"Hey, sudah sampai sini?"
"Iya, Mbak, Alhamdulillah. Hehehe. Penuh perjuangan banget. Pakai acara tanya abang Gojek, bapak-bapak di pinggir jalan, penjual sepatu di Pasar Johar. Hahaha. Maklum lah, belum pernah ke sini (Paragon Mall Semarang)."
"Ih, situ wong ndeso ya? Nggak pernah nge-mall."
"Ah, tahu aja deh, Mbak. Hahahaha." aku terkekeh dan kemudian berlalu bersamanya.
***
Sebut saja aku ini wong ndeso, yang susah gadanane (dimengerti). Salah satunya adalah urusan lidah.
Di otakku, hanya masakan ibuku lah yang enak. Makanya, aku ini jarang sekali jajan. Apalagi sengaja makan di luar kalau tidak terpaksa.
"Alah, paling mau ngirit."
Kalau dibilang seperti itu ya nggak masalah.
Sesekali, aku juga pernah makan di luar kok. Misalnya, pas dinas, pergi ke suatu tempat atau pas ikut acara blogger. Itupun aku ketar-ketir banget, makan apa ntar? Enak nggak ya?
Soalnya aku punya pengalaman di-PHP-in sama makanan. Zaman SMA, aku pernah diajak nonton film di bioskop sama teman. Pulangnya, kami makan di salah satu gerai makanan ternama. Baru masuk, baunya, ajegile. Pas dicobain? Ya Allah.
"Enak?" ku tunggu jawaban temanku yang sepertinya juga merasakan apa yang ku rasakan.
"Kok aneh ya?" Dia segera menyeruput teh kotaknya.
Semenjak kejadian itu, aku kapok. Mau nge-mall seharian pun, ujung-ujungnya aku akan makan di luar. Aku lebih memilih makan mie ayam atau bakso pinggir jalan yang jelas-jelas rasanya sudah ketebak. Nahan lapar seharian ya aku jabani.
Kali Pertama Aku Bertemu dengan HokBen
"Mas dan Mbak, silahkan kalau mau langsung makan atau sholat. Untuk makan siangnya bisa diambil di pojok sebelah kanan sana ya." Mbak Shintaries mempersilahkan kami, peserta workshop Fun Blogging 9 yang diselenggarakan pada 19 Maret 2016.
Dari kiri, Mbak Haya, Mbak Shintaries, dan Mbak Ani Berta. Narasumber di Fun Blogging 9 |
Ku tengok sudut ruangan yang ditunjuk Mbak Shinta.
"HokBen?" Batinku.
HokBen itu ternyata sebutan baru dari Hoka-Hoka Bento. Disebut demikian agar lebih mudah pengucapannya. Sebenarnya bukan nama saja sih yang di-rebranding, logonya juga. Akan tetapi, tokoh utamanya masih sama. Yaitu, anak laki-laki dan perempuan dengan topinya yang khas. Logo yang baru ini lebih simpel tapi makin eye catching.
Perubahan logo HokBen |
Saat itu aku tidak langsung makan. Karena lelah duduk terus, aku lebih memilih berjalan-jalan terlebih dahulu baru kemudian sholat. Di sela doaku, "Ya Allah, semoga makanannya cocok di lidahku yang ndeso ini. Aamiin."
Kelar sholat, aku masuk lagi di ruang workshop. Ku ambil box makanan itu. Sebelum duduk di kursi, ku lirik Mbak Rora yang sedang menikmati makan siangnya.
"Duh, mati aku. Makannya pakai sumpit?" Aku mulai panik.
Biar nggak kelihatan norak banget, akhirnya ku buka juga box makananku. Di dalamnya ada nasi, 2 saus, 4 buah egg chicken roll, salad, dan sumpit. Aku celingukan mencari sendok. Siapa tahu terselip. Ternyata tak ada juga.
Ini isi box makananku |
"Kayak gini ya HokBen itu? Sejak kecil cuma bisa lihat iklannya di TV." batinku sambil menatap nasi dengan nanar.
Aku pura-pura melihat ke arah Mbak Rora lagi, memperhatikannya, bagaimana posisi jarinya saat makan pakai sumpit? Ku praktikkan. Sekali sumpit, hanya secuil nasi yang dapat ku lahap.
"Kapan selesainya kalau kayak gini? Mau pakai tangan malu juga." Aku cekikikan sendiri. Makanku sudah kayak tuan putri. Alus banget. Oalah, wong ndeso. Geli.
Eh, dari ke-ndeso-anku itu, ada satu keuntungan yang ku dapat. Aku benar-benar bisa menikmati makanan yang ada di hadapanku. Ternyata nasi HokBen itu rasanya beda sama nasiku di rumah, lebih pulen. Kalau disumpit nggak ngepyar (bisa menyatu). Meskipun porsinya hanya sedikit, kok ya kenyang ya. Paling aku suka itu lauknya, egg chicken roll, rasanya seperti sosis yang digulung-gulung sama telur. Ibuku sih pernah buat kayak gini. Tapi, yang ini rasa dagingnya dominan. Apa kabar sama saladnya (serutan kol dan wortel yang diberi saus mayonaise khas HokBen)? Aku kurang cocok, terlalu asam di lidahku. Jatuhnya malah enek kalau aku campur sama nasi. Ehm, ibuku pernah buat kayak salad ini, tapi bukan salad namanya, melainkan acar.
Maaf ya, aku cerita tentang ibu mulu, soalnya ibu itu koki terhebat di mataku. Hihi.
Kesan pertama ngicipin menu HokBen Simple Set 1 yang hanya bisa dipesan lewat HokBen Delivery Service di 1-500-505 ini, bikin nagih sih. Dalam hatiku, "Enak juga ya. Pengen deh nyobain menu lain di HokBen. Tapi kapan?"
Nongkrong Sembari Mencicipi Menu Baru HokBen
Merry Riyana pernah berkata seperti ini, "Jangan pernah takut untuk bermimpi! Bermimpilah yang tinggi. Jangan hanya mimpi yang biasa-biasa saja! Kalau mimpi Anda biasa saja, ya, Anda akan jadi orang yang biasa-biasa saja."
HokBen Paragon Semarang |
Aku ini kan wong ndeso, setahun sekali ke mall saja belum tentu. Kalau aku punya mimpi untuk bisa nyobain menu lain HokBen sudah termasuk yang luar biasa. Makanya, pas ada teman yang ngajakin buat mencicipi menu baru HokBen, aku langsung kegirangan. Aku penasaran, gerai makanan yang sudah berusia 32 tahun dan memiliki 150 gerai di Jawa dan Bali ini punya menu baru apa saja sih?
Senin, 1 Mei 2017, lalu, aku antusias sekali saat sampai di lantai 2 Paragon Mall Semarang. Ku cari logo itu, dua anak, laki-laki dan perempuan, topinya yang khas, aha! Itu dia.
Baru juga masuk, "Baunya, ehmm, semoga tak menipuku seperti gerai makanan yang ku jamah beberapa tahun yang lalu."
Mural di HokBen Paragon Semarang Dok. Mbak Esti Sulistyawan |
Mataku tiba-tiba tertuju pada mural yang ada di samping kiriku. Motifnya dibikin ala-ala Jepang gitu. Warnanya unik, tak terlalu mencolok tapi menarik ya buat foto-foto. Bagi pengunjung yang suka selfie, mural ini jangan sampai terlewatkan ya.
Sambil berjalan menemui teman-teman yang sudah hadir, sepanjang mataku memandang, meja dan kursi tertata secara rapi dan teratur. Lantai bersih, dan penataan ruangannya sangat simpel tapi nyaman. Di deretan mural tadi, ternyata ada kaca besar yang memanjang. Pas banget kaca itu diletakkan di sana, ruangan yang nggak terlalu luas justru berkesan sebaliknya.
HokBen di Paragon Mall Semarang ini menyediakan dua versi tempat, outdoor dan indoor. Di dalamnya juga tersedia toilet yang bisa digunakan oleh semua pengunjung. Bagi yang suka nongkrong berjam-jam nggak harus rempong keluar buat cari toilet. Kesan yang kudapat dari gerai ini itu, simpel, rapi, bersih, tapi semua ada. Cocok deh untuk nongkrong sama teman atau sekedar ngumpul bareng keluarga.
Kumpul bareng teman-teman Dok. Mbak Hidayah Sulistyowati |
Ngomong-ngomong soal nongkrong, sebenarnya kegiatan ini sudah jadi gaya hidup warga kita sejak dahulu. Bedanya, kalau dulu mereka sering dijumpai di warung-warung kopi sedangkan saat ini bergeser ke kafe atau restoran. Akan tetapi, tujuan mereka sama kok, yaitu untuk bersosialisasi dengan yang lainnya.
Membaca perubahan tersebut, HokBen berinovasi dan berusaha mengubah mindset orang yang selama ini beranggapan, bahwa HokBen adalah tempat makan makanan mengenyangkan menjadi tempat yang bisa digunakan untuk nongkrong juga. Dengan cara apa? Salah satunya, yaitu, menyajikan berbagai menu baru yang cocok untuk dijadikan teman nongkrong.
Anak-anak nggak mau kalah buat antre ya |
Sejak tahun 2010 masuk di Semarang, HokBen ini diminati oleh banyak orang. Tak kenal usia, mau anak-anak, muda, dan dewasa. Hal itu karena menunya memang netral. Seperti menu baru HokBen yang diluncurkan Maret lalu ini pun cocok untuk semua usia. Mau tahu menu barunya apa saja?
1. Sakana Stick
Sakana Stick ada 2 varian, original dan seaweed |
Adalah menu baru HokBen yang terbuat dari olahan ikan tawar dan dibalur dengan tepung khas HokBen. Snack ini cocok banget nih untuk si kecil yang susah makan ikan tawar dalam bentuk utuh. Tahu sendiri kan ikan tawar itu kandungan proteinnya tinggi dan baik untuk pertumbuhan si kecil.
Bagaimana Sakana Stick ini di lidahku? Enak kok. Apalagi kalau dimakan pas masih hangat. Krispi di luar tapi lembut di dalam. Pas dicocol sama saos tomat, sensasinya unik.
Oiya, Sakana Stick ini ada 2 varian, original dan satunya dengan taburan nori/seaweed. Keduanya pas di lidahku. Awalnya pas nyobain yang seaweed aku agak ragu. Soalnya aku pernah makan seaweed oleh-oleh tetangga pulang dari Hongkong itu rasanya aneh. Kala itu tidak, seaweednya enak. Nggak sengur (kuat rasanya) di tenggorakan.
Saranku, misalnya ada yang delevery order Sakana Stick ini, kalau bisa jangan dibungkus dalam keadaan hangat. Karena ntar akan mlempem atau krispinya hilang. Sensasi makan Sakana Stick-nya jadi beda deh, antara dimakan di tempat sama di rumah.
Harga: Rp 16.000/3pcs
2. Ocha Lychee Tea
Ocha itu artinya teh hijau. Kalau kamu pesan Ocha Lychee Tea berarti kamu akan merasakan kesegaran dari teh hijau yang dipadu dengan leci dan potongan dadu nata de coco. Rasanya? Seger banget. Cocok untuk Semarang yang panas nih.
Pas pertama nyeruput, "Es campur mah lewat."
Sensasi unik yang kurasakan itu pas lagi nyedot eh ada nata de coco yang berhasil lolos dari sedotan. Krenyes-krenyes gimana gitu. Nyedot lagi ketemu sama es batu yang dipotong dadu kecil, unik.
Minuman ini banyak khasiatnya kalau dilihat dari komposisi isi. Seperti teh hijau yang bisa menangkal radikal bebas, buah leci yang kaya akan vitamin C, dan nata de coco yang bisa mengatasi sembelit. Segar dapat, khasiatnya juga dapat. Komplit.
Harga: Rp 18.000
3. Soft Pudding
Soft Pudding memiliki 2 varian, Mango dan Taro |
Aku tak bisa bercerita banyak nih tentang menu baru yang satu ini. Karena aku nggak bisa nyobain langsung.
Menu yang satu ini hanya bisa dinikmati sama HokBen Friends yang ada di Jabodetabek. Ada dua varian rasa untuk Soft Pudding ini, yaitu, Taro dan Mango.
Soft Pudding Taro dengan warna ungu yang menggoda ini terbuat dari talas ungu. Warnanya pun itu asli dari talasnya, tanpa pewarna tambahan. Dari namanya kan 'soft' ya, pudding ini pasti lembut banget di mulut. Ehm...cuma bisa bayangin saja nih.
Soft Pudding Taro, puding ini terbuat dari buah mangga pilihan. Warnanya yang kuning cerah seakan menggambarkan kalau puding ini rasanya lembut tapi segar di tenggorakan. Lagi-lagi cuma bisa ngiler.
Kok ngiler aja? Karena bahan puding ini tidak tahan lama dan dijaga betul pengolahannya, hal itu tidak memungkinkan kalau bahannya harus dikirim ke luar Jabodetabek. Bagi kamu yang pengen cobain puding ini, pas ke Jakarta, jangan lupa mampir ya ke HokBen.
Harga: Rp 17.000
Itulah 3 menu ter-anyar di HokBen. Masak nongkrong cuma itu saja pilihan menunya? Eits, tunggu dulu! HokBen punya kok menu lainnya. Dan menu ini juga nggak kalah nyammii buat dicicipin. Mau tahu apa saja?
1. Edamame
Kedelai dengan ukuran jumbo |
Dari foto di atas sudah tahu lah ya, apa-an itu? Yap! Kedelai. Tapi, jangan mengira kalau kedelai ini dari Jepang ya. Karena kedelai ini produk lokal kok, dari Jawa Timur.
Apa bedanya dengan kedelai biasa? Perbedaan yang paling menonjol itu dari ukurannya. Edamame ini isinya segedhe jari kelingking orang dewasa. Meskipun begitu kalau makan nggak mau habis juga sih. Bahkan saat habis eh nyari lagi. Minta nambah gitu. Hihihi.
Satu lagi perbedaan edamame ala HokBen ini dengan kedelai biasa adalah proses pemilihan dan memasaknya. Dipilih dari biji yang berkualitas kemudian dimasak dalam air mendidih dan saat matang langsung dibekukan dengan jaminan kehigienisan yang tinggi.
Tak heran, saat pertama kali makan edamame ini, memang terasa beda teksturnya. Kalau orang Jawa bilang bijinya itu 'mak kletus' (krenyes-krenyes kenyal). Marem (mantab) saat dikunyah.
Harga: Rp 6.500 (reguler) dan Rp 12.000 (large)
2. Shumai Steam
Orang sering menyebutnya siomai kukus |
Siapa sih yang nggak tahu makanan yang satu ini? Yang sering dijajakan di SD kan? Bukaaaaaan! Itu mah shumai isi apa?
Aku kenal makanan yang satu ini tuh gara-gara banyak minimarket yang didirikan di sekitar rumahku sini. Depannya pasti ada penjual shumai Bandung. Pernah sekali coba, itu pun pas hamil Kak Ghifa, dan kapok nggak mau nyobain lagi. Rasanya terigu doang. Sambal kacangnya pun aneh, kacangnya kayak gosong gitu. Aneh deh rasanya.
Shumai HokBen kok beda ya. Mulai dari bentuknya saja sudah beda. Rasanya? Udangnya kuat banget sedangkan ayamnya malah tenggelam dalam lautan udang, hadeh, lautan. Jadi, shumai HokBen ini dibuat dari gilingan daging udang dan ayam yang dibungkus dengan semacam pangsit baru kemudian dikukus. Cocok banget buat kamu yang lagi diet dan menjauhi yang goreng-gorengan. Sayang, pas makan shumai ini aku lupa nggak nyocolin ke saus. Aku malah ngebayangin kalau dikasih kuah bakso malah mantab nih.
Harga: Rp 14.000/3pcs
3. Shumai Furai
siomai goreng |
Proses memasak ini suhunya mencapai 170-180 derajat celcius. Keuntungan memasak dengan teknik ini adalah makanan tetap panas tapi nggak overcooked. Hasil gorengan pun matang sampai dalam, renyah, serta warnanya bisa cantik, kuning kecoklatan. Terpenting lagi, bahan makanan yang digoreng dengan teknik ini tidak banyak menyerap minyak. Pas nih buatku yang punya tenggorokan yang sensitif.
Harga: Rp 14.000/3pcs
4. Takoyaki
Pas lihat makanan ringan yang satu ini, apa yang ada di dalam benakmu? Kalau aku, "Kue nastar." Hihihi.. Mentang-mentang bau lebaran sudah di ujung hidung.
Bentuknya ini bulat-bulat kecil (pas sesuap), pas baru digigit rasanya ternyata manis. Menurut keterangan Pak Bagus (The Store Manager), Takoyaki yang jadi makanan khas Jepang ini, di dalamnya ada potongan daging gurita.
"Gurita?" tanyaku mendelik, heran. Kayak gini ternyata rasanya.
Harga: Rp 13.500/pcs
5. Tori Popcorn
Melihat menu yang satu ini, aku jadi ingat jamur krispi bikinan ibuku. Kress...kress...dicocol saus, nyaamiii...
Tori Popcorn, cemilan HokBen yang satu ini terbuat dari daging dada ayam pilihan yang dibalur dengan tepung ala HokBen. Penting lagi, cara memasaknya tetap menggunakan teknik Deep Frying Oil. Ngumpul sama keluarga kok ada Tori Popcorn? Makin seru!
Harga: Rp 11.500 (reguler) dan Rp 21.000 (large)
6. Jus Jeruk
Warnanya begitu menggoda |
Mau Jus Jeruk ini?
Semarang yang panas memang cocok kalau kita dekat-dekat sama minuman yang segar ini. Jus Jeruk HokBen, terbuat dari sari buah jeruk pilihan yang di-blend.
Harga: Rp 18.000
7. Jus Melon
Jus Melon segar |
Sama halnya dengan Jus Jeruk, Jus Melon HokBen ini juga terbuat dari sari buah melon pilihan. Kalau ini Kak Ghifa pasti suka. Dia hobi banget sama olahan melon.
Harga: Rp 18.000
8. Es Ogura
Ini bukan bubur lho ya? Haha... |
Namanya unik ya. Ogura adalah nama lain kacang merah yang dimasak dengan gula. Memang pas, Es Ogura ini komposisinya ada kacang merah, air gula, santan, yang dipadukan dengan es serut. Kalau lidahku mengartikan rasa es ini hampir sama dengan es bubur kacang hijau. Bedanya, Es Ogura ini lebih segar dengan manisnya yang nggak enek.
Harga: Rp 11.000
9. Es Sarang Burung
Ke mana burungnya? |
Kok bisa disebut sarang burung?
Apa yang kamu lihat di gelas tersebut? Iya, ada 3 telur. Telur itu bukan telur beneran loh ya, melainkan buah kelengkeng sedangkan sarang putihnya itu nata de coco yang diserut seperri dawet. Kedua bahan tersebut diramu dengan air gula dan serutan es. Bisa ngebayangin segarnya seperti apa?
Harga: Rp 16.500
10. Korikonyaku Stroberi
Menu terakhir yang ku cicipi adalah Korikonyaku Stroberi. Namanya suseeeh banget ya. Aku sampai minta tolong didikte sama Pak Bagus secara pelan.
Minuman merah meriah ini terbuat dari sari buah stroberi pilihan. Warnanya asli dari stroberi lho tanpa ada pewarna tambahan. Soal harganya aku lupa nih nggak tanya sama Pak Bagus. Ini saking terpesona sama namanya nih.
Selain menu di atas, masih banyak lagi menu HokBen yang bisa kamu cicipi bareng teman maupun keluarga. Sepertiku saat makan siang kala itu, aku nyicipin menu HokBen Bento Spesial 4. Ada nasi, Beef Teriyaki, Tori no Teba, Ebi Furai, Ebi Fried, dan salad. Hihi...ketemu salad lagi, dan tetap nggak cocok.
Ini dia makan siangku |
Dari semua menu yang ada di Bento Spesial 4, aku suka banget sama Beef Teriyaki, rasanya kayak rica-rica buatan ibuku. Terus Tori no Teba, ya Allah nagih banget. Ku pikir itu sayap ayam biasa, ternyata isinya daging ayam yang digiling. Kenyang deh kenyang, nggak mau pulang. Hahaha.
Satu hal yang bikin aku hepiii banget pas makan siang kala itu, ada sendoknya! Terima kasih ya Allah. Kau dengar doaku biar nggak kesulitan makan pakai sumpit. Hahaha.
Sertifikat Halal MUI Dok. Mbak Arum |
Setengah hari nongkrong di HokBen, ada beberapa hal penting yang ku catat:
- Semua menu yang ada di HokBen itu sudah mendapat sertifikat halal dari MUI dari tahun 2008. Tahu sendiri kan dulu pernah ada kabar kalau menu di sana perlu dipertanyakan?
- Di HokBen, aku seperti melihat Jepang dalam lingkup kecil. Semua pegawainya sigap. Bergerak terus. Ada bekas makanan di meja langsung hap, bersihkan. Jadi, nggak heran kalau ruangannya selalu bersih dan rapi.
- Pegawainya ramah-ramah. Aku yang baru sekali ke sana, Mbak dan Mas-nya dengan sabar menjelaskan satu per satu menunya. Bahkan menyarankan menu apa yang baiknya aku pilih. Semoga keramah-tamahan ini selalu terjaga.
- Pelayanannya cepat banget. Kebetulan pas pulang aku membungkus beberapa menu. Nggak ada 10 menit, pesananku sudah siap.
- Aku baru tahu ternyata menu di HokBen itu tak melulu soal Japanese Food, melainkan kini lebih ke Japanese Modern Food. Rasanya pun disesuaikan dengan lidah kita, eh, bukan, lidahku kan lidah wong ndeso. Bayangin saja, lidah wong ndeso saja cocok, apalagi lidahmu yang kota. Hihihi.
- Aku sampai heran. Semarang itu kan panas. Sepanjang aku di HokBen, suasana di sana itu ramai banget. Banyak pengunjung yang datang, herannya, kok nggak gerah sama sekali. Padahal kan ruangan HokBen itu nggak terlalu luas, dengan banyaknya pengunjung harusnya panas dong. Tapi, kok tidak! Sirkulasi udara di sana oke banget nih. Bikin pengunjung betah.
- HokBen ternyata memiliki mobile apps dengan nama HokBen Apps yang bisa kita download secara gratis di playstore. Jadi, selain bisa kring ke 1-500-505, pesan di www.hokben.co.id, kini juga bisa langsung lewat aplikasi di hape kita. Simpel banget kan kalau urusan perut?
HokBen Apps |
Setelah puas mencicipi menu baru HokBen, makan siang yang sangat kenyang, selanjutnya mau ngapain? Ehm, mau ngasih tahu ke kamu saja lah.
Kamu, mau cari tempat nongkrong dan kumpul sama keluarga? Coba deh ke HokBen saja. Nggak pernah nge-mall dan sekali nge-mall bingung mau makan di mana? HokBen saja kali.
Satu mimpiku sudah terpenuhi, yaitu mencicipi menu lain dari HokBen. Kini, aku punya mimpi baru lagi, yaitu, ngajakin keluarga besarku buat nongkrong di HokBen. Ada tujuan terselubungnya nih, apa itu?
"Bu, ternyata masakan ibu ada yang nandingin." bisikku ke ibu, nanti, pas makan bareng di HokBen.
Bagaimana, sudah nyobain menu di HokBen? Kamu suka menu yang mana? Atau pengen nyobain yang apa?
Info selengkapnya mampir saja ke sini ya:
Twitter: @HokBen
IG: @HokBen_ID
FB: Hoka Hoka Bento
Web: www.hokben.ac.id
Pengen aku coba semuanyaaa terlebih puddingnya
BalasHapuswah, jadi kepengen nyoba semuanya nih...
BalasHapusWuih muantappp... :)
BalasHapusSoal orang ndeso jangan khawatir mbak Ika, masih ada yang lebih ndeso loh.. *tunjuk hidung sendiri
Bedanya kalau mbak Ika orang ndeso yg beruntung, kalau yang satunya belum beruntung, hehe..
Jadi penasaran sama Takoyaki karena terbuat dari bayi gurita ((bayi gurita)). Kayaknya lezat ya mbak, benar sih pertama ngeliat ingatnya kue nastar. Dan minumannya itu seger-seger semua, kalau harus pilih saya pilih semua deh :)
Aku kok jadi ngiler..malam2 baca beginian.
BalasHapusAyooo..mbak Ika tanggung jawab!
Keren mb narasi nya, bener bener kisah nyata yaa:)
BalasHapusMakanan di HokBen mmg sangat bersahabat dengan semua lidah kayae mb, joss :)
Kira2 klo aku pesennya via app mobile dari Kudus mau nganter gk ya?hehehe
BalasHapusAduh jadi laper nih pagi-pagi baca artikel mbak ika 😊
BalasHapusAku jadi pengen ke hokben lagihhhh
BalasHapusMba ika lengkap bgt..picnya juga bgs2
BalasHapusjangan cuma dengerin kata merry riana, dengerin juga kaa tukul arwana mba ikaa. Biar ndeso sing penting rejeki kutho yaaa. hahahaaa. aamiin
BalasHapusAku ngekek yg pakai sumpit, jebul pada. Kalau mie ayam gampang pake sumpit, kalau nasi agak rempong ya.. Tapi memang beda ya nasi ala Jepang ma Indonesia. Hmm.. Rising Star nya menggoda iman.. Eh perut hehe..
BalasHapusAku suka mba makanan di HokBen. ENak dan pas di lidahku. Anakku juga suka
BalasHapusWkwkwkwk. Aku yo wong ndeso yang kesulitan pake sumpit.
BalasHapusPas itu aku ga dikasih sendok mba..😢😢
Aku jg kadang ragu kalo mau nyobain menu yg aneh, mending beli mie ayam/bakso/nasgor yg rasanya kalo pun melenceng dr perkiraan ya ga jauh2 amat 😄
Tapi lidahku pas sama HokBen. Duh.. Moga ga keseringan pengen kesana 🙊🙊
Restoran Japan yang mendunia, mampir ke blog ku ya
BalasHapusLidahku juga ndesoo bun hihi.
BalasHapusTapi cucookkk ternyata, berarti hokben enak
Dulu awal-awal kerja dan punya duit sendiri, tiap gajian pasti mampirnya ke HokBen...abis itu mbungkusin buat yg di rumah , huhuu...rasanyaa seneng banget bisa beliin orang2 rumah juga
BalasHapusEdamameee enak bangeet mbaaak :D aku sukaa dan jadi ketagihaan hehehe
BalasHapusPengen nyobain pudingnya, di Jogja udah Adah belum ya?
BalasHapusAku juga maksa latihan makan pakai sumpit gara-gara Hokben :D
BalasHapuslidahku cocok mba sama semU menu hokben. Sering jadi pilihan kalu lagi ke mall barEng keluarga
BalasHapusHistory Gofood ku isinya Hokben teruusss.. hahaha.. paling suka Eggroll dan saladnya.
BalasHapusPudingnya menggoda sayang di semarang belom ada...
BalasHapusPengin nyicip siomay sama takoyakinya. Nyummy~
BalasHapusAku pingin kedelainya.. hehehe
BalasHapusBelom pernah nyobain Shumai Steam. Ning regane yo lumayan yo, Mbak, hihi..
BalasHapus*brb bikin sendiri, dasar emak-emak irit* LOL
sukak semuanyaaah
BalasHapus