jateng.suara.com |
“Di rumah, di sekolah, tak tek tak tek!” gumam teman sejawatku.
“Hehehe... Yo maklum, nembe musim.” Ujarku.
“Selot suwe risih, Mbak.”
Aku hanya nyengir.
Tak lama, ibu kepala sekolah masuk ruang guru.
“Bapak Ibu, tolong yang mainan lato-lato disita saja. Nanti kalau pulang baru dikembalikan. Berisik sekali.”
“Penjual e ki kok yo pinter banget. Ada-ada saja yang dijual.” Celetuk teman sejawat yang lain.
“Mereka yang dicari mana yang laris dan untung.” Jawabku.
***
Kupencet bel masuk setelah istirahat pertama. Dari dalam ruang guru kupandangi muridku yang sedang berbaris di depan kelas. Ada beberapa murid yang masih asyik main lato-lato.
“Woy, dilihatin Bu Ika itu lho. Cepet baris!”
Murid yang diperingatkan temannya memandang ke arahku dan ngacir segera berbaris di bagian belakang.
Aku segera ke kelas. Saat sampai di tengah pintu, kudengar, tak tek tak tek tak tek. Aku hanya diam di tempat sambil menatap tajam ke arah muridku yang bermain lato-lato.
“Bu Ika diam, kalian nggak paham. Kalau Bu Ika ngomel, kamu bilang galak.”
Suara lato-lato langsung lenyap.
“Bu Ika tidak mau tahu alasan kamu, tapi selama di dalam kelas, apalagi saat pembelajaran berlangsung, dilarang bermain lato-lato. Kalau ada yang berani memainkan lato-lato, akan Bu Ika sita. Silakan ambil lato-latomu saat pulang sekolah tiba.”
Mereka diam. Ada yang segera memasukkan lato-latonya ke dalam tas.
“Silakan kalau mau main saat jam istirahat saja. Bu Ika tidak melarang. Asalkan tetap hati-hati. Apa, ya, sopan, saat Bu Ika sedang semangat-semangatnya menjelaskan, eh, kamu malah mainan? Adakah pertanyaan? Atau ada yang mau berpendapat lain?”
Tak ada jawaban.
“Kalau tidak ada, berarti kalian sepakat?”
“Sepakat!”
“OK.”
***
Semenjak kesepakatan itu dibuat, tak ada satupun muridku yang bermain lato-lato saat di dalam kelas atau saat pembelajaran berlangsung. Kelasku aman dari suara tak tek tak tek.
Kalau di luar kelas, monggo. Itu kan hak mereka untuk bermain. Bukankah anak SD memang waktunya untuk bermain? Apalagi anak-anak laki-laki, ingin main terus. Karena memang otaknya yang dominan memang bagian main mulu. Bermain adalah proses berpikirnya.
Aku bisa bicara seperti itu karena anakku juga laki-laki. Kalau di rumah pun ada saja yang dilakukan. Lima belas menit main lato-lato, kemudian motong-motong kardus untuk dibuat kapal, saat ini lagi demam bikin reog dari kardus. Ya, silakan.
Oleh karena itu, aku tidak pernah geram kalau ada muridku yang main lato-lato. Asalkan tidak saat di dalam kelas atau pas proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sebenarnya nge-tes muridku, apakah mereka disiplin dan tanggung jawab atas kesepakatan yang telah kami sepakati bersama.
Alhamdulillah, dengan mengikutsertakan mereka untuk membuat aturan, tak ada teriakan kesalku karena demam lato-lato.
Lato-lato ini emang lagi happening banget ya Bu Guru. Anak-anak mah santuy ya. Tapi salut karena murid-murid Bu Ika patuh dan komit terhadap kesepakatan ya. :)
BalasHapusAh iya emang Mba, kayanya Lato-lato ini lagi ngehits banget ya. Saya sih nggak larang anak buat main lato-lato tapi kadang khawatir kena tangan atau kepala aja. Sisi positifnya mengalihkan dari gadget dengan permainan ini
BalasHapusTips yang bagus agar anak tetap bisa bermain tanpa harus membebani orang lain dengan kebisingannya. Lagipula latto" ini bikin anak jd nggak kecanduan gadget lagi, mereka bisa lebih bisa bermain bersama dengan adanya lato" ini
BalasHapusTak tek tak tek tak tek ...di jalanan ada saja yang bunyi tak tek. Tapi kall ngga ada bunyinya, apa iya laku dijual ya? Ga da seru-serunya ya Bu? Saya juga sedang belajar memahami baby boy saya yang keliling maiiiin terus he he
BalasHapussetuju, mbak. kalau pas jam pelajaran main lato-lato ya namanya mengganggu semua yang lagi belajar yaa. ini di kantorku juga ada yang kalau lagi bosan main lato-lato hihi untung nggak sampai kena teguran
BalasHapusLato-lato emang lagi viral banget ya...! dimana-mana anak-anak pasti megang lato-lato. Kalo aku sih juga gak terlalu masalah kalo anak main lato-lato tapi aku selalu mengingatkan mereka supaya hati-hati karena aku liat lato-lato itu benda keras yang bila ceroboh maka bisa membahayakan
BalasHapusSempat nyoba main lato-lato sampai hampir bisa tapi kemudian bosan sendiri dan gak lanjut lagi, hihihi...
BalasHapusDi sekolah anakku, tidak boleh membawa mainan apa pun. Cuma buku cerita yang boleh dibawa. Kalau istirahat, anak-anak tdk kekurangan ide utk bermain bersama.
BalasHapusAnak saya dari enam bulan sudah dikenalkan lato-lato, alhamdulillah aman belum memakan korban.
BalasHapus