“Di tahun 2018 ini aku ikut 13 lomba menulis di blog, alhamdulillah 3 diantaranya mendapatkan hasil alias menang. Senang? Pasti. Saat kalah, apakah aku mutung? Tidak. Mungkin karena sudah sering kalah kali ya? Atau aku yang nggak punya malu? Kalah mulu tapi ikutan mulu juga. Hahaha.”
***
Tepat di bulan Juni pula, 3 tahun lalu aku mulai serius nge-blog. Pas awal-awal nge-blog, tujuanku ya simpel, pokoknya sharing apapun yang pernah kualami. Kini, tujuan itu mulai bergeser. Kesibukan menjadi ibu rumah tangga sekaligus menjadi wali kelas 1 SD sangat menyita waktuku. Dalam benakku, pokoknya kalau aku ngeblog harus menghasilkan konten yang berkualitas. Sayang saja kalau sekalinya nge-blog hanya menghasilkan konten yang remeh temeh (versiku).
Dengan keterbatasan waktu yang ada, tujuan nge-blogku berganti menjadi media portofolio. Kujadikan blog ini sebagai mediaku untuk ikut lomba menulis. Baik itu lomba yang diadakan oleh sesama bloger, suatu brand, ataupun dari lembaga pendidikan sampai kementerian. Sesekali dalam sebulan, aku tetap berusaha membuat konten original kok.
Awalnya aku sempat termakan nyinyiran orang, “Blog kamu sekarang isinya kok kebanyakan lomba ya?” Ah, lama-lama aku belajar cuek. Toh yang nyinyir itu nggak bakal ikutan mencukupi keuangan keluargaku juga. Hari gini aku nggak munafik kalau menang lomba hadiahnya bisa kugunakan untuk menambah keuangan keluarga kecilku. Tapi, memang benar, bukan?
Ini kemenanganku yang terakhir. Semoga ada kemenangan lagi setelah ini.
Di sisi lain, dari sering ikut lomba menulis, ada banyak manfaat yang kudapatkan dan ini belum tentu didapatkan oleh orang lain yang belum pernah ikut lomba. Manfaat apa sajakah itu?
- Belajar menerima kekalahan dan sadar bahwa di atas langit masih ada langit.
- Tidak sombong saat memenangkan suatu lomba. Karena belum tentu kalau menang berarti tulisan paling bagus. Aku percaya bahwa faktor X akan mengikuti.
- Selalu berusaha membuat konten yang terbaik dan berkualitas. Dan ini terbawa saat membuat konten yang non lomba. Aku sendiri baru menyadari hal ini beberapa bulan belakangan ini. Benar kata seorang teman bloger, bukan perkara berapa banyak konten yang sudah kita publish, melainkan seberapa berkualitasnya konten yang sudah kita publish? Nggak tahu kenapa, kalimat ini membuatku selalu semangat untuk menghasilkan konten yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembaca blogku. Semoga aku benar-benar istiqomah.
- Muncul sifat pantang menyerah dan selalu mencoba hal baru agar tidak tertinggal dari bloger lain. Belajar, belajar, dan belajar hal baru.
Sebenarnya, manfaat di atas tidak serta merta kudapatkan begitu saja. Melainkan melalui proses yang panjang sekali. Dulu, aku tak seperti yang kuceritakan di atas. Pertama kali ikut lomba, kalah, aku mutung, nggak nulis blog berbulan-bulan. Nah, apa-apaan coba? Mental apaan itu ya? Tapi, itu dulu kok.
Akhirnya jalan pikiranku mulai terbuka semenjak aku sering blog walking dan membaca beberapa tulisan blogger senior. Dari sana kumenemukan beberapa bloger yang kini jadi bloger idolaku. Mereka diantaranya adalah Mbak Haya, Mbak Echa, Mbak Gesi, Mbak Ade Anita, dan Mbak Carra.
Dari tulisan mereka aku belajar arti nge-blog yang sesungguhnya, entah itu dipandang dari sudut apapun tujuan yang diusung oleh masing-masing bloger. Dari mereka pula aku belajar bahwa menghasilkan konten yang berkualitas itu butuh usaha, tenaga, dan waktu yang tak hanya seujung kuku saja kemudian bimsalabim jadi.
Bertanya Kepada Bloger Idola
Setahun terakhir ini aku tak punya malu. Karena bagiku, belajar hal baru jangan hanya berdiam diri dan jangan takut bertanya dengan mereka yang sudah berpengalaman. Aku sering tanya-tanya sama Mbak Echa. Aku sering tanya ke beliau soal edit foto, yang baik seperti apa, menggunakan aplikasi apa, dan alhamdulillah beliau dengan senang hati membagi tip tersebut di blognya.
Pun saat aku nggak paham dan kirim DM ke instagramnya, dengan senang hati beliau membalasnya. Darinya pula aku belajar kalau sebenarnya dengan media yang kita punya, asalkan mau kreatif, kita pasti bisa seperti bloger di luar sana. Bukankah aku termasuk orang yang beruntung dan memang di luar sana pasti banyak orang-orang yang dengan senang hati mau berbagi ilmu yang dimiliki?
"Bertanyapun jangan lupakan adat sopan santun ya?"
Aku sudah buktikan sendiri, kalau ilmu itu sebenarnya ada di mana-mana dan siapapun bisa jadi narasumbernya. Tergantung kita saja mau kreatif, banyak gerak, atau mau menunggu sampai ada durian runtuh dari langit? Yang pasti jangan sampai mengeluh karena keterbatasan media yang kita punya.
Kamera yang terbaik adalah kamera yang kita miliki saat ini. |
Nah, berikut aku akan membagi tata cara membuat konten berkualitas ala bloger idolaku yang tentunya sudah kuinovasi sesuai dengan kebutuhanku ya.
1. Menentukan judul
Aku tipe orang yang saat menulis suatu tema harus menentukan judul yang ciamik terlebih dahulu. Kalau belum ketemu yang pas, aku belum bisa lanjut menuliskan kalimat di paragraf pertama. Tapi, tidak menutup kemungkinan saat draftku sudah kelar, judulku bisa berubah walau satu kata.
Oiya, dari blog walking di blog Mbak Carra, kalau nggak salah ingat nih, judul yang baik untuk suatu postingan itu tidak lebih dari 75 huruf atau karakter. Semoga tidak salah angka ya, pokoknya seingatku 70an huruf. Hayo, berapa huruf judul postingan di blog kamu?
2. Menulikan kalimat utama tiap paragraf di buku agenda
Setelah mendapat judul yang pas, kemudian kutuliskan kalimat utama dari setiap paragraf pertama sampai akhir di buku agendaku. Dulu, aku sering menuliskan ide dan draftku di aplikasi Notepad yang ada di HP. Tapi, kini aku lebih nyaman saat menuliskannya di buku agendaku.
Menurutku, kalau menuliskan ide di buku agenda itu lebih asyik. Salah, tinggal coret. Kurang dikit, atau kelewatan satu kata, tinggal nyelipin di tengah. Kalau nggak muat bisa ditaruh di sebelahnya dengan posisi berlawanan. Pokoknya diselip-selipin deh.
Kalau pakai HP, apakah bisa? Makanya, kalau pas ikut event bloger kan kemudian dapat bingkisan berisi buku agenda tuh, aku senang sekali. Berguna banget bagiku sebagai bloger yang nyaman menuliskan ide di buku agenda.
Berdasarkan penelitian pun, menulis tangan di buku memiliki banyak manfaat, diantaranya:
- Lebih memahami materi yang dicatat.
- Bisa tetap fokus saat menulis dan tidak terganggu saat ada notifikasi pesan seperti saat mencatat dengan HP.
- Tidak akan terhapus tanpa sengaja. Kalau buku agendaku setiap hari ikut aku ke manapun pergi keluar rumah. InsyaAllah akan aman dari jangkauan si kecil.
- Dapat meningkatkan kemampuan kognitif sang penulis.
3. Riset kecil-kecilan
Ini langkah yang wajib banget bagiku. Apalagi kalau apa yang aku tulis adalah suatu hal yang baru. Sumber risetnya bisa dari buku, internet, atau malah dari orang yang bisa diwawancarai.
Jangan dibayangkan kalau riset itu sesuatu yang sangat rumit! Setidaknya kalau sebelum menulis kita niatkan melakukan riset terlebih dahulu, paling tidak saat kita ditanya apalagi dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita tulis itu ada sumber pegangannya dan nggak asal-asalan saja saat menuliskannya.
Jangan dibayangkan kalau riset itu sesuatu yang sangat rumit! Setidaknya kalau sebelum menulis kita niatkan melakukan riset terlebih dahulu, paling tidak saat kita ditanya apalagi dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita tulis itu ada sumber pegangannya dan nggak asal-asalan saja saat menuliskannya.
4. Menentukan antara selesai menulis dahulu atau membuat infografis, edit foto, atau membuat video
Kenapa demikian? Pengalamanku banget ini ya, hihihi, kalau kita menulis, kemudian diselingi edit foto, membuat infografis, yang ada tulisan kita nggak kelar-kelar. Takutnya lagi adalah karena capek edit foto, mood menulis kita jadi hilang. Awalnya alur ceritanya lurus, malah jadi maju mundur cantik. Menurutku ini bahaya banget.
Infografis ini kubuat dengan Canva |
Gambar ini kubuat dari Paint (notebook), kemudian kuedit dengan PicsArt di HP, Canva, kembali ke PicsArt lagi. |
Saranku adalah pilih salah satu mana yang mau didahulukan setelah draft mentahan sudah jadi. Kalau tetap mau mencampur adukkan proses di atas ya monggo tanggung sendiri akibatnya.
Kalau aku lebih memilih menyelesaikan tulisan terlebih dahulu, kemudian baru edit foto dan menambahkan infografis atau video. Kalau kamu, bagaimana?
5. Simpan postingan kita, tutup, endapkan, buka kembali esok hari.
Setelah kita mengolah kalimat utama di setiap paragraf, poin 5 ini jadi proses terakhir tapi sangat-sangat butuh tenaga ekstra. Kalau deadline masih lama, oke ya. Kalau sudah tinggal beberapa menit? Ya, tinggal ke kamar kecil dulu, atau tinggal berdiri sejenak baru kemudian dilanjut.
Saat mulai mengedit postingan kita, aku punya tip dari Mbak Haya yang selama ini manjur banget untukku. Yaitu, baca tulisan kita dengan bersuara. Seakan-akan kita sedang berbicara dengan seseorang yang ada di depan kita. Alhamdulillah, dengan cara seperti ini paling tidak tulisanku lebih enak dibaca daripada sebelum diedit. Coba deh, nanti pasti beda.
Itulah tata cara membuat konten berkualitas ala aku. Semoga bermanfaat ya. Pesanku, bagaimanapun keadaannya, kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk pembaca blog kita. Jangan pernah menyerah dan terus belajar sambil diiringi dengan doa agar apa yang kita lakukan mendapat berkah!
Ingin Punya ASUS VivoBook A407
Aku nggak bisa maido (menyalahkan), kalau orang Jawa bilang. Aku sendiri yang hampir 2 tahun ngeblog dengan media utama HP juga sering merasa lelah. Tapi, mau bagaimana lagi, dapur harus tetap ngebul?
Sudah jadi pilihan hidup, kalau mau tetap eksis di dunia blogging, maka harus mau update kemampuan diri. Sama halnya dengan diriku, mau tetap eksis ya bagaimana caranya memanfaatkan HP yang kumiliki untuk menghasilkan konten yang berkualitas.
Aku sudah pernah menuliskan suka dukanya ngeblog pakai HP. Pun keluhan itu sudah biasa kualami. Kecil lah. Saat ini yang sering kutemui saat nge-blog pakai HP adalah soal loading yang lama.
Aku sering edit video yang berdurasi lebih dari 5 menit pakai Filmora, dan ini prosesnya lama banget. Kemudian saat mengedit foto atau membuat infografis di aplikasi Canva tuh harus sabar banget. Ukurannya kan kecil ya, kalau tak sengaja kena jentikkan jariku, sudah dipastikan bakalan berantakan. Hihihi. Selain itu, pilihan gambar sisipan antara Canva yang di web dan aplikasi mobile pun berbeda. Gemes saja gitu rasanya. Ruang gerakku seperti terbatas. Kalau sampai terpaksa banget, aku ya pakai notebook jadulku yang harus selalu nancap kabel chargernya. Itupun menunggu Kak Ghifa tidur terlebih dahulu. Harus pintar memutar otak deh.
Dengan segala keterbatasan yang ada, wajar bukan kalau aku memimpikan punya media yang mumpuni untuk menunjang kegiatan nge-blogku?
Aku ingin punya ASUS VivoBook A407. Siapa yang tak kenal laptop ASUS ya? Laptop ataupun PC keluaran terbarunya secara umum memiliki keunggulan di beberapa hal, diantaranya:
Selain memiliki 7 keunggulan umum di atas, alasanku memilih ASUS VivoBook A407 yang baru diluncurkan April lalu ini, karena memiliki 3 fitur unik dan lain daripada yang lain. Yaitu:
1. Memiliki fitur fingerprint sensor
Saat deadline di depan mata, tanpa sepengetahuan kita, laptop dibuat mainan si kecil dan teman-temannya, kemudian file kita hilang? Pusing banget ya? Atau foto yang sudah susah payah kita edit juga ikut hilang? Rasanya pasti pengen nangis di pojokan kamar mandi. Tapi, mau marah sama anak juga percuma.Tangan basah pun bisa tetap memindai |
Nah, ASUS VivoBook A407 pilihanku ini hadir dengan sensor sidik jari untuk login cepat dan mudah dengan Windows Hello. Tak usah takut saat buru-buru mau buka file, tapi baru selesai cuci tangan dan tangan basah. Karena dengan fitur ini pemindaian akan tetap cepat dan login pun tak ada masalah. Nggak perlu buat kopi dulu kalau nunggu pemindaian ya.
2. Memiliki prosesor grafis terbaru NVIDIA MX110
Muridku ada yang bernama N'Vidia, dan aku baru tahu arti namanya saat mencari tahu keunggulan dari ASUS VivoBook A407 ini. Pantas saja ayahnya yang jago di bidang IT memilihkan nama NVidia. Karena ada filosofinya kalau komputer atau laptop memiliki profesor tipe ini apalagi seperti ASUS VivoBook A407 ini, RAMnya bisa diupgrade hingga 8GB DDR4 sehingga bisa jadi laptop yang serba guna. Apalagi didukung dengan prosesor Intel® Core™ i3, untuk edit video dengan Windows Movie Maker nggak bakalan ngantuk saat menunggu proses moving.3. Bodi tipis dan ada fitur NanoEdge Display
Seringkali saat ikut event blogger dan mengharuskan bawa laptop, banyak sekali teman-teman bloger yang mengeluhkan laptopnya berat. Kalau aku sendiri misalnya bisa memilih ya maunya laptop yang ringan. Notebookku ini saja sudah 7 tahun jadi beban di pundakku. Kalau nggak terpaksa mending kutinggal di rumah saja, memilih action pakai HP.Bagai tas jinjing, ringan dan ramping bodi ASUS VivoBook A407 |
ASUS VivoBook A407 ini beda, ketebalannya hanya 21,9 milimeter, terus dia juga punya NanoEdge Display dengan bezel layar 7,1 milimeter, yang membuat layar lebih lebar untuk tampilan yang lebih imersif (mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi, sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata-wikipedia.org). Jadi, layarnya lebar tapi tetap nggak berat.
Dengan tiga fitur unik di atas, ASUS VivoBook A407 ini katanya dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp 6.499.000. Sudah nggak kaget deh ya kalau ASUS memang berani bersaing di lapangan. Kalau uangku sudah cukup ya mending milih harga yang standar tapi fitur lengkap. Kemudian ngintip celengan di dalam lemari. Hihihi.
Nah, kalau kamu sekarang lagi cari laptop buat kuliah, kerja, atau buat blogging kayak aku ini, coba deh kalau pas main ke mall lihat-lihat ASUS VivoBook A407 ini. Jadi, dicocokkin gitu apa yang aku share di atas sama aslinya atau tidak? Kalau sesuai terus jatuh cinta ya jangan salahkan aku. Lha aku saja ingin sekali punya ASUS VivaBook A407 ini. Biar nge-lomba blognya makin banyak menang daripada kalahnya. Upsss!
Wah mupeng sama si vivo ini, bodynya menggoda ih :)
BalasHapuslha, ibu2 cocok banget pake laptop ini.. :)
BalasHapusapalagi rumah tangga..
saya juga baru belajar pake canva bunda, berhubung koneksi internetnya yang juga baik.. plus sudah 10 taon main potosop, paling banter nge-crop poto wkwkwkw
Produknya asus ini memang keren deh ya... Aku juga termasuk yang ausah menentukan judul nih... Makasih sharingnya ya bu ika 😊
BalasHapusTrims Ika..tips nulisnya keren...aku ikut nyatet ah, biar bisa nulis keren seperti Ika.. Oya, semoga sukses ya..*psst, akupun mupeng dgn produk Asus ini..Asusku dah jadul sih..hehe..
BalasHapusAkupun lbh suka menuliskan ide2, draft ato apapun berkaitan blog di agenda mba. Ntah napa lbh cepet, daripada di hp, aku ga sukanya, krn jempolku sering salah tekan huruf hihihi.. Makanya lbh enak ditulis aja. Itu kenapa stiap traveling aku pasti bawa agenda utk nulis poin2 yg mau ditulis di blog nantinya.
BalasHapusGa ada yg salah kok kalo blog seseorang itu isinya lomba semua. Aku termasuk suka baca postingan yg diikutkan lomba. Soalnya kadang jd tau ttg produk yg ditulis.. :). Apalagi kalo cara menuliskannya bagus, jelas, runut.. Enak jadinya pas dibaca
Wah, keren tipsnya..noted bgt nih MB.aku suka bingung nentuin judul
BalasHapusWah masih perlu byk beljar kayak mba ika nih sukses y mba lombanya. Semoga menang terusss
BalasHapusWuaa perjuangan seorang pemenang itu emang sebanding ya ama juara yang didapatkan. Mba Diyanika juga idolaku soalnya sering menang lomba, tulisan mba Ika juga akeh berkualitase dan nggak mboseni.
BalasHapusAku banget tuh kalo ada ide enakeun nulis di buku, kesannya jadul ya tp emang nyamannya gtu. Btw tfs buat tipsnya ya cikgu aku nih udah lamaa bgt ga ikutan lomba soalnya kelamaan mutung ya
BalasHapusWah, selamat ya mbak sering banget jadi juara lomba blog. Tipsnya juga bermanfaat banget ini. Nice sharing mbak Ika.
BalasHapusAku belajar pake canva belum sukses nih, gaptek juga hahaha. Ika kreatif dan pantas jadi juara krn telaten ikut lomba
BalasHapusAh aku pun mupeng lihat produk baru Asus, apalagi spec bagus kayak ini.
Tips bloggingnya membantu sekali mba. Semoga bisa dapet laptop impiannya ya. Biar ga pegek kalau dibawa kemana2.
BalasHapuswah itu infografisnya keren banget euy. aku juga pengen banget bisa menang lomba. tapi kadang suka keder duluan kalau lihat tulisan peserta
BalasHapusItu alesan judul terbatas di 70 karakter karena alesan SEO mba, Google akan otomatis memotong judul yang lebih dari itu. Nah, biar optimal, jadi sebaiknya dipadatkan ke 70 karakter :)
BalasHapusTips nya bagus mba ika,saya tipe yg nyambi antara edit sm nulis jd emang kelarnya lama,saya mau coba tipsnya,ngedit dulu atau nulis duluan.
BalasHapusBlogger favoritku juga Mbak Carraaa.. Keren tipsnya mba.. Apapun yang terjadi ngeblog aja terus.. Semakin sering nulis, semakin terlatih toh.. Salam kenal mba :)
BalasHapus