Hai, Bu, apa kabar?
Saat membaca tulisanku ini, anak-anak sedang apa? Apakah sedang PJJ dan asyik dengan gadgetnya? Atau justru anak-anak sedang main di luar bersama teman-temannya (murid-muridku banyak yang seperti ini, mancing, mandi di kali, main layang-layang, petak umpet, dsb)? Mungkin ada juga yang sedang les privat di tempat bimbel, padahal lagi pandemi gini?
Sebagai guru SD yang mengajar di kampung, aku banyak sekali mendapat keluhan dan curhatan dari orangtua murid ataupun tetangga selama PJJ berlangsung ini lho, Bu. Apakah ada salah satu keluhan yang Ibu alami juga?
“Anak malas, Bu, kalau belajar sama orangtuanya. Kapan to, Bu, sekolahnya berangkat lagi?”
“Kalau bangun siang-siang, Bu, kalau diminta mengerjakan tugas malah kabur, main.”
“Saya tidak paham, Bu, sama pelajarannya. Wong saya tidak lulus SD.”
“Gurunya tidak mau menerangkan dulu, langsung ngasih tugas begitu saja di WA. Anaknya, ya, ngamuk, nggak paham apa-apa langsung diminta mengerjakan tugas dua lembar LKS, Mbak.”
Tentu, alasan di atas hanya sebagian saja. Kalau dibuat list pasti tidak cukup satu halaman kertas.
Selain sebagai guru SD, selaku orangtua yang punya anak sekolah juga, pun merasakan yang namanya PJJ, kalau ada yang berkeluh kesah seperti di atas, aku hanya bisa kembalikan semua kepada pola asuh dan didik kita ke anak.
Memang, semua rasanya terasa lebih berat jika dibandingkan saat anak-anak belajar di sekolah. Akan tetapi, ini semua terjadi pada semua orang. Justru selama PJJ ini aku malah lebih mengenal hubunganku dan anakku. Seperti bisa mengoreksi diri sendiri, seberapa jauh aku mengenal anakku dan sudah tepatkah caraku mendidiknya?
Selain itu, aku sebagai guru juga tidak munafik dan tidak menutupi, kalau di luar sana, teman-teman sejawatku tidak semua bisa melaksanakan PJJ ini dengan maksimal. Seperti yang dikeluhkan banyak orangtua, ada oknum guru yang hanya memberikan tugas dan tugas tanpa ada inisiatif membuat inovasi PJJ agar lebih menyenangkan bagi anak.
Toh, kenyataannya, kalau kamu pernah membaca tulisanku dengan judul ini Aku Memilih Anakku Tidak Ke Sekolah Selama Pandemi, aku pun mengalami kekecewaan terhadap guru anakku. Kembali lagi, terus mau bagaimana lagi? Mau menyalahkan gurunya? Aku ini juga guru. Endingnya, ya, aku yang harus cari solusinya sendiri.
Setiap kali ada wali murid yang mengeluhkan soal PJJ, salah satunya tentang penguasaan materi anaknya, aku hanya bisa memberi solusi, “Keadaan seperti ini, kita memang harus proaktif dan mau lebih meluangkan waktu mendampingi anak-anak.”
Jawaban mereka kebanyakan begini, “Aku kerja, Mbak, pulang sore, dan bla bla bla.... Kalau malam aku sudah capek. Bla bla bla ....”
Ehm...
“Ya sudah, kalau begitu, jangan hanya njagake (mengandalkan) sekolah (guru) saja. Di les-ke wae.”
“Pandemi gini, Mbak, aku ya was was. Kalau les privat yang datang ke rumah, ya, mahal.”
Hihihi. Kebanyakan alasan nggak sih kalau ada orangtua yang demikian? Bisa jadi sih, iya. Tapi, kita kerja untuk siapa sih, kalau bukan untuk anak? Aku sering jengkel sendiri kalau ada yang berkeluh kesah, kemudian diberi solusi malah dibalikin lagi solusinya.
Kalau aku, melihat situasi seperti saat ini, belum menentu pula kapan anak akan kembali ke sekolah, selain mendapat (materi pembelajaran) dari guru, juga les di luar. Tak perlu yang harus datang langsung ke bimbel, wong ya sekarang ada ruangbelajar dari Ruangguru. Hari gini, siapa yang tidak kenal Ruangguru? Anak mana pula yang tidak suka pegang gadget untuk belajar?
Ruangguru, sering lihat di mana? Ya, di TV, apalagi saat tahun ajaran baru atau awal semester. Bahkan, ada di beberapa channel TV, ya. Promosinya keren banget pokoknya. Akan tetapi, aku sendiri juga penggunanya, kok. Baik sebagai guru maupun sebagai murid sesuai kelas yang aku mampu. Tak kupungkiri kalau di ruangbelajar milik Ruangguru ini aku dapat banyak referensi pembelajaran yang bisa kuaplikasikan kepada muridku. Jujur, aku sebagai guru senang belajar di ruangbelajar, apalagi anak-anak? Apa keunggulan dari ruangbelajar yang bisa didapatkan?
Sebelumnya, ruangbelajar ini adalah salah satu produk dari Ruangguru. Ruangbelajar itu:
- Tidak hanya bisa diakses lewat HP saja, ruangbelajar juga bisa di akses di laptop.
- Tempatnya belajar online terlengkap; materinya sesuai kurikulum, ada ribuan video pembelajaran yang pakai animasi, kemudian rangkuman dengan infografis yang membuat kita makin mudah paham.
- Paling ngerti kita, apa yang kita pahami, maka pengalaman belajar itu akan mengarahkan materi selanjutnya sesuai yang telah kita pahami.
- Ada latihan ribuan soal dan pembahasan.
- Bisa diakses secara offline, karena materi bisa didownload.
- Ada Ruangguru adventure dan teman belajar, seperti game, jadi anak-anak bisa makin semangat belajar karena merasa tidak bosan.
- Orangtua bisa memantau rapor anak selama mengakses ruangbelajar.
Setidaknya, itulah tujuh keunggulan dari ruangbelajar. Terpenting, di masa pandemi ini anak-anak tidak perlu keluar rumah untuk les. Karena cukup modal gadget, di rumah saja pun bisa tetap belajar.
Mumpung ini masih awal tahun ajaran baru dan masih ada promo juga potongan 60%, langkah yang tepat kalau kita sebagai orangtua memilihkan ruangbelajar dari Ruangguru ini sebagai teman belajar anak-anak selama PJJ. Dicoba dulu satu bulan, kalau ada progres yang baik, cus langganan satu tahun, lebih murah. Tapi, kalau aku sih mending langsung ambil yang satu tahun, murah banget.
Pembelajaran daring seperti ini yang berperan penting memang orang tua, hemm tapi beban berat untuk yang sibuk bekerja dengan adanya ruang guru bisa membantu banget nih.
BalasHapus