itu bukan makanan orang miskin. Sama seperti kuliner lainnya, tak ada perbedaan kasta.
Kalau menurutku justru bukan orang miskin kalau makan botok lamtoro. Melainkan orang kreatif, karena bisa memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar menjadi olahan yang bisa dikonsumsi. Lebih-lebih ternyata memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Bukankah Allah memang menciptakan segala sesuatu di dunia ini ada maksud tertentu?
Salah satu cara yang bisa kulakukan untuk menepis anggapan bahwa botok lamtoro itu makanan orang miskin, ya, membuat postingan lengkap dengan foto botok lamtoro yang bisa bikin orang ngiler pas melihatnya. Biar mereka berpikir, "Difoto aja cantik gini kok dikira makanan orang miskin."
Nggak lucu juga kan kalau aku nulis ngalor-ngidul tapi nggak ada bukti berupa foto yang meyakinkan? Nah, bermodalkan smartphone dengan kamera 5MP milik Asus ZenFone Go ZC451TG inilah ku potret botok lamtoro dengan cerita di balik layarnya.
Jujur, setiap kali menyiapkan foto untuk sebuah postingan blog, ada-ada saja godaannya. Seperti foto botok lamtoro ini, aku ambil fotonya sambil umpet-umpetan sama Kak Ghifa. Soalnya dia kepo sama botok lamtoro yang mau aku foto.
Hari itu hari Minggu, mumpung semua di rumah, aku minta tolong dong sama ibuku dan suami untuk membantu proses memasak botok lamtoro dan pemotretannya. Pas memasak sih lancar, giliran pemotretannya, eh, malah hujan.
Otomatis nggak bisa ambil gambar di luar rumah. Akhirnya, ambil setting deh di ruang sholat (ngumpet dari Kak Ghifa, hihihi). Sambil dibantu lampu belajar sebagai lighting, aku gunakan fitur malam agar hasil fotonya nggak gelap-gelap banget.
Kamera HPku ini memang hanya 5MP. Tapi, aku merasa sangat terbantu untuk mempercantik foto-foto di blogku. Apalagi, HPku ini sudah dilengkapi dengan teknologi PixelMaster Camera yang menonjolkan hasil jepretan yang lebih cling. Selain fitur malam, ada juga fitur panorama, otomatis, pengindahan, HDR, dan masih ada yang lainnya.
Agar makin ciamik, foto hasil jepretan tersebut biasanya aku edit lagi dengan aplikasi PicsArt. Tak banyak yang ku edit, biasanya hanya saturasi, kecerahan, dan kontrasnya saja. Kelar itu tinggal ngasih tulisan dengan aplikasi Phonto.
Semua terasa lebih mudah semenjak adanya smartphone. Salah satunya kalau mau ambil foto di manapun dan kapanpum. Selain lebih simpel, kini ambil foto dengan smartphone hasilnya juga tidak kalah dengan kamera yang keren-keren itu ya. Asal kita mau jeli dan memanfaatkan media yang kita punya.
Terakhir, aku berharap anggapan kalau botok lamtoro itu makanan orang miskin akan semakin berkurang. Semoga makin banyak yang sadar bahwa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita itu lebih ekonomis dan jauh dari budaya konsumtif. Ehm, makin banyak yang mencoba resep botok lamtoro juga. Jadi, kapan kamu mau bikin botok lamtoro?
Sumber bacaan:
Setelah dikukus, makan selagi masih hangat. Jangan lupa dinikmati dengan nasi hangat pula. Kalau yang sudah pernah makan botok, aku mau tanya, habis berapa piring nasi hangat untuk sebungkus botok lamtoro?
Botok ini bisa disebut sebagai lauk yang sering menghabiskan nasi. Ambil dikit saja, rasanya sudah memenuhi mulut kita. Bumbu rempahnya terasa banget. Makanya, kalau nasi habis tapi botoknya masih kok sayang banget kalau nggak dimakan. Ambil nasi lagi deh. Hihihi. Hayo ngaku, siapa yang juga seperti itu kalau makan botok lamtoro?
Peranku Memperkenalkan Botok Lamtoro
Sebagai seorang blogger, setiap kali membuat suatu postingan pasti ada tujuan yang ingin kucapai. Seperti postingan ini, aku ingin kamu tahu apa itu botok lamtoro, makanan khas mana, asal usulnya seperti apa, cara membuatnya bagaimana, dan terlebih lagi manfaatnya bagi kita seperti apa.
Pas nemu kalimat, "Botok lamtoro makanan orang miskin." terus berada di page one Google, aku kok ngerasa gimana gitu ya. Merasa kalau aku harus mengubah mindset orang bahwa botok lamtoro itu bukan makanan orang miskin. Sama seperti kuliner lainnya, tak ada perbedaan kasta.
Kalau menurutku justru bukan orang miskin kalau makan botok lamtoro. Melainkan orang kreatif, karena bisa memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar menjadi olahan yang bisa dikonsumsi. Lebih-lebih ternyata memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Bukankah Allah memang menciptakan segala sesuatu di dunia ini ada maksud tertentu?
Salah satu cara yang bisa kulakukan untuk menepis anggapan bahwa botok lamtoro itu makanan orang miskin, ya, membuat postingan lengkap dengan foto botok lamtoro yang bisa bikin orang ngiler pas melihatnya. Biar mereka berpikir, "Difoto aja cantik gini kok dikira makanan orang miskin."
Hasil foto di dalam ruangan sekitar pukul 19.00 WIB dengan Asus ZenFone Go ZC451TG |
Nggak lucu juga kan kalau aku nulis ngalor-ngidul tapi nggak ada bukti berupa foto yang meyakinkan? Nah, bermodalkan smartphone dengan kamera 5MP milik Asus ZenFone Go ZC451TG inilah ku potret botok lamtoro dengan cerita di balik layarnya.
Jujur, setiap kali menyiapkan foto untuk sebuah postingan blog, ada-ada saja godaannya. Seperti foto botok lamtoro ini, aku ambil fotonya sambil umpet-umpetan sama Kak Ghifa. Soalnya dia kepo sama botok lamtoro yang mau aku foto.
Hari itu hari Minggu, mumpung semua di rumah, aku minta tolong dong sama ibuku dan suami untuk membantu proses memasak botok lamtoro dan pemotretannya. Pas memasak sih lancar, giliran pemotretannya, eh, malah hujan.
Otomatis nggak bisa ambil gambar di luar rumah. Akhirnya, ambil setting deh di ruang sholat (ngumpet dari Kak Ghifa, hihihi). Sambil dibantu lampu belajar sebagai lighting, aku gunakan fitur malam agar hasil fotonya nggak gelap-gelap banget.
Kamera HPku ini memang hanya 5MP. Tapi, aku merasa sangat terbantu untuk mempercantik foto-foto di blogku. Apalagi, HPku ini sudah dilengkapi dengan teknologi PixelMaster Camera yang menonjolkan hasil jepretan yang lebih cling. Selain fitur malam, ada juga fitur panorama, otomatis, pengindahan, HDR, dan masih ada yang lainnya.
Fitur PixelMaster Camera |
Agar makin ciamik, foto hasil jepretan tersebut biasanya aku edit lagi dengan aplikasi PicsArt. Tak banyak yang ku edit, biasanya hanya saturasi, kecerahan, dan kontrasnya saja. Kelar itu tinggal ngasih tulisan dengan aplikasi Phonto.
Semua terasa lebih mudah semenjak adanya smartphone. Salah satunya kalau mau ambil foto di manapun dan kapanpum. Selain lebih simpel, kini ambil foto dengan smartphone hasilnya juga tidak kalah dengan kamera yang keren-keren itu ya. Asal kita mau jeli dan memanfaatkan media yang kita punya.
Terakhir, aku berharap anggapan kalau botok lamtoro itu makanan orang miskin akan semakin berkurang. Semoga makin banyak yang sadar bahwa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita itu lebih ekonomis dan jauh dari budaya konsumtif. Ehm, makin banyak yang mencoba resep botok lamtoro juga. Jadi, kapan kamu mau bikin botok lamtoro?
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel
Sumber bacaan:
https://telset.id/78355/4-fitur-jempolan-pixelmaster-di-asus-zenfone/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lamtoro
http://lodiloho.blogspot.co.id/2011/04/lamtoro-multi-fungsi.html
http://ruslin-munir.blogspot.co.id/2011/12/makalah-tentang-tanaman-lamtoro.html
http://techno.khedisfile.com/2014/12/21/16-kelebihan-pixelmaster-pada-asus-zenfone-kamu/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lamtoro
http://lodiloho.blogspot.co.id/2011/04/lamtoro-multi-fungsi.html
http://ruslin-munir.blogspot.co.id/2011/12/makalah-tentang-tanaman-lamtoro.html
http://techno.khedisfile.com/2014/12/21/16-kelebihan-pixelmaster-pada-asus-zenfone-kamu/
Biarin kata makanan org miskin yg penting lezaaat hehehe
BalasHapusSepakaaaaaat!
HapusBotok lamtoro/ mlanding?? Aku sukaaa... Apalagi klo ada yg ga pedes..hihi...
BalasHapusWah, kebalikanku nih Mbak. Aku hobi pedes sih.
HapusAku juga suka makan botok ini...tapi nggak pernah bikin sendiri, haha
BalasHapuskapan-kapan bolehlah nyicip botohok bikinanmu, Umi Ghifa
Hahaha 😁😁
HapusSiap, Mbak. Nak kasinen embuh lho ya.
Botok lamtoro atau petai cina aku tau dan jadi icipin di semarang ini heuheu
BalasHapusApa komentarmu, Mbak?
HapusDulu ada tanaman.mlanding d.dpn rumah
BalasHapusKl panen, buanyak. Sm.ibu dibikin botok/pelas. Wih makannya nambah deh kl ditemani nasi anget pulen hihi. Kl lamtoro agak gede ya biji2nya. Blm prnh ngrasain botok lamtoro.
Hooh Mbak, agak gede Mbak. Ya rasanya beda tipis lah.
HapusFoto2 nya keren. Aku juga suka makan botok lamtoro, enak. Tapi belum pernah bikin sendiri. Mau dong nyicipin buatannya mbak ika :)
BalasHapusTerima kasih Mbak Marita. HP ASUS re, jangan ditanya deh.
HapusBeneran mau icip masakanku?
Bothok mlanding terkenalnya kalau di tempat saya mbak. Enak dan nglawuhi ya apalgi dimakan dengan nasi hangat, wah bisa ngabisin nasi tuh :)
BalasHapusKalau cara mengolahnya agak beda yaitu dimasak menggunakan panci dan sedikit air namanya jadi oblok-oblok, yang nggak kalah enak juga yaa :)
Di sini juga sama Mbak, ada oblok2. Suamiku nih suka sekali oblok2. Tapi ada juga oblok2 yg ditambah sama daun singkong.
HapusAku suka banget ma bothok mb tp ndak pernah bikin sdr he3 biasanya beli tp mmg asik sebenere klo bisa bikin sdr
BalasHapusMudah kan Mbak caranya.
HapusAyo bikin sendiri.
Emang sih pada bilang ribet tapi cucuk sama hasilnya, ngabisin nasi.
Aku suka banget botok lamtoro. Pas kecil malah suka makan nasi-garam-minyak bawang-lamtoro. Enaak! Tapi dulu pakainya lamtoro yang kecil2, rasanya lebih enak,lebih pedas dan nggak kaku. Di tempatku namanya Mlanding
BalasHapusEh jadi dimakan mentah gitj ya, Mbak? Enak nih kayake. Tak bayangin krenyes2 gitu ya
HapusAku juga suka mbak tp klo suruh buat sendiri nyerah deh. Minta dibikinin ama mbak ika ah kapan2 hehhehe...
BalasHapusHahaha..termakan ribetnya ya, Mbak? Kan sudah aku contekin cara membungkusnya.
HapusAku sukanya ama bothok petet nya mba,,kalo lamtoro blm pernah nyobain,,jd penasaran mba,,
BalasHapusNggak jauh beda kok, Mbak
HapusIka,, ibukku dulu suka bikin ini.. sekarang nular ke aku.. pun anakku juga doyan banget :)
BalasHapusWah, alhamdulillah, kalau banyak yang suka, Mbak.
HapusWah bothok, favorit ku banget ini :D
BalasHapusTapi belum pernah nyobain yg ada lamtoronya, mungkin krn disini jarang ada pohonnya ya :)
Lah biasanya botok apa, Mbak?
Hapussalah satu makanan favoritku tapi sekarang jarang dijumpai mba Ika.
BalasHapusEntahlah, kemungkinan tanamanya sudah langka dan ditebang.
Kabarnya emang pada diserang wereng, Mbak. Jadi, ya maklum saja kalau mulai langka.
HapusAku jg suka botok mb, biasanya beli dipasar..tp beberapa bln ni blm makan lagi hiks
BalasHapusBesok beli, Mbak. Atau bikin sendiri. Tuh kan sudah aku contekin resepnya. Kalau bikin sendiri tambah manteb, Mbak.
HapusKalau di tempatku namanya klandingan Mbak atau petai cina, biasanya jadi campuran pecel
BalasHapusYes, aku catat ya.
HapusEmamg enak kok kalau buat pecel. Ada sensasinya ya kalau makan pecel ada lamtoronya.
Lamtoro ki podo karo mlanding?
BalasHapusBeda Mbak, di atas sudah aku tulis lho.
HapusBaru tau kalo itu namanya lamtoro mbak.botok kesukaan suamiku bgt nih..kpn2 bikin ahhh...eh beliii..😋
BalasHapusHahaha..kalau ada yg jual kenapa harus bikin, Mbak? wkwkwkwk
HapusBotok Lamtoro dimakan pakai nasi anget, angin semriwing bikin aku lupa sama siapa saja yang lewat deh. Sukses yo Mbak, Lombanya
BalasHapusHahahaha...Mbak e bisaaaa aja ya, makasih ya mbak sudah mampir
HapusMauu juga ah,botok nya kek mbak2 GRes lainnya. Hihihi.
BalasHapusIh Mbak Rahma nihhh
HapusMakanan kesiukaan, baik buat pencernaan, :)
BalasHapusIya, Mbak. Obat cacing alami ya.
HapusLamtoro itu petai cina toh... Aku mah suka ini lamtoro. Aih..dibikin botok kan enak...maknyus dimakan sama nasi anget.
BalasHapusIya, Mbak. Bahasa Indonesianya itu Petai Cina.
Hapus*nyodorin botok sama nasi hangat*
Yul, makan bareng!
semua botok saya suka, apalagi botok lamtoro pas di sajikan dengan nasi panas hehe
BalasHapusPenikmat botok nih ya, Mbak Indri.
HapusEnak dan berkhasiat ya mbak. Anakku aja suka banget makan biji lamtoro ini, katanya enak. Good luck ya mbak :)
BalasHapusNggak pandang usia ya penyuka botok lamtoro ini.
HapusAku tau botok setelah tinggal di Solo..hehe. Ga bisa dan males bikinnya, jadi suka beli aja.
BalasHapusBetewe, kalau kita yg konsumsi, ngga mengganggu kesuburan kan Mba? Ngga bikin rambut rontok juga kan?
Hehehe...
HapusKalau aku malah suka buat sendiri, Mbak Kalo beli sering nggak pedes. Aku kan penyuka pedas.
Nggak, Mbak.
Malah justru bagus buat pencernaan.
mamaku suka bikin botok niihhh
BalasHapusSama dong sama ibuku, Mbak. Resepnya sama nggak, Mbak?
HapusIni mah aku suka bingittt!!!
BalasHapusHihihi...botok-botok!
Hapussuka botokkkkkkk
BalasHapusAssyyiikk ada temennya
HapusMakasi resepnya... jadi bisa nyoba buat sendiri
BalasHapusSelamat mencoba ya, Mbak.
HapusMakan botok sma sayur bening.... Nyaaaaaaaaaammmmm
BalasHapusCucooookk abis ya, Mbak Mara.
HapusBiar dikatain miskin yang penting botok lamtoro kaya akan vitamin :p
BalasHapusTapi diriku memang belum pernah icip :)))
Tapi paling tidak yg beranggapan seperti itu makin berkurang, nggih.
HapusBotok lamtoro enak banget buat lauk, makanan kesukaan nih
BalasHapusLauk yg ngabisin nasi. wkwkwk
HapusTak selamanya mantan memberikan luka...ehhhh
BalasHapusAsyyiikkk...tarik man...tan..
HapusAku suka bangettt... botok lamtoro.. makasi resepnya
BalasHapusSama-sama Mbak
HapusDuuhhhh Ika, ini makanan favorit napa begitu menggoda iman dietku, huehuee
BalasHapusHayooo rak sah diet buk, ntar tak kirimin deh. wkwkwkwk
HapusDisini ada nenek yang kami sebut haji Lamtoro lho Mbak. Ya gara2nya bisa naik haji karena jual lamtoro, eh jual sayur lain juga sih. Tapi semua dagangannya dari hasil tanam sendiri.
BalasHapusCobain makan bothok lamtoro sama sayur asem dijamin endes surendes juga Mbak. :)
Wow, ada yg dapat sebutan Haji Lamtoro ya, keren ih.
HapusAku malah belum pernah mbak nyobain botok sama sayur asem, ah, ntar bikin ah. Penasaraaaannn!
barubtau kalau lamtoro nama lain dari petai cina.... hmm.kayanya menunya wajib coba nih.... he2 sukses GAnya mba..
BalasHapusMakasih ya Mbak sudah mampir.
HapusMonggo dicoba di rumah.
Duh, botok lamtoro ini enak banget lho. Apalagi kalau ada tambahan potongan tempe dan teri. Dulu waktu kecil suka beli di mbah-mbah yang ngider. Sekarang udah susah nyarinya, mentok-mentok bikin sendiri tapi lumayan ribet.
BalasHapusEmang pada bilang ribet ha, Mbak, bikinnya. Soalnya harus pakai daun pisang dan nyiapin lidi. Tapi terbayarlah sama rasanya yg endes.
HapusKuliner nusantara itu enak bergizi dan gak mahal ya...termasuk botok ini 😊 jadi laper ..
BalasHapusYes, sepakat, Mbak.
HapusManfaatin yg ada di sekitar juga bisa jadi makanan yang lezat.
Waktu masih kecil, saya lebih senang ngupas mlandingnya daripada makan botoknya, he.
BalasHapusTerus kulitnya dibikin mainan pletek2an kalau di sini. Hihi
HapusSaya nggak terlalu suka dengan Botok Lamtoro karena mungkin nggak terbiasa. Lidah saya lidah Sulawesi sih, hehehe
BalasHapusBisa jadi, Mbak. Tapi bisa lho kalo sekali-sekali nyoba bikin. Kelapa midanya agak banyakin mbak, enak puol.
HapusAku sukaaa sekali botok ini...
BalasHapusEndeees...
Yeay! Tosss
HapusIbuku juga suka banget bikin botok mbak. Tapi dulu nggak tau klo namanya lamtoro, taunya itu petai kecil2 opo jenenge lali aku
BalasHapusNama lainnya banyak Mbak, ada petet, mlanding, pelanding...
HapusKesukaan aku nih makan botok lamtoro. Hihiii. Di dekat rumah ada yang jual mba
BalasHapusBerarti di sana masih ada tanamannya nih, Mbak.
Hapusaku biasanya dibuat sayuran sama pecel, kayaknya harus coba kalo dibotok :D
BalasHapusDi beberapa daerah emamg ada yang dibikin campuran pecel, Mbak. Enak juga sih. *dasar tukang makan*
Hapuseh, emang ada yang bilang botok lamtoro makanan orang miskin ya? Waduh saya suka botok lamtoro. Di depan rumah ortu ada orang jawa sering jual botok lamtoro, dulu sebelum suka pete saya mulai beranikan dirinya makan lamtoro.
BalasHapusAda Mbak. Coba aja search di Google Mbak. Di halaman pertama malah 😂😂😂😂😂
HapusEh iya, kalo aku malah doyan lamtoro. Kalau pete dah nggak kuat baunya.
kalo ga salah lamtoro itu petai cina ya mba? ini enak banget botoknya. sering makan ini buat pelengkap. biasanya dibungkus sama daun pisang.
BalasHapusIya, petai cina.
HapusYg bikin rasanya makin endes ya daun pisangnya itu.
Mertuaku suka banget botok lamtoro. Lihat pohon lamtoro di depan rumah langsung deh minta ambilkan. Ternyata banyak manfaatnya ya
BalasHapusIya Mbak, banyak banget manfaatmya.
HapusSaya suka banget, botok, lamtoro buat gurih gurihannya juga hehe :D Botok tawon ya enak hehe
BalasHapusEh iya, ada botok tawon juga. Tapi jarang sih makan. Pernah pas masih zaman sekolah SD dulu makan botok tawon.
HapusAku juga suka mbak...
BalasHapusDitempatku ada dua istilah, mandingan (kepek) dan lamtoro. Mirip.. Tapi lebih kerasa yang mandingan rasanya.
Lamaa banget nggak makan makanan ini mbak. Sudah jarang nemu, bahkan dipasar tradisional sekalipun. Padahal enak bgt..apalalagi klo level pedesnya tinggi...waaa..ngabisin nasi
Kemungkinan kabar kalau tanaman ini diserang wereng akhir2 ini nih Mbak yg mengakibatkan tanaman lamtoro mulai langka.
HapusHahaha...ada yg suka pedas juga ya, Mbak. Tossss
Aku nyebutnya Botok Mlanding, mbak. Dan ini enak! Nasi anget, botok, dan krupuk
BalasHapusPerpaduan yg cucok abis tuh!
HapusPenasaran gimana rasanyaaa..akkk..khasiatnya banyak pulaa..
BalasHapusMbak Dedew belum pernah nyoba, ya? Ih, enaaaaakk Mbak.
Hapuslempar sini satu, Ika
BalasHapusTangkap yo, Mbak!
HapusHuwah langsung lari ke postingan ini begitu lihat judulnya. Udah lama banget nggak makan bothok lamtoro. Dulu aku sering makan ini waktu tinggal di jatim. Sekarang lamtoro susah, jarang nemu di pasar.
BalasHapusAku tak pindah Jogja ya, Mbak. Jadi pengusaha botok. wkwkwk
HapusFavorit! Ini makanan kesukaan kami sejak kecil, eee dapat suami doyan botok juga, banget malahan.Ahhh jadi kangen pulang :)
BalasHapusWalah, tumbu ketemu tutup dong, Mbak. Kalau makan botok bisa balapan deh.
HapusBotok lamtoro? Aku malah belum pernah coba dan belum eungeuh lamtoro itu seperti apa. Apa lamtoro saudaraan sama petai cina ya mba?
BalasHapusMaklum aku belum paham banget dunia memasak.
Paling kangen sama botok tawon buatan nenek saya hehe
BalasHapus