Minggu, 26 Maret 2017

Begini Cara Sukses Menyusui untuk Ibu Bekerja


Menjadi ibu bekerja itu nggak ada salahnya. Kalau bisa bantu keuangan keluarga dan suami mendukung, why not? Tapi, jangan sampai karena bekerja justru anak yang jadi korban! Misalnya, anak tak terpenuhi ASI eksklusifnya. Wew! Jangan sampai ya!

Kamu seorang ibu bekerja yang hendak kembali ke kantor setelah cuti melahirkan? Coba deh baca pengalamanku, biar nggak nyesel.

ibu bekerja sukses menyusui
Ummi kerja dulu ya
Aku adalah seorang guru SD. Bisa ditebak kan aku kerjanya sampai jam berapa? Maksimal pukul 14.00 aku sampai rumah. Harusnya, aku bisa sukses ya ngasih full ASI ke Kak Ghifa sampai usianya 2 tahun. Karena kerjaku nggak sampai malam. Tapi, kenyataan membuktikan bahwa aku harus merelakan Kak Ghifa mencicipi susu formula semenjak usia 9 bulan. Kenapa?

Aku rangkum 5 kesalahan yang pernah kulakukan di awal masa menyusui:
  1. Aku tidak berinisiatif membaca (banyak) atau bertanya pengalaman ibu bekerja lainnya. Aku terlalu meyakini bahwa yang kulakukan itu ya sudah benar. Terlalu pede itu nggak bagus ya.
  2. Tak pernah memijat PD saat mandi, sebelum menyusui, dan memompa ASI.
  3. Selama di sekolah aku tak pernah memompa ASI. Padahal pas masa cuti, setiap 2 jam sekali aku memompa ASI. Pokoknya kalau merasa PD sudah penuh pasti langsung memompanya. Alasanku, di sekolah nggak ada tempat yang nyaman dan bersih untuk memompa ASI. Terus bingung juga ASIPnya dititipin di kulkas siapa?
  4. Sering stress. Namanya ibu bekerja, di kantor pasti ada-ada saja masalahnya. Pekerjaan banyaklah, tuntutan atasan, murid-murid pada susah diatur. Sampai di rumah lelah, eh, masih harus ngurus anak, suami, ingat cucian, setrikaan menumpuk. Huwaaaaa! Belum lagi saat itu aku juga ngelesi di sore hari demi mencari uang tambahan buat beli diaper. Ya sudah, lengkap. Istilahnya baru kelar istirahat panjang langsung kerja rodi. Kaget deh nih badan.
  5. Jarang minum ASI booster. Kata orang sepuh di sekitarku, kalau lagi menyusui harus minum jamu gebyur (daun pepaya)Biar ASI segar dan melimpah. Aku jarang sekali minumnya. Selain karena rasanya pahit banget, pas itu tukang jamunya lagi nungguin anaknya yang lagi lahiran di Jakarta. Ya sudah deh. Daadaa goodbye sama jamu gebyur.

Tak dipungkiri, menjalankan dua peran sekaligus itu tak mudah. Masa terberat yang pernah kualami saat itu adalah hari pertama kerja. Rasanya tak rela meninggalkan Kak Ghifa. Padahal dititipin ke neneknya sendiri lho. Tapi, sumpah galau galon pecah deh rasanya. Tak heran kan kalau saat itu kepikiran untuk jadi IRT saja.

Seringnya, dulu itu tubuh di sekolah. Tapi, pikiran ada di rumah. Menyiksa banget.

Kupaksakan diriku menjalani semua kenyataan itu. Rasanya sih seperti dikejar-kejar sama waktu. Sebelum berangkat kerja, memompa ASI dan menyusui Kak Ghifa. Pulang kerja, memompa ASI, menyusui Kak Ghifa, bermain dengannya sejam, berangkat kerja lagi. Saat adzan maghrib berkumandang aku baru mengandangkan motor. Seperti itu terus. Rasanya?

Lelah.

Aku stress!

ASIku mampet.

Saat lelah melanda, stress itu seperti menumpuk, semakin tinggi, tinggi lagi, dan bagaikan gunungan es yang siap runtuh kapan saja.

Sampai akhirnya aku menemukan titik temu kelelahanku selama ini.

Hanya satu kata.

Ikhlas.

arti ikhlas



Mengikhlaskan semua kepada Allah. Mengatasnamakan apa-apa yang kulakukan demi mengharap ridhoNya. Berat memang. Apalagi salah satu ikhlas itu harus ku praktikkan saat Kak Ghifa harus minum susu formula ketika ku tinggal kerja dan baru ngASI lagi pas aku berada di rumah.

Kamu tahu, stress berkepanjangan itu telah menguras ASIku? Itu hanya karena aku tak ikhlas menjalani kehidupan sebagai ibu bekerja. Tak mau kan sepertiku? Aku saja sampai iri saat tahu banyak ibu bekerja di luar sana pada sukses ngasih full ASI ke anaknya sampai 2 tahun. Semua berujung dengan 1 pertanyaan, "Kenapa aku gagal?"

Aku tak mau drama menyusui ini terjadi lagi suatu hari. Jangan sampai ibu bekerja lainnya merasakan apa yang aku rasakan. Berikut ini aku uraikan 11 hal yang perlu diperhatikan ibu bekerja agar sukses menyusui berdasarkan pengalamanku.

1. Ikhlas.

Lakukan segala hal karena Allah. Insya Allah ikhlas akan mengikuti. Percayalah, bahwa lelah seorang ibu akan dijanjikan surga sama Allah. Ya, meskipun kalau pas lagi capek banget mengeluh. Wajarlah. Asalkan segera move on.

2. Komunikasikan dengan keluarga.

Kesuksesan menyusui juga tergantung dengan peran serta suami dan anggota keluarga lainnya. Kalau ada informasi sekecil apapun, segera beritahukan kepada mereka.

Pembagian tugas yang jelas tentang pekerjaan rumah juga harus diperhatikan. Anak berdua ya yang susah berdua. Istri belum bisa mencuci karena luka jahitan yang masih menganga, suami harusnya tahu diri untuk membantu. Kalau masih tinggal bersama orangtua bisa minta tolong untuk masalah dapur. Pokoknya, komunikasi antar suami istri dan keluarga besar itu sangat penting.

3. Siapkan peralatan memompa ASI sedini mungkin.

Ku pikir dulu alat pompa ASI itu nggak terlalu penting. Eh, pas ngejalani baru tahu, alat pompa yang nyaman dan aman itu juga berpengaruh sama produksi ASI. Lah kalau alatnya pas dipakai menyakitkan mana ada yang mau mompa ASI. Oleh karena itu, mencari tahu informasi alat pompa ASI jauh-jauh hari tak ada salahnya. Bahkan, kita juga bisa membanding-bandingkan alat satu dengan alat lain yang berbeda merek. Karena kebanyakan alat pompa ASI ini cukup mahal harganya, bisa juga nabung pas awal-awal kehamilan.

Selain alat pompa ASI, tempat penyimpanan ASI juga perlu diperhatikan. Mau pakai yang botol kaca atau plastik khusus. Inipun butuh dana khusus. Jangan lupa komunikasikan cara menyiapkan ASI ke keluarga atau pengasuh bayi.

ASIP untuk bayi


4. Memompa ASI jauh-jauh hari

Kalau ditanya, kapan waktu yang tepat untuk memompa ASI? Setelah kamu benar-benar siap dan fit. Aku dulu mulai memompa ASI pas Kak Ghifa usia 8 hari. Tapi pas Kak Ghifa usia 3 hari aku juga sempat memompa ASI karena aku merasakan nawoni (PD keras, ASI terasa penuh banget). Kalau yang pernah merasakan nawoni, tahu deh bagaimana rasanya. Sakit.

Intinya, jangan menunda untuk memompa. Ntar terlalu asyik dengan si kecil, eh, tahu-tahu tinggal seminggu lagi masuk kantor. Blaik.

5. Memompa ASI rutin

Pokoknya kalau ASI terasa penuh segera pompa. Pulang kerja kok ASI terasa penuh, pompa dulu setelah itu menyusui si kecil. Tak usah resah, si kecil itu pinter banget kok. Lidahnya bisa merangsang pusat ASI. Sehingga, tak akan ada istilah ASI habis. Justru ASI semakin melimpah.

Pas di tempat kerja, jangan lupa tetap mompa ASI. Jangan sepertiku ya. Kalau di kota-kota sekarang malah enak, ada kurir ASIP ya. Kalaupun nggak ada bisa dititipkan ke dapur kantor.

Oiya, komunikasikan soal memompa ASI di kantor kepada bos dan teman sejawat ya. Insya Allah kalau mereka paham soal pentingnya ASI, pasti mendukung.

6. Tetap menyusui langsung

Jangan pernah beranggapan, "Ah, biar minum ASIP aja dulu. Aku masih capek. Kalau habis, baru deh menyusu langsung."

Kalau kamu ada di rumah, susui secara langsung. Semakin sering si kecil menyusu langsung, produksi ASI akan semakin melimpah.

Salah, kalau anggapanmu seperti ini, "Kalau dipompa terus tanpa menyusui langsung juga bisa." Itu salah besar. ASImu nggak akan bertahan lama.

Ada temanku yang seperti itu, ASInya tak sampai 6 bulan sudah kering. Karena tak pernah terstimulasi lidah bayinya. Kalau seperti itu siapa yang jadi korban? Ingatlah selalu bahwa proses menyusui itu adalah proses tak tergantikan antara kita dan si kecil.

7. Tetapkan media untuk memberikan ASIP

Banyak sekali pro kontra di luar sana soal penggunaan botol susu untuk memberikan ASIP. Makanya banyak sekali media lain sebagai alternatif. Misalnya, pakai gelas, sendok, pipet, dll. Monggo mau pilih apa.

Aku sendiri dulu pakai botol susu karena soal kepraktisan. Memang benar, Kak Ghifa mengalami bingung puting. Tapi, alhamdulillah itu teratasi setelah aku lakukan sounding sama Kak Ghifa dan menggunakan botol susu yang menurutku terbaik.

Baca juga: Botol Natural Wide Neck Philips AVENT, Pilihan Ibu Bijak

botol susu terbaik untuk bayi
Kak Ghifa kecil minum ASIP pakai botol susu AVENT

8. Latih bayi minum ASIP

Banyak sekali temanku yang mengalami masalah bayinya tak mau minum ASIP. Dicoba dengan berbagai media tetap juga tak mau. Sebenarnya ada 2 kemungkinan, memang anaknya tidak mau, atau tidak terbiasa.

Kak Ghifa sendiri sejak usia 8 hari sudah aku latih minum ASIP pakai dot. Alhamdulillah langsung mau. Makanya aku tak pusing-pusing cari media lain.

Melatih bayi minum ASIP secara dini hanya memudahkan kita agar mencoba berbagai media yang disukai si kecil. Takutnya kalau melatih si kecil di detik-detik terakhir cuti melahirkan, eh, si kecil agak susah minumnya, ntar kalau pas sudah berangkat kerja, kamu tidak tenang di kantor. Ujungnya si kecil rewel. Kamu stress di kantor. Pengaruh kan sama ASImu.

Kalau sudah tahu media yang disukai si kecil, paling tidak dalam sehari cobalah sekali pakai media tersebut untuk memberikan ASIP. Biar nanti saat ditinggal kerja dia nggak kaget.

9. Me time dan bahagia

Ibu menyusui itu berhak banget punya me time dan merasa bahagia. Me time itu bagi setiap orang beda-beda ya. Bagiku, bisa tidur siang, belanja di minimarket dan dapat diskon diaper itu sudah jadi me time. Oiya, makan es krim, masak mie kuah pakai telur dengan cabe 5 biji. Ah, jadi pengen kan. Hihi.

Sesekali pergi bertiga sama suami dan anak juga nggak masalah. Tapi kami jarang pergi jauh sih. Lebih suka menghabiskan hari libur di rumah. Terakhir sih kita berenang. Pokoknya yang bikin bahagia itu nggak harus memakan banyak biaya.

Baca juga: Setelah Berenang Trauma Mandi? Begini Cara Mengatasinya

10. Perhatikan makanan dan minumum

Pas 6 bulan pertama, apa yang masuk mulut dan perut si kecil itu adalah apa yang kita makan. Masak iya sih kamu tega makan makanan yang hanya nikmat sesaat?

Menu seimbang itu wajib banget ada. Perbanyak sayuran hijau., lauk dari ikan-ikan segar, dan makan buah-buahan. Nggak ada alasan harganya mahal. Sepanjang hari pasti ada kan musim buah. Misalnya seperti saat ini lagi musim buah salak, buah naga, yang sekilo cuma 10 ribuan.

Diet?

Ini bukan bermaksud menggunjing tetangga, tapi ada lho, ibu menyusui yang diet ketat. Sehari-hari hanya makan buah dan minum susu. Ujungnya? Bayinya masuk RS karena kurang gizi. Miris banget kan. Padahal latar belakangnya orang kaya. Pasti anggapan orang, "Masak orang kaya anaknya kurang gizi?", bukan begitu?

Jangan pernah takut gendut ya. Percayalah, menyusui si kecil itu sudah jadi diet alami yang banyak manfaatnya. Ntar kalau sudah mulai aktif kayak Kak Ghifa (18 bulan), bisa langsing sendiri. Hihihi. Lha tiap hari kejar-kejaran.

Bagi ibu bekerja, saranku, konsumsi selalu susu dan vitamin khusus bagi ibu menyusui. Ini untuk tetap menjaga stamina saja. Karena tahu sendiri lah padatnya kegiatan dan kewajiban mengurus anak serta keluarga harus tetap jalan.

Selain itu, aku saranin untuk minum semacam ASI booster. Biar ASI tetap melimpah dan lancar. Pas ASIku pernah mampet (usia Kak Ghifa 9 bulan), aku minum berbagai macam ASI booster yang dijual di apotek. Kebanyakan sih bentuknya kapsul. Harganya per kapsul cukup mahal pula. Tapi, khasiatnya nggak seimbang sih sama harganya.

Sebaiknya, kalau mau beli ASI booster itu atas rekomendasi teman atau saudara saja. Karena mereka pasti sudah mencoba dan merasakan khasiatnya sendiri. Kalaupun cari di internet baca-baca testimoni pembelinya.

ASI Booster Tea
ASI Booster Tea

Baru-baru ini nih, pas aku cerita sama teman tentang penyesalanku gagal menyusui Kak Ghifa full ASI 2 tahun, dia malah ngasih tahu tentang produk ASI Booster Tea. Booster itu bentuknya seperti teh dan cara minumnya diseduh. Aku makin penasaran karena temanku itu cerita kalau ASInya bisa melimpah hanya dalam 24 jam.

Booster ini juga terbuat dari bahan alami. Jadi, aman buat kamu dan Kak Ghifa.
Saking penasaran, aku cari info soal ASI Booster ini saja sendiri di www.nakibu.com. Ternyata di sana isinya lengkap banget. Malah ada testimoni penggunanya lho. Eh, Artis-artis ternyata banyak yang nyoba ASI Booster Tea.

11. Update pengetahuan

Sebenarnya siapapun juga harus update pengetahuan kapanpun dan di manapun ya. Akan tetapi, bagi ibu menyusui, apalagi ibu muda dan baru, wajib deh hukumnya. Bentuknya, bisa dengan membaca majalah, artikel online, atau bertanya kepada teman dan saudara tentang info sekecil apapun.

Pengetahuan yang sepele tapi harus diketahui ibu menyusui itu, misalnya bagaimana cara menyajikan ASIP yang tepat. Karena salah perlakuan, kandungan dalam ASIP bisa rusak. Makanya, jangan pernah berhenti untuk kepo ya. Hihi.

Setelah baca 11 hal di atas, apakah kamu siap untuk menjadi ibu bekerja yang sukses menyusui si kecil selama 2 tahun? Harus dong ya. Untuk ibu menyusui lainnya, punya pengalaman lain atau info menari lainnya? Boleh lho share di kolom komentar. Agar ibu bekerja di luar sana juga ikutan terbantu. Karena sekecil apapun info yang kita miliki, akan berguna bagi orang lain. Selamat menyusui 😃

39 komentar:

  1. Setuju bahwa. ASI harus dipompa secara ruti n :)
    Salut dengan perjuangannya. Salam ASI

    BalasHapus
  2. Wah banyak yang cocok ya Mbak. SUkses para pejuang asi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, makanya aku penasaran juga pengen coba, Mbak.

      Hapus
  3. Ibu2 skrg dimudahkan banyaknya edukasi & tip menyusui spt ini. Semoga makin banyak ibu yg meskipun kerja mau berjuang memberi ASI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku berharapnya tulisan ini banyak yg baca, Mbak. Biar lebih banyak ibu bekerja di luar sana yang mau berjuang dan tidak melakukan kesalahan seperti yang kualami.

      Hapus
  4. aduh suka ngilu kalo denger yg kaya gini. Hehe. Tapisebagai wanita ini yg harus dijalanin sebagai tanggungjawabnya. Tulisannya inspiratif sekaliiii :)

    Elisabethgultom.blogspot.co.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak ya, Mbak, sudah mampir.

      Hapus
  5. waktu anak pertamaku juga aku campur formula, kaena melakukan kesalahan. Allhamdulillah anak kedua full ASI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini jadi pelajaran berharga Mbak bagiku.
      Semoga saja ntar kalo ada adik Kak Ghifa tidak terulang.

      Hapus
  6. Semakin berkembangnya jaman dan ilmu pengetahuan semakin banyak kemudahan termasuk menyusui ya, mbak Ika. Saya baru tahu tentang ASI booster tea ini mbak, menarik sekali ya karena bentuknya seperti teh dan minumnya diseduh jadi pasti banyak yang suka..

    Jadi ingat 15 belas tahun yang lalu ketika anak saya lahir, hanya sempat menyusui selama beberapa minggu saja karena ASInya nggak mau keluar. Sudah diusahakan berbagai macam cara : makan kacang, daun katuk, dll tapi nggak ngaruh. Ya udah pasrah saja, akhirnya pakai sufor deh..

    Coba kalau dulu sudah ada produk ASI booster tea ini ya mbak, mungkin saya bisa kasih ASI lebih lama lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga pernah Mbak, makan ketela bakar, warneng, tape, godokan air adas. Hasilnya sama aja, Mbak.

      Hapus
  7. Aku lagi tambah baper, wong IRT kok nggak bisa ASIX, sedih banget. Untung ada ABT yang bisa naikin produksi asi, meski tetep masih harus sambung sufor :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap ibu punya cerita masing2 Mbak. Terpenting kita lakukan yg terbaik untuk buah hati kita😃

      Hapus
  8. Luar biasa ya Mba perjuangan seorang Ibu menyusui yang bekerja itu. Salut deh. Mungkin aku juga nanti ngerasain ya hehe.. terimakasih sharing pengalamannya Mba, aku jadi belajar nih :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Ntar kalau sudah menikah jangan pernah lelah untuk belajar.

      Hapus
  9. alhamdulillah sekarang makin gampang cari informasi dan makin banyak yang sharing
    semoga para ibu menyusui terbantu dengan posting mbak Ika

    BalasHapus
  10. Untuk anak pertama aku gagal mba..bingung puting.

    Anak yang kedua, baru berhasil. Soal pompa..kok ya dulu aku nggak kepikiran. Taunya dulu yang model karet bulet itu..dipke malah sakit. Jd pas anak pertama ASI tak perah, tanpa pompa. Tapi nggak maksimal. 7 bulan udah berhenti berproduksi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga awalnya pake yang pompa bulet merah itu Mbak. Soalnya di sini ya lumrahnya pakai itu. Hihi. Tapi sakit beneran emang. Maslah harga sih emang murah ya, 10 ribu dapet.

      Hapus
  11. Jadi kangen masa2 ngASI, udah gak sabar ngASI lagi. Sukses ngASI jg emang harus ada dukungan dari semua, keluarga dekat itu yg utama ya Mbak. Nanti jd pengen coba booster ASI itu juga ahh 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...ayo, Mbak, segera direncanakan untuk punya bayi lagi.

      Hapus
  12. aku selalu salut deh sama ibu bekerja tapi bisa ngebagi waktu apalagi sukses memberikan asi eksklusif ke anaknya
    kebayang perjuangannya ga mudah
    lah aku dirumah aja mbak tapi ngerasa sering stress berjuang heheh
    apapun itu semoga anak2 kita tumbuh soleh soleha dan sehat ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu bekerja atau ibu rumah tangga pasti memiliki tantangannya masing-masing, Mbak. Terpenting, mari kita mengusahakan yang terbaik untuk anak kita.

      Aamiin, soleh soleha.

      Hapus
  13. Pas awal-awal habis kerja lagi setelah melahirkan aku juga sama mbak, badan di mana pikiran di mana, tapi alhamdulillah bisa ngasip karena ada kulkas di kantor untuk para busui

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beruntung ya, Mbak, tempat kerja ada kulkas. Semoga makin banyak orang2 yg sadar akan pentingnya ASI. Jadi, sebagai ibu bekerja kita juga bisa profesional di kantor.

      Hapus
  14. Sangat bermanfaat nih artikelnya, Thanks ....

    BalasHapus
  15. saya juga gagal memberi ASIX pada anakku, hiks :(

    BalasHapus
  16. Semangat semnagat
    Tetep kerja tetep ASI

    BalasHapus
  17. Perjuangan working mom mengASI buah hati membuat saya selalu angkat topi. Semangat ya Mbak

    BalasHapus
  18. Anak pertama juga campur asi, ngga tahu jaman dulu kalo ada booster ASI yang kaya gini

    BalasHapus
  19. Eh kok campur asi, maksudnya asi campur sufor 😁😁

    BalasHapus
  20. Mbak Ikaaaa, sharing yang luar biasa. Buat pembelajaran aku yang single ini :love:
    sehat terus ya dek Ghifa #kecup

    BalasHapus
  21. Memberi ASI itu memang pebnuh pejuangan banget ya mbaaaaak. Salut deh dengan para working mom yang tetap memberi asi kepada anaknyaaaa

    BalasHapus
  22. istri saya menyusui dan bekerja, dititipin di deket kampus dia kerja..jadi klo istirahat bisa nyusuin

    BalasHapus
  23. Sekarang Asi booster udah banyak macemnya ya mbak tinggal pilih yang sesuai dengan keinginan. Alhamdulilah dulu bisa menyusui iioo khatam hingga 2,5 tahun hihi.. Emang NgASI mah kuncinya harus happy ya :D

    BalasHapus
  24. Ternyata ASIP juga perlu rangsangan dari menyusui langsung ya, Mba. Iya kalau lagi masa hamil dan menyusui ya jangan diet2 lah. Inilah makanya hamil dan menyusui perlu kesiapan hati juga :)

    BalasHapus
  25. Betul juga ya mba. Gak semua tempat bekerja support utk tempat memompa dan belum tentu ada kulkas nya... Alhamdulillah skrg situasinya uda enak ya

    BalasHapus