“Anakku ini pernah kena radang paru-paru, Mbak. Dari kelas 3 SD sampai kelas 3 SMP minum obat terus. Setiap bulan kontrol ke dokter. Tapi, saat ini sudah lebih baik keadaannya.” Begitu cerita seorang ibu yang pernah kutemui tahun lalu, di klinik saat antre menebus obat Kak Ghifa yang terkena tifus.
Masih menurut cerita ibu itu, sakit yang menimpa anaknya bermula dari batuk yang tidak kunjung sembuh. Beliau juga menambahkan kalau radang paru-paru itu diperparah dengan kebiasaan ayahnya yang perokok berat dan penggunaan obat nyamuk bakar di rumah.
Batuk yang sembuh dalam kurun waktu lama, orang rumah ada yang merokok, penggunaan obat nyamuk bakar, kok sama dengan keadaan Kak Ghifa dan lingkunganku? Berangkat dari kesamaan itulah, aku jadi waspada setiap kali anakku batuk. Si kecil mana yang tidak pernah batuk? Kak Ghifa pernah lho sebulan bolak-balik ke tenaga medis karena batuk, pilek dan demam.
Batuk, pilek dan demam seperti sudah menjadi sakit langganan bagi si kecil. Aku juga jadi punya jurus andalan untuk menghadapinya. Setiap kali tanda-tanda mulai tampak, aku langsung membuat 'ramuan' yang terdiri dari parutan bawang merah, minyak telon, dan air jeruk nipis (optional). Ramuan itu kubalurkan ke dada, perut, punggung, ketiak, belakang telinga, dan telapak kaki. Kalau hanya batuk biasa, tidak ada 3 hari insya Allah sudah membaik. Kalau lebih dari 3 hari, langsung kularikan ke tenaga medis. Pokoknya kalau pas anakku batuk, pilek dan demam, sinyal kewaspadaanku langsung full mengingat cerita ibu di atas.
Itulah sekilas pemahamanku tentang radang paru-paru dan kewaspadaanku. Sampai akhirnya saat kulihat siaran ulang talkshow di #RuangPublikKBR yang bertemakan Mengenal dan Mencegah Pneumonia pada Anak, Kamis (13/12/2018) lalu. Oiya, KBR ini sering banget mengulas materi parenting dan kesehatan lho. Terakhir juga membahas tentang kebiasaan anak main gadget yang harus dikurangi. Kapan-kapan aku akan mengulasnya juga. Insya Allah.
Balik lagi ke talkshow ya.
Menurut dr. Madeleine, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Namun, seringnya diakibatkan oleh virus dan bakteri. Beliau menuturkan bahwa orang awam sering menyebut kalau pneumonia adalah radang paru-paru. Ada juga yang menyebutnya itu paru-paru basah. Semua betul, tapi kalau secara medis sebutannya adalah pneumonia.
Itulah sekilas pemahamanku tentang radang paru-paru dan kewaspadaanku. Sampai akhirnya saat kulihat siaran ulang talkshow di #RuangPublikKBR yang bertemakan Mengenal dan Mencegah Pneumonia pada Anak, Kamis (13/12/2018) lalu. Oiya, KBR ini sering banget mengulas materi parenting dan kesehatan lho. Terakhir juga membahas tentang kebiasaan anak main gadget yang harus dikurangi. Kapan-kapan aku akan mengulasnya juga. Insya Allah.
Narasumber di talkshow tentang pneumonia |
Balik lagi ke talkshow ya.
Menurut dr. Madeleine, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Namun, seringnya diakibatkan oleh virus dan bakteri. Beliau menuturkan bahwa orang awam sering menyebut kalau pneumonia adalah radang paru-paru. Ada juga yang menyebutnya itu paru-paru basah. Semua betul, tapi kalau secara medis sebutannya adalah pneumonia.
Sepanjang melihat tayangan talkshow di layar smartphoneku, ada rasa was-was tapi penasaran juga, sebenarnya pneumonia ini benar-benar bisa sembuh nggak sih? Teryata, pneumonia ini bisa dideteksi sedini mungkin, bisa dicegah dan tentunya bisa sembuh secara total. Nah, kira-kira bagaimanakah caranya? Aku rangkumkan di bawah ini.
Di atas aku sudah singgung tentang batuk, pilek dan demam. Sebenarnya, tiga gejala itu pulalah yang mengawali munculnya pneumonia dalam tubuh si kecil. Makanya, kalau si kecil kok batuk, pilek dan demam jangan diremehkan. Ah, cuma gitu doang. Jangan!
Kapan kita harus waspada agar tahu itu sakit biasa atau pneumonia? Bedanya dengan batuk biasa, apabila itu pneumonia, maka semakin hari (seminggu lebih) batuk akan semakin parah, terjadi sesak napas dan tampak ada cekungan yang dalam saat menarik napas.
Kapan kita harus waspada agar tahu itu sakit biasa atau pneumonia? Bedanya dengan batuk biasa, apabila itu pneumonia, maka semakin hari (seminggu lebih) batuk akan semakin parah, terjadi sesak napas dan tampak ada cekungan yang dalam saat menarik napas.
Duh, aku ngebayanginnya kok jadi nyesek sendiri. Apalagi kalau terjadi pada anak-anak. Betapa kasihan sekali mereka.
Sedihnya lagi, menurut data Kemenkes, pneumonia ini adalah pembunuh kedua anak-anak di bawah lima tahun. Kebanyakan, penyebab pneumonia itu diakibatkan oleh kebiasaan yang tidak baik dari orangtua dan lingkungan yang tidak sehat.
Dalam satu menit, ada dua anak meninggal karena pneumonia.
Ngeri kan baca temuan di atas? Yuk, kita jadi salah satu orang yang sadar akan bahaya pneumonia ini!
Apalagi pneumonia ini adalah penyakit menular. Salah stau cara penularannya adalah lewat batuk. Siapapun juga bisa kena pneumonia, baik tua, muda, balita dan bayi. Oleh karena itu, kita harus tahu betul cara pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit pneumonia.
Suasana talkshow |
Narasumber lain, yaitu Salita Patta Sumbung, ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children mengungkapkan bahwa kita harus tahu betul bagaimana caranya untuk mencegah pneumonia ini. Caranya sebenarnya mudah, tapi karena mudah banyak yang menyepelekan atau tidak menjadikannya suatu kebiasaan yang harus dilakukan. Diantaranya adalah dengan cara:
- Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan memberikan MPASI yang tidak hanya enak akan tetapi juga nilai gizinya tercukupi.
- Memberikan imunisasi dasar secara lengkap kepada si kecil. Syukur-syukur diberikan imunisasi tambahan yang kini juga sudah banyak yang di-cover oleh negara dan harganya sudah terjangkau.
- Menciptakan lingkungan hidup yang bersih dari asap rokok. Makanya, kalau #RokokHarusMahal aku setuju banget.
- Menyediakan air bersih, baik untuk mandi, makan, dan minum.
- Membiasakan diri untuk selalu cuci tangan pakai sabun di 5 waktu kritis, yaitu sebelum membuat makanan, sebelum menyuapi si kecil, setelah BAB, setelah menceboki anak, dan sebelum menyusui.
Dari kelima cara di atas, mudah bukan kita terapkan? Poin 1 dan 2 itu membutuhkan peran dan kesadaran penuh kita sebagai seorang ibu. Poin yang lain pun butuh peran kita-ibu, tapi butuh peran dari lingkungan juga.
Pembawa acara dan narasumber |
Di talkshow itu ada beberapa pertanyaan yang kira-kira seperti ini,
Kalau kita sering pakai kipas angin, AC atau keluar malam, apakah bisa kena pneumonia?
Kira-kira, bagaimana jawaban dokter? Bisakah? Hayo, aku juga pakai kipas angin nih setiap kali tidur siang ataupun malam.
Ternyata secara langsung tidak. Akan tetapi kalau kipas angin dan AC kotor, jarang dibersihkan tentu akan mengandung banyak virus dan bakteri. Takutnya, salah satu virus atau bakteri itu adalah pemicu pneumonia. Tentang keluar malam kalau di jalanan tidak pakai masker, sering kena debu, ini mengarah ke virus dan bakteri itu lagi. Jadi, semua kembali ke pola hidup yang bersih dan sehat.
Nah, itulah rangkuman tentang pneumonia yang kudapat dari talkshow KBR. Semoga bermanfaat dan apabila dilingkungan sekitar kita ada balita atau orang yang memiliki sakit dengan ciri-ciri batuk dan demam tak kunjung sembuh, nafas makin sesak, ingatkanlah! Semoga keluarga kita selalu diberikan kesehatan ya.
Sebetulnya penyakit pneumonia ataupun yg lain bisa dicegah ya mbak. Tergantung orang tua mau peduli akan kesehatannya atau enggak. Semoga makin banyak yg aware & baca tulisan mbak Ika ya..
BalasHapusKami selalu pakai kipas tiap malam. Soalnya meski di kampung anak saya nih keringatan terus dan gak bisa nyenyak tidur kalau gerah dikit saja. Saya pun berusaha selalu rutin membersihkan kipas angin juga ruangan. Semoga menghindarkan kita dari penyakit ya. Amin...
BalasHapusHuhuhuhu iyaa..yang rokok itu ngegemesin banget. Kapan hari saya naik kapal Ferry saat nyebrang dari Sumbawa ke Lombok. Di dalam ruangan ber-AC itu ada sebaris orang-orang ngerokok. Ruangan ber-AC lho, pantas rasanya gak nyaman banget. Langsung saya marahin deh mereka, suruh ngerokok di luar. Kebayang satu ruangan itu ada berapa banyak anak bayi..hiks.
BalasHapusBun...matur suwun infonya, kata bapakuu waktu aku kecil kena paru paru basah...jadi gak bisa gemuk...Alhmdulillah Dirga Asi sejak baby sampai gede hihi...semoga sehat selalu, aamiin
BalasHapusemang lerlu diwaspadai ya mbak anak anak sakit ini. Anak aku sendiri pernah sesak nafas dan didiagnosa asma. Padahal aku dan suami gak ada yang asma. Akhirnya cari cari dokter lain buat penyembuhan. Alhamdulillah ada jawaban. Jadi emang gak boleh menyepelekan apapun kondisi anak deh menurut aku. 😣
BalasHapusSedih bgt pastinya kalo anak kena pneumonia
BalasHapusGimana pun harus dibiasakan gaya hidup sehat dan lingkungan juga bersih ya
BalasHapusSalsa pernah batuk pilek sampe sesek banget kelihatannya kalo mau napas. Demam juga. Pas dibawa ke RS dokter khawatir ada masalah paru-paru. Aku sdh waswas takut Pneumonia. Alhamdulillah bukan. Meskipun sembuhnya agak lama.
BalasHapusNamanya anak-anak kalo sakit tuh kita sbg orang ngeri ya Mba, imunitasnya blm spt orang dewasa. Semoga anak2 kita sehat selalu
Buat orang tua jadi harus rajin-rajin ya bersihin AC, Kipas Angin, rumah dsb. Debu-debu dan semuanya bisa jadi gak hanya menyebabkan Penumonia aja, tapi juga penyakit lainnya. Semoga sehat selalu ya mbak buat si kecil juga
BalasHapusDuh harus lebih waspada ni say tentang gejala pneumonia ini terima kasih informasinya ya
BalasHapusWah info penting banget nih. Aku share ke kakak ya yg punya anak usia 2 tahun
BalasHapusHarus waspada banget yaa, hiks. Ternyata pneumonia mengintai anak2, makasih info nya
BalasHapustengkyu sharingnya ya ika, jadi ibu itu harus belajar banyak hal
BalasHapusIya, sebagai orang tua, memang kudu banget lebih jeli dan ketat dalam menjaga dan meningkatkan kewaspadaan, ya, Mba. Berbagai penyakit kini semakin mengintai dan siap menerkam si buah hati juga kita semua.
BalasHapusNice share, thanks, Mba.