"Berarti kalian belajar di rumah berapa hari?"
"Tiga hari, Minggu, Senin, dan Selasa." Muridku girang sekali. Merekapun segera memakai tas dan bersiap untuk pulang.
Muridku sudah pulang, kelas pun usai ku sapu. Duduklah aku sambil menikmati semilir kipas angin yang bak oase di tengah gurun pasir.
HP ku berbunyi, ada WA masuk.
"Bu, dapat SMS dari KS (Kepala Sekolah)?" isi pesan dari guru kelas 2 yang gedungnya nan jauh di sana.
"SMS apa? Nggak ada SMS."
"Selasa nggak jadi libur. Upacara di sekolah. Padahal muridku tahunya Selasa libur."
"Sama, dong!"
Hingga akhirnya, Selasa, hari ini, 2 Mei 2017, biasanya kami, guru, mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di kecamatan. Undangan pun sudah diterima dari jauh-jauh hari. Tapi, karena kepala UPTD ada undangan ke kabupaten, dibatalkan. Kabarnya pun baru masuk ke WA guru hari Sabtu siang. Padahal anak-anak sudah banyak yang pulang. Hasilnya?
- Banyak anak yang tidak berangkat sekolah. Tentu peserta upacara juga hanya sedikit. Esensi hari pendidikan pun nggak sampai ke anak.
- Beberapa sekolah libur. Karena sudah terlanjur memberikan pengumuman kalau murid-murid libur, Bapak dan Ibu guru upacara di kecamatan.
- Bingungnya orangtua. Kok ada yang libur ada yang berangkat. Ya, ujung-ujungnya SMS ke guru. Aku jadi nggak enak sendiri, kok ngasih info berubah-ubah.
- Aku pas di jalan juga heran. Kok sepi banget? Ini pada libur semua? Tinggal sekolahku aja dong yang berangkat? Aku nekat berangkat. Ternyata, pada berangkat. Meskipun hanya sedikit.
- Upacara berjalan nggak asyik banget. Hihi. Nggak khidmat maksudnya. Petugas salah-salah. Lha gimana mau berjalan mulus, latihan saja tidak? Anak-anak keburu pada pulang. Jadi, upacara hari ini nggak banget, dadakan.
Itu beberapa poin yang kurasakan di sekolahku sendiri. Bagaimana dengan di kecamatan? Aku dapat cerita dari teman sejawat yang berkepentingan di sana, ada beberapa hal yang disayangkan. Seperti:
- Semua yang dipesan dibatalkan. Seperti snack, makanan berat, sound system dan pakaian.
- Panitianya apa kabar?
- Anggaran dananya, helo?
- Petugas upacara yang sudah berlatih jauh-jauh hari batal tampil. Termasuk di dalamnya petugas drum band. Padahal setiap hari sudah latihan. Semoga lelah dan waktunya dapat tergantikan ya.
Semua itu ditanggung sama kepala UPTD. Duh, Bapak, semoga bapak selalu sehat, ya. Demi menjalankan tugas pimpinan, nama Bapak yang jadi taruhannya.
Kejadian ini mengingatkanku dengan postingan yang "Kau Tak Tahu Sedetik Kemudian Apa yang Terjadi?".
Lah iya, benar, kan? Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional ini kan sudah terencana jauh-jauh hari. Tapi pas hari H kok nggak jadi, siapa yang tahu sama rencana Allah?
Setidaknya, kami, apalagi pihak kecamatan sudah berusaha semaksimal mungkin, menyiapkan tetek bengeknya dengan pas. Apa mau dikata kalau Allah punya skenario yang lainnya?
Kesimpulannya,
- Berusaha yang terbaik hukumnya itu wajib. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.
- Kemudahan teknologi, seperti adanya WA, jangan dijadikan alasan untuk semena-mena membatalkan suatu acara. Kemarin A, hari ini B. Terkecuali memang ada urusan yang tak bisa dinomor duakan.
- Latihan upacara di sekolah akan lebih baik kalau disiapkan jauh-jauh hari. Agar upacara bisa berjalan dengan khidmat dan lancar.
- Jangan mudah menjudge seseorang kalau tidak tahu duduk perkaranya. Apalagi ngasih bumbu sana-sini. Jangan! Panjang urusannya.
wah..jdi ikutan bingung..he2
BalasHapussemoga pendidikan di negri kita makin maju bukan malah sebaliknya
Semoga lain kali nggak membingungkan ya Mbak Ika :)
BalasHapusHuwaaaa Misscomm dimananya, Mba Ika kok sampai bisa beda2 gitu. Apa mmg pas tgl 2 itu dipersepsikan libur yaa, pdhl kan biasanya tetap masuk ya...kasian Bapak UPTD nyaa yaa...huhuhu
BalasHapusHari pendidika sejak dlu kan emang ga libur to mbak. Mesakke pak UPTD yah moga2 beliau sabar menghadapi cobaan
BalasHapusSemoga ke depannya tidak ada lagi sekarang a besok b ya mbak ika, walah dalah kalau beda murid bingung gurunya juga ya 😀
BalasHapusDi tempat kerjaku sebelahan dengan sekolah, juga sepi kak :-D
BalasHapusentahlah semangat pendidikan sekarang ini.
Iya ya, napa diliburkan? Anakku juga upacara kemarin
BalasHapusseharusnya Sekretaris UPTD atau pejabat yang tertinggi lah yang menggantikan, supaya tidak ada pergeseran dan kemubadziran anggaran.
BalasHapussaya rasa Insan pendidikan akan bisa menerima siapapun Inspekturnya dengan syarat memiliki kompetensi, krn esensinya adalah merenungi dan mensyukuri nikmatnya ttg Hari Pendidikan Nasional.
sangat disayangkan jika harus dibatalkan dan smwa rencana jadi buyar karena pihak tertentu, BUKAN karena Uang siapa yang bisa mengganti tapi INTI NILAI PENDIDIKAN harus di utamakan
harusnya hari sepenting Hari Pendidikan ini sudah direncanakan dengan matang ya.. kan tiap tahun juga diperingati..
BalasHapustapi yang namanya rencana, Alloh yang menentukan :)
Di sekolah anakku ttp masuk mbak ika. Kebetulan mereka juga ujian kenaikan kelas. Tp pengalaman dr thn2 sebelumnya anak2 ttp masuk seperti biasa. Kalaupun ada yg ikut upacara di kecamatan dr sekolah biasanya bikin sistem perwakilan aja mbak.
BalasHapusWaduh... Aku jadi mbayangke gurune entuk sms dr wali murid sekelas😱😱
BalasHapusInsyaAllah jd pelajaran terutama buat si Bapak ya Mba