"Ayo, mumpung Bu Bidan di sini, tanya yang banyak!"
Begitu kata sesepuh di RTku. Benar sih, nggak setiap arisan bulanan bu bidan bisa hadir di tengah-tengah kami. Beliau sangat sibuk dan padat jadwalnya.
Berhubung tidak ada yang tanya, bu bidan berinisiatif menyampaikan materi tentang perawatan daerah kewanitaan untuk wanita di masa produktif.
Kata bu bidan, wanita produktif itu identik dengan keputihan. Dan keputihan itu sebenarnya wajar. Tidak wajar kalau keputihannya sudah luar biasa. Misalnya, baunya menyengat, bentuknya kental, warnanya hijau pekat, dan menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Segera periksa ke dokter!
Kalau keputihan sudah parah dan kita biarkan begitu saja, nantinya malah kuman atau bakterinya bisa menjalar ke mulut rahim, kemudian jadi penyakit kanker. Kronologisnya seperti itu.
Makanya, untuk menghindari keputihan yang kurang wajar, kita harus menjaga kebersihan daerah kewanitaan kita. Bagaimana caranya?
Pilih celana dalam dengan bahan katun dan model yang tidak ketat
Adakah yang memakai celana dalam yang terlalu ketat? Celana dalam yang hanya sebatas pinggang saja yang kalau dipakai jongkok, maaf, lubang pantatnya mau kelihatan? Adakah? Kamu nggak, kan?
Menurut bu bidan, celana dalam model dan bahan yang seperti itu kurang pas untuk tubuh kita. Beliau malah menyarankan pakai celana dalam yang modelnya jadul, maksudnya nggak turun pinggang. Kalau dulu yang dijual di pasar dengan harga 10 ribu dapat 3.
"Justru itu yang paling bagus, Bu. Pilih warnanya yang tidak mencolok."
Selain bahannya yang menyerap keringat, modelnya pun nggak ketat. Jadi, masih ada ruang bernapas untuk kulit daerah kewanitaan kita. Karena semakin banyak keringat di sana, akan banyak bakteri atau kuman yang makin mudah berkembang bebas.
Bagaimana, mau beralih model celana dalam?
Sehari ganti celana dalam berapa kali?
Kamu ganti berapa kali? Idealnya, sehari harusnya kita selalu ganti celana dalam setiap kali selesai BAK atau BAB. Lah, celana dalamku cuma 7 biji, gimana dong? Hahaha. Ada yang komentar gitukah?
Masuk ruang ganti dulu yuk! Sumber: pixabay.com |
Jadi, simpelnya gini, mandi pagi ganti celana dalam. Siang saat mau sholat dzuhur, ganti lagi. Sore saat mandi, ganti. Terakhir saat hendak tidur, ganti lagi yang bersih.
Bu bidan malah menyarankan kalau pas tidur lebih baik tidak usah memakai celana dalam agar kulit di sekitar daerah kewanitaan bisa bernapas dengan leluasa. Kalau merasa risih bisa pakai celana daleman yang agak pendek dan longgar.
Nanti malam sudah siap tidur tanpa celana dalam? Jangan lupa pintunya dikunci ya! Hihi. Takutnya ada kucing masuk.
Cebokmu sudah betul?
Emang ada tekniknya? Ternyata ada. Hihi. Selain teknik cebok dengan arah tangan ke belakang, ada teknik berikut.
"Pertama, guyur dulu pipis atau eek-nya sampai bersih, baru kemudian cebok."
Ada yang betul teknik ceboknya? Selama ini aku salah. Terutama saat BAK. Aku terbiasa cebok dulu baru kemudian mengguyur sekitar area cebokku.
Sumber pixabay.com |
"Bagus lagi kalau pas BAK diarahkan langsung ke saluran pembuangannya. Itu akan mengurangi jumlah bakteri yang tertinggal di sekitar kita."
Semenjak tahu ilmu ini, tiap kali mau cebok jadi mikir dulu. Beneran deh. Hahaha.
Sampai sini, aku sempat tanya sama bu bidan tentang penggunaan pembersih kewanitaan yang beredar di pasaran. Apa kata beliau?
Namanya kemasan seperti itu pasti ada bahan kimianya, meskipun sedikit. Penggunaan yang berlebihan pasti tidak baik efeknya. Kalau digunakan sesekali saat menstruasi, tidak masalah.
Bu bidan menyarankan kalau misalnya timbul keputihan, rasa gatal, atau saat menstruasi tiba, lebih baik cebok dengan air rebusan daun sirih.
Sumber picabay.com |
Bagaimana cara membuatnya? Mudah sekali lho.
- Siapkan air 1 liter
- Cuci dan lap 8 lembar daun sirih agar rambut-rambut halusnya hilang, kalau nggak nanti malah bisa gatal saat digunakan untuk cebok.
- Rebus sampai mendidih dan simpan di botol. Letakkan di kamar mandi di area yang tidak basah.
Air rebusan itu bisa digunakan saat cebok. Tidak perlu direbus lagi.
Kemudian bu bidan juga menekankan, air rebusan sirih itu tidak perlu diminum untuk menghilangkan rasa gatal tersebut. Justru, kalau diminum itu akan mengeringkan kandungan kita. Pemahaman diminum inilah yang beredar di masyarakat. Padahal itu salah.
Itulah sharing bu bidan saat mengisi arisan RTku di bulan Februari ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kita ya. Oiya, kalau kamu punya tips lain, boleh lho ditambahkan di komentar. Biar yang baca postinganku ini juga tahu.
Tonton video singkatku tentang tips merawat daerah kewanitaan di atas, yuk!
Yang soal diminum itu bulikku uda mengalaminya. Krn keseringan minjm jamu waktu gadis. Niatnya biar langsing malah efeknya yg lain.
BalasHapusAku dulu lumayan rutin siram miss v pake rebusan daun sirih,enakan gitu
BalasHapusWah boleh dicoba nih tipsnya, kebetulan di pekarangan rumahku banyak daun sirih :)
BalasHapusIya ih aku juga suka cebok dulu baru nyiram maksutnya biar irit air, jadi skalian gituu, hihi ternyata salah yaa..
BalasHapusNice info!!!! Terlebih godogan daun sirih ini...buat cebok ya...oke deh.... Makasih ya dekk
BalasHapusSemenjak lahiran aku sering banget ganti celana dalam karena ngga enak kalau berasa lembab, salah satu solusinya juga ngewax bulu2 sekitarnya biar daerah kewanitaan ngga terlalu lembab lagi :D
BalasHapusBtw aku jg selama ini salah dong cara ceboknya, etapi kadang flush duluan, kadang cebok duluan hahahha masih suka2 gitu.. sekarang udah tau yg bener flush duluan jadi diinget2 deh :D
Banyak hal yang baru aku tahuu. Hikkss T.T
BalasHapusBaru tau soal ga pake celana dalam saat tidur malam. Sering praktik sih krn keabisan stok hihihi...
BalasHapusInfo yang bermanfaat nih. Bisa juga diterapkan nih mbak. Thanks
BalasHapusIni penting banget. Aku termasuk salah satu yang suka cuek di area kewanitaan dan berakhir kena penyakit.
BalasHapusUntuk yang sudah nikah, kebersihan suami juga penting banget loh. Karena bisa jadi salah satu penyebab keputihan.
Di rumahku bnyk daun sirih dn sering pakai juga selain utk cebok, untuk di minum jg
BalasHapusiya dulu sebelum tahu malah kalau cebok ke arah sebaliknya, tapi begitu tau jadi selalu ingat itu hehe..
BalasHapusAku pakai CD yg sepinggang itu tapi gak ketat kok, malah enak banget bahannya *pembelaan*
BalasHapusEmang ga enak klo celana dalam basah. CD yg terlalu sempit juga ga nyaman makenya. Menjaga kebersihan organ intim memang penting ya.
BalasHapusAku juga gak suka pakai CD ketat, sukanya malah CD yang di pasar tradisional itu yang model jadul2 hehe.
BalasHapusBtw yg rebusan daun sirih itu kalau pakai yg udah kemaan pabrikan bisa jg gk ya?
Aku juga pakai kok, Mbak. Pas menstruasi aja atau pas keputihan yang terlalu banyak.
HapusAku akuuu, sering ganti celana dalam karena risih banget kalau abis BAB/BAK. Meski udah lap pakai tisu toilet, tetep aja ngerasa lembab kalau nggak ganti.
BalasHapusDan iya, aku tim yang kalau tidur nggak pakai dalaman, baik CD maupun BH. Lega rasanya, hahhaha. ALhamdulillah belum pernah alami keputihan yang gimana banget gitu, paling kalau mau haid yang memang itu normal :)
Guyur dulu baru cebok dong. Kalau cwbok dulu ada waktu jeda beberapa menit untuk kotoran tersebut menguap mengeluarkan baunya. Nah itu bikin jijik wkwk.
BalasHapusAku juga lebih suka pakai celdam yang agak longgar, mbaa. Lebih nyaman. Tapi nggak berani juga tidur tanpa celdam. Hahhaaa
BalasHapusmakasih tipsnya, iya tuh paling males rebus daun sirih nih aku hehehe
BalasHapusAkuuu...suka minum air rebusan daun sirih kalo bikin jamu kunir asem, dicampur gitu, hihii..salah ya
BalasHapusBaru tahu nih cara cebok yang benar mbak. Dan ternyata selama ini aku salah cara ceboknya. Terimakasih infonya mbak.
BalasHapusSebetulnya penentuan tinggi celana dalam itu tidak menentukan kesehatan kulit area genital ya. Karena celana dalam yang setinggi perut atau hanya sependek model bikini pun masih tetap sehat digunakan. Faktor penentu yang penting bukanlah tingginya, tetapi bahannya dan ukuran yang sesuai dengan pemakainya.
BalasHapusBanyak sekali celana dalam model bikini yang saat ini diproduksi dari bahan katun, dan ini sangat menyerap keringat. Bisa dibeli di storenya Wacoal, Sorella, dan lain-lain. Bahkan warnanya juga tidak menentukan kecenderungan pencegahan terhadap infeksi saluran kemih. Perempuan-perempuan yang pakai celana dalam setinggi perut berwarna cream tapi cuma ganti sehari sekali, tetap saja akan lebih cepat kena infeksi saluran kencing daripada perempuan yang pakai celana dalam model bikini berbahan katun tapi ganti lima kali sehari.