Tips Gurih Bikin Konten yang Pancasilais tapi Disukai Banyak Orang

Pak Heri sedang memaparkan dasar negara kita, Pancasila

Blaik. Kesindir nggak sama yang diucapkan Pak DR. Heri Santoso, Ketua Pusat Kajian Pancasila Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta? Aku iya banget. Dulu, dulu banget, pernah juga sih bikin konten blog yang nyindir teman sekelas. Ha-ha-ha. Tapi, setelah viral di kelas, langsung ku hapus. Jahat banget ya diriku?

Itulah yang ditakutkan oleh Pak Heri dalam pemaparannya pada acara #temublogger #pancasila Flash Blogging, "Menuju 72 Tahun RI, Kerja Bersama-Bersama Kerja" yang dihadiri oleh awak media dan blogger  Semarang di Hotel Santika Premier, 13 Juli 2017. Banyak sekali lho masyarakat, salah satunya blogger, menulis konten-konten yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan yang sedang hangat saat ini banyak sekali Ormas yang berusaha mengubah dasar negara dan bentuk negara. Makanya, pemerintah sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan Perppu No 2 Tahun 2017, tentang Ormas.

Pak Wicaksono aka Ndorokakung, Blogger kondang sekaligus Redaktur Media Indonesia

Pas banget nih, acara yang didukung penuh oleh Kadis Kominfo Provinsi Jawa Tengah Dirjen Informasi dan Komunikasi dan Komunikasi Publik menghadirkan Ndorokakung yang sudah malang melintang di dunia perblogger-an.

"Intinya, untuk membuat konten yang Pancasilais ya sesuai dengan diri kita, sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari, dan tidak lupa dengan aturan yang ada di negara kita." Begitu kira-kira Ndorokakung menjawab pertanyaan Mas Munif, salah satu awak media.

Secara gamblang, Ndorokakung juga berbagi tips gurih nih untuk membuat konten yang disukai banyak orang.

1. Membangun konten, bisa dari tampilan blog dulu, loadingnya, widget-widget yang unyu-unyu dihilangkan, atau sampai pemilihan warna font dan backgroundnya.
2. Bikin konten yang beda dari yang lain. Kita dituntut untuk kreatif. Bahkan membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Jangan lupa, pembaca suka dengan tampilan visual yang menarik. Seperti foto, video, Instagram, infografis, dll.
3. Jadilah diri sendiri. Brandingnya kamu itu apa? Ibu rumah tangga, ya nulis tentang kehidupan sekitar ibu rumah tangga. Jangan niru orang lain!
4. Konsisten dalam waktu, gaya, dan tema.
5. Rutin menulis. Bagus sih nulis tiap hari, tapi kalau nggak kuat? Ya, seminggu sekali juga mending lah.
6. Temukan ide yang ada di mana-mana. Pikiran kita harus terbuka. Bisa juga dengan sering nonton film, dengerin musik, atau sekedar belanja ke pasar. Tangkap tuh ide.
7. Mengelola waktu. Ini nih masalahku selama ini. Harus pintar-pintar membaginya. Jadi ibu, guru, terus ngurus suami, aku harus pintar membagi waktu. Palingan aku ngeblog kalau pas Kak Ghifa sudah tidur. Kalau kamu?

Kalau sudah nulis, apa sudah selesai begitu saja. Tidak, Saudara!

"Gunakan FB, Twitter, Instagram, dan YouTube sebagai kanal yang populer saat ini untuk tempat kamu mempromosikan tulisan kamu." Ndorokakung menambahkan.

Yups! Sepakat banget nih ya. Selama ini aku paling sering sharenya di Twitter dan Facebook. Dari 2 kanal itu sih paling ramai di Facebook. Itu dariku, kalau kamu, kanal mana yang ramai?

Tak lupa, kalau kita share link tulisan kita di kanal tersebut:

1. Sertakan foto dan caption yang menarik dan kontekstual.
2. Ciptakan engagement, ada komunikasi antara kita sama pembaca. Jangan terus dibiarkan! Ntar ogah komentar lagi lho.
3. Memanfaatkan kata kunci (SEO). Kalau ini angkat tangan deh ya. Harus belajar lagi. Hihihi.

Foto bersama dengan narasumber

Nggak salah aku pilih acara ini. Awalnya ku pikir bahasannya akan berat banget. Tapi, ternyata? Sesuatu yang berbau negara, pemerintahan itu bisa juga disampaikan dengan santai, tawa riang, tapi tetap nyantol di hatiku. Hihi.

Hayo, masih mau bikin konten yang 'nggak banget'?